Jenderal Polri Ini Teramat Jujur, Toko Sang Istri Sampai Ditutup karena Takut KKN
Merdeka.com - Kisah polisi teladan yang satu ini memang tak bisa lepas dari ingatan dan hati masyarakat. Siapa lagi kalau bukan mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn.) Hoegeng Imam Santosa yang dikenal tegas tak manfaatkan jabatan.
Meski di bawah panji rezim otoriter, Hoegeng pun tetap berpendirian teguh sesuai prinsipnya. Bergelimang harta dengan karier moncer justru membuatnya takut terbelit kemudahan hidup.
Melalui pemikirannya itu, seluruh anggota keluarga sang Jenderal juga terkena imbasnya. Istri dan anak-anak Hoegeng justru hidup pas-pasan.
Berikut ulasan selengkapnya.
Hidup Sederhana, Tak Ada Barang Mewah
Salah satu saksi kunci keteladanan Hoegeng adalah sang istri, Meriyati Roeslani atau yang biasa disapa Merry Hoegeng. Sosoknya yang penuh inspiratif tak lain terilhami dari kepribadian sang suami tercinta.
Tak Terima Suap
Merry masih mengenang kejujuran suaminya. Salah satu yang ia kenang saat seorang wanita pelaku penyelundupan memberi barang, agar kasusnya tak dilanjutkan. Namun Hoegeng dan Merry memutuskan untuk mengembalikan barang itu.
"Ketika saya pulang ke rumah maka sebuah peti besar dari kayu dibuka. Hadiah-hadiah itu banyak sekali, antara lain, alat-alat mesin cuci listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan pakaian mahal dan banyak lagi," kata Hoegeng saat itu.
©2013 Merdeka.com
Tak Ada Barang Mewah
Menjabat Kapolri tak lantas membuatnya tidur beralaskan emas. Rumah tak dipenuhi barang mewah.
Sebagai istri seorang perwira polisi, Merry juga tak menuntut apa-apa dari sang suami. Merry tetap mendukung Hoegeng untuk terus bersikap jujur meski harus hidup pas-pasan.
Larang Anak Masuk Akpol
Tak hanya sang istri, anak Hoegeng pun juga turut mendapatkan pelajaran. Saat masih menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng bahkan sampai melarang anaknya untuk masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol).
Sang anak, Aditya sempat marah. Tetapi, kemudian ia paham maksud baik dari ayahnya.
"Jadi tidak sama sekali. Saya kecewa sekali tapi saya bisa mengerti. Saya enggak pernah merasa anak pejabat," kata Aditya.
Pilih Anak Bekerja di Bengkel
Aditya pun justru mendapatkan restu dari sang ayah untuk tetap bekerja di sebuah bengkel dan toko suku cadang milik Henky Irawan (pembalap ternama kala itu). Aditya tak malu lantaran pekerjaan itu halal.
"Bapak tak melarang saya bekerja di mana pun. Beliau hanya berpesan, dimana pun dan apa pun posisimu, bekerjalah dengan benar," katanya menirukan sang ayah.
Perintahkan Istri Tutup Toko
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Merry membuka toko bunga. Kala itu, toko miliknya terbilang laris dan terus berkembang.
Sehari sebelum Hoegeng akan dilantik menjadi Kepala Jawatan Imigrasi tahun 1960, Hoegeng meminta Merry menutup toko. Ia menyebut, pekerjaannya kala itu rentan berurusan dengan toko milik sang istri.
©2013 merdeka.com/arie basuki
"Nanti semua orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang pada toko kembang ibu, dan ini tidak adil untuk toko-toko kembang lainnya," jelas Hoegeng.
Merry paham maksud permintaan Hoegeng. Dia rela menutup toko bunga yang sudah maju dan besar itu.
"Bapak tak ingin orang-orang beli bunga di toko itu karena jabatan bapak," kata Merry.
Tak Perkaya Diri & Tak Ambil Kemudahan
Sejak awal kemerdekaan, jawatan imigrasi dikenal sebagai sarang korupsi dan penyelundupan. Namun, ia justru tak pernah memanfaatkan jabatannya untuk mengeruk kekayaan. Padahal imigrasi dikenal sebagai sasaran empuk untuk memperkaya diri.
Sebagai kepala jawatan Imigrasi, Hoegeng masih tetap mengenakan seragam polisi. Dia hanya mau mengambil gajinya dari kepolisian.
Setelah bertugas di luar Polri selama enam tahun, Hoegeng kembali ke Korps Bhayangkara. Ia lantas menjabat Wakapolri. Tahun 1968, Hoegeng dilantik menjadi Kapolri.
(mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAnak para jenderal TNI-Polri yang ikut jejak sang ayah menjadi abdi negara.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Jenderal Polri blak-blakan ungkap anaknya tak lulus masuk Akpol.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal bintang dua Polri itu kedapatan bersedekah kepada sosok tak terduga di jalanan.
Baca SelengkapnyaSeorang jenderal TNI kaget melihat anggota Polisi asal Papua yang hanya bertinggi badan 149 cm, bisa masuk karena setia terhadap NKRI.
Baca SelengkapnyaTercatat sejak 19-23 Januari 2024, teror KKB menyebabkan satu anggota Polri meninggal dunia, 4 KKB meninggal dunia, dan 3 KKB luka tembak.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok teman satu angkatan Panglima TNI sekaligus sebagai lulusan terbaik Akmil.
Baca SelengkapnyaMereka menjadi lulusan terbaik di angkatannya masing-masing.
Baca SelengkapnyaSosok jenderal bintang dua Polri tampil di atas panggung. Tak sendirian, dia turut mengajak seorang WNA dan taruna.
Baca Selengkapnya