Merdeka.com - Delegasi Indonesia kembali mencuri perhatian dalam sidang PBB baru-baru ini. Silvany Austin Pasaribu, diplomat wanita yang mewakili Indonesia berhasil menjadi perhatian setiap perwakilan negara yang hadir dalam sidang PBB kemarin.
Dengan sikap tegasnya, Silvany menggunakan kesempatan hak jawab Indonesia atas pernyataan yang dikeluarkan oleh Vanuatu.
Hal ini berkaitan dengan permasalahan Papua. Menurut diplomat wanita asal Indonesia ini, Vanuatu bersikap bodoh dengan ikut campur mengenai persoalan Papua. Jawaban yang dilontarkan oleh Silvany sukses membungkam perwakilan dari Vanuatu.
Penasaran dengan aksi Silvany Austin Pasaribu perwakilan Indonesia yang 'ngamuk' di sidang PBB? Melansir dari akun YouTube Puspen TNI, Selasa (29/9/2020), simak ulasan informasinya berikut ini.
Dalam sidang PBB yang baru-baru dilaksanakan, diplomat perwakilan Indonesia Silvany Austin Pasaribu dengan tegas membungkam Vanuatu terkait Papua. Menurutnya, Vanuatu tidak mengerti sama sekali mengenai prinsip dasar PBB. Di mana seharusnya mereka menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
"Yang Mulia, dalam kesempatan ini saya menggunakan hak jawab Indonesia terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh negara Vanuatu. Sangatlah memalukan, negara yang satu ini terus menerus dan berlebihan berkomentar tentang bagaimana Indonesia harus bersikap tentang urusan dalam negerinya. Saya bingung, bagaimana bisa sebuah negara ingin mengajari negara lain di mana negara itu sendiri tidak mengerti prinsip dasar piagam PBB," ujar Silvany Austin Pasaribu, diplomat perwakilan Indonesia mengambil hak jawabnya.
"Dengarkan ini baik-baik, yang benar itu adalah menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan juga untuk menghormati kedaulatan dan kedaulatan wilayah lain. Sebelum anda melakukan itu semua, simpan saja ceramah itu untuk anda sendiri," sambungnya.
Advertisement
Silvany Austin Pasaribu juga menganggap Vanuatu merupakan negara yang bodoh. Sebab, tidak seharusnya negara tersebut diam dan memecah belah negara lain untuk separatisme dengan dalih HAM. Padahal seperti yang diketahui, saat ini dunia mengalami krisis kesehatan dan kesulitan ekonomi yang sudah sepantasnya menjadi prioritas utama untuk diselesaikan.
"Yang Mulia, Presiden RI beberapa hari yang lalu membuat pernyataan dalam forum PBB. Dan saya bisa mengutip, kita harus mengedepankan solusi bersama yang saling menguntungkan antar negara. Tentu saja, seruan seperti itu diterima oleh para pemimpin dunia, tapi negara ini (Vanuatu) justru sebaliknya. Di saat krisis kesehatan dan kesulitan ekonomi, negara ini lebih memilih untuk diam dan memecah belah negara dengan menyamarkan advokasi mereka untuk separatisme dengan dalih HAM," papar diplomat wanita ini.YouTube @Puspen TNI ©2020 Merdeka.com
"Indonesia terdiri lebih dari ribuan suku, negara yang majemuk, dengan ribuan suku dan ratusan bahasa daerah. Tersebar lebih dari 17.400 kepulauan dan berkomitmen pada HAM, kami menghargai perbedaan, menghormati toleransi, dan semua orang mempunyai hak yang sama di negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia ini. Kita juga melindungi HAM di mana semua orang mempunyai kedudukan yang sama di depan mata hukum," lanjutnya.
Menariknya, Silvany mendapati bahwa Vanuatu belum pernah ikut meratifikasi dan mengesahkan konvensi Internasional. Bahkan, mereka juga tidak meratifikasi dan mengesahkan konvensi yang menentang penyiksaan dan kekejaman lainnya dalam perjanjian atau hukuman yang bersifat merendahkan martabat. Untuk itu, Silvany mengimbau Vanuatu untuk lebih berfokus dalam menyelesaikan tanggung jawab HAM atas rakyatnya sendiri serta dunia.
"Selanjutnya, kita sudah mengesahkan konvensi internasional tentang penghapusan diskriminasi RAS dan menariknya Vanuatu belum pernah ikut menandatangani nya. Dan bagaimana bisa dia berbicara tentang HAM penduduk asli di mana dia belum pernah menandatangani perjanjian internasional tentang hak ekonomi sosial dan budaya sebagai inti dari instrument HAM. Ini menjadi pertanyaan apakah mereka benar-benar peduli pada penduduk asli," terang sekretaris kedua dalam Urusan Ekonomi I untuk Perutusan Tetap RI di PBB, New York, Amerika Serikat.YouTube @Puspen TNI ©2020 Merdeka.com
"Yang lebih penting, Vanuatu belum pernah menandatangani dan mengesahkan konvensi yang menentang penyiksaan dan kekejaman lainnya dalam perjanjian atau hukuman yang bersifat merendahkan martabat. Kita mengimbau kepada pemerintah Vanuatu untuk menyelesaikan tanggung jawab HAM terhadap rakyatnya sendiri maupun dunia," cecar Silvany.
Advertisement
Silvany Austin Pasaribu kembali menekankan dengan tegas jika Vanuatu bukanlah perwakilan orang-orang Papua. Tidak pantas mereka bersikap seperti itu kepada Indonesia. Padahal, orang-orang Papua juga merupakan warga negara Indonesia.
"Yang Mulia, akuisisi HAM sangatlah tipikal. Selama bertahun-tahun mereka menggunakan forum ini sebagai wadah. Vanuatu, dengarkan saya baik-baik, anda bukanlah perwakilan orang-orang Papua, dan berhentilah bersikap demikian. Orang-orang Papua juga adalah orang Indonesia. Kita semua mempunyai peran penting dalam pembangunan Indonesia termasuk di Papua sendiri," tegas perwakilan Indonesia ini.YouTube @Puspen TNI ©2020 Merdeka.com
"Yang Mulia, prinsip dari piagam PBB di mana Vanuatu tidak memahaminya, mengharuskan penghormatan atas kedaulatan dan kedaulatan wilayah. Indonesia akan melawan segala bentuk pembelaan separatisme, yang menggunakan dalih penegakan HAM. Provinsi Papua dan Papua Barat tidak terpisahkan dari Indonesia sejak tahun 1945 dan telah diakui oleh PBB dan dunia internasional. Itu semua sudah final, tidak dapat diubah dan permanen. Terima kasih Yang Mulia," tandasnya.
Perwakilan Indonesia, Silvany Austin Pasaribu memberikan hak jawabnya atas pernyataan yang dikeluarkan oleh Vanuatu terkait Papua. Dengan tegas dan penuh percaya diri, diplomat wanita ini berhasil membungkam Vanuatu dan negara lainnya.
Advertisement
Video Panglima TNI Menjajal Rompi Khusus Tempur Pasukan Marinir, Gagah Abis
Sekitar 5 Jam yang lalu40 Kata-Kata Motivasi Perjuangan, Bangkitkan Semangat dan Inspiratif Banget
Sekitar 5 Jam yang laluPantangan Makanan untuk Penderita Asam Lambung, Jangan Dianggap Sepele
Sekitar 6 Jam yang laluRemaja Asal Papua Ini Hafal 15 Juz Alquran, Cita-citanya jadi Polisi
Sekitar 6 Jam yang laluContoh Sertifikat Lomba, Webinar, Menyelesaikan Kursus dan Cara Membuatnya
Sekitar 7 Jam yang laluSedih,Gak Pernah Dijenguk Keluarga Santri ini Menangis 'Sabun Gak ada, Sarung Hilang'
Sekitar 7 Jam yang laluSebulan Setelah Kematian Brigadir J, Kondisi Sang Ibu Drop Sampai Dilarikan ke RS
Sekitar 7 Jam yang laluCalon Bintara Pada Tegang, Prajurit TNI: Muka Itu Ceria, Jangan Bak Paling Sengsara
Sekitar 7 Jam yang laluAnak Ini Menolak Kuliah Karena Ibunya Mau Jual Sawah, 'Ibu Ingin Kasih Ilmu'
Sekitar 7 Jam yang laluResep Minuman Segar Bertema Kemerdekaan 17 Agustus, Warna Seperti Bendera Merah Putih
Sekitar 8 Jam yang laluTolak Hadiah Umrah dari Polisi, Guru Madrasah Ini Lebih Mementingkan Anak Didiknya
Sekitar 8 Jam yang laluJarang Terpublikasi, Potret SBY Muda Gendong Bayi AHY saat Baru Dilahirkan
Sekitar 8 Jam yang laluKumpulan Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa, Maknanya Dalam dari Petuah & Berisi Sindiran
Sekitar 9 Jam yang laluRemaja Asal Papua Ini Hafal 15 Juz Alquran, Cita-citanya jadi Polisi
Sekitar 6 Jam yang laluTolak Hadiah Umrah dari Polisi, Guru Madrasah Ini Lebih Mementingkan Anak Didiknya
Sekitar 8 Jam yang laluBintara Polri Dipecat Tidak Hormat Gara-gara Lakukan Ini, Foto Berseragam Dicoret
Sekitar 11 Jam yang laluPertemuan Pensiunan Jenderal-Jenderal Polisi, Ada Mantan Kapolri dan Ketua KPK
Sekitar 1 Hari yang laluIni Motif Ferdy Sambo Marah hingga Rencanakan Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 3 Menit yang laluResmi, Kapolri Bubarkan Satgasus Merah Putih Polri Dipimpin Irjen Ferdy Sambo
Sekitar 8 Menit yang laluKondisi Terbaru Istri Irjen Sambo: Mulai Membaik, Segera Diperiksa Komnas HAM Besok
Sekitar 33 Menit yang laluKasus Brigadir J, 31 Anggota Polri Langgar Etik Diduga Tidak Profesional Olah TKP
Sekitar 38 Menit yang laluPolisi Kebut Berkas Perkara Ferdy Sambo Agar Segera Dikirim ke Kejaksaan dan Disidang
Sekitar 7 Menit yang laluResmi, Kapolri Bubarkan Satgasus Merah Putih Polri Dipimpin Irjen Ferdy Sambo
Sekitar 8 Menit yang laluKondisi Terbaru Istri Irjen Sambo: Mulai Membaik, Segera Diperiksa Komnas HAM Besok
Sekitar 33 Menit yang laluKasus Brigadir J, 31 Anggota Polri Langgar Etik Diduga Tidak Profesional Olah TKP
Sekitar 38 Menit yang laluPolisi Kebut Berkas Perkara Ferdy Sambo Agar Segera Dikirim ke Kejaksaan dan Disidang
Sekitar 7 Menit yang laluKasus Brigadir J, 31 Anggota Polri Langgar Etik Diduga Tidak Profesional Olah TKP
Sekitar 38 Menit yang laluLPSK Pastikan Tak Ada Pihak Diistimewakan di Kasus Brigadir J
Sekitar 2 Jam yang laluVaksin Cacar Monyet akan Diproduksi Selama 24 Jam karena Tingginya Permintaan
Sekitar 2 Minggu yang laluMenkes Budi: Vaksin Cacar Efektif Lindungi dari Risiko Cacar Monyet
Sekitar 2 Minggu yang laluBRI Liga 1: Fortes Masih Absen Saat PSIS Bertandang ke Markas Persib
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami