5 Fakta di balik pencabutan subsidi listrik 23 juta pelanggan
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bakal mencabut subsidi listrik 23 juta rumah tangga pada tahun depan. PLN meminta 23 juta rumah tangga beralih ke listrik non subsidi seperti 1.300 volt ampere (VA).
Manajer Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan rumah tangga pengguna 450 VA dan 900 VA mencapai 47,7 juta rumah tangga. Dari jumlah itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebut 24,7 juta rumah tangga yang layak mendapatkan subsidi listrik.
"Sebanyak 23 juta subsidinya akan dicabut dan diimbau untuk beralih ke 1.300 VA," ujar dia di Jakarta.
General Manager PT PLN (Pesero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Syamsul Huda menyebut, pemerintah masih memberi subsidi listrik pada 22 juta pelanggan dengan daya sebesar 450 volt ampere (VA). Dengan adanya subsidi, rata-rata pelanggan hanya membayar Rp 36.000 per bulan, di mana tarif per KWH sebesar Rp 416.
"Konsumen 450 VA rata-rata menggunakan 86 Kwh per bulan. Tarifnya hanya Rp 416 per Kwh. Jumlah pemakainya 22 juta pelanggan," ujar Syamsul di Kepulauan Seribu.
Golongan listrik bersubsidi lainnya adalah yang mempunyai daya 900 VA. Untuk golongan ini, konsumen cuma dibebankan biaya Rp 124 per KWH-nya.
"Untuk 900 VA rata-rata 124 Kwh harganya 585 per Kwh. Pembayarannya rata-rata Rp 73.000 per bulan, lalu jumlah pelanggan 22,3 juta orang," tuturnya.
Atas langkah ini, merdeka.com mencatat sejumlah fakta di balik pencabutan subsidi 23 juta pelanggan tersebut. Berikut rangkumannya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca SelengkapnyaTagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaCara mengurangi pengeluaran bulanan bisa dimulai dengan menghemat pemakaian energi listrik. Ini tipsnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PLN menggelar promo tambah daya listrik lewat program Semarak Awal Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDana ini disalurkan kepada masyarakat melalui perbankan dengan bunga yang telah ditentukan pemerintah maksimum sebesar 5 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.
Baca SelengkapnyaDarmawan memastikan kesiapan PLN untuk menghadirkan listrik yang tetap andal dan terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengalokasikan secara total subsidi energi sebesar Rp444,2 triliun untuk tahun 2024.
Baca Selengkapnya