Merdeka.com - Nama Dorce Gamalama sudah begitu dikenal publik. Secara terbuka Dorce pun mengakui sebagai transgender.

Ingin tahu ungkapan Dorce Gamalama yang terlahir dengan nama asli Dedi Yuliardi? Berikut ulasannya.

Masa Kelam Dorce

KapanLagi ©2020 Merdeka.com

Melalui buku bertajuk 'Aku Perempuan: Jalan Berliku Seorang Dorce Gamalama', Dorce menceritakan detail segala kisah masa lalu kelamnya yang penuh perjuangan. Buku tersebut terbit pada Agustus 2005 lalu.

Bunda Dorce lahir pada 21 Juli 1963 di Solok, Sumatera Barat dari pasangan Dalifah, seorang pedagang beras berdarah Minang dan Achmad, seniman sekaligus tentara berdarah Arab-Binjai.Dia lahir sebagai sebagai bayi laki-laki yang diberi nama Dedi Yuliardi.

Jadi Anak Yatim Piatu

Baru 3 bulan melihat dunia, Dorce sudah tidak bisa lagi merasakan kasih sayang dan mengecap air susu ibu. Ibundanya meninggal tanpa sebab di usia 40 tahun.

KapanLagi ©2020 Merdeka.com

Sang ayah begitu tergoncang, seakan terjebak di masa lalu dan susah menghadapi keadaan. Dua bulan kemudian, ayahnya pergi dari rumah tanpa kabar. Demikian dilansir dari Kapanlagi.com yang pernah berbincang santai dengannya pada 2018 lalu.

Di usia Dorce yang baru menginjak 1 tahun, sang ayah ditemukan telah meninggal dunia. Terasa begitu memilukan sejak dirinya mengenal dunia luar.

Mencari Jati Diri Sejak Belia

Mencapai usia 7 tahun, Dorce (Dedi) mulai merasa terpenjara dalam tubuh laki-lakinya. Tak berani mengaku pada siapa pun, hanya dipendam sendirian. Memiliki pribadi yang lemah lembut dan sensitif bak wanita seumurannya.

Dorce mengaku kerap berkumpul dan bermain dengan teman perempuan. Sampai suatu waktu, di usia 10 tahun, dia harus tampil di acara 17-an bermain sandiwara sebagai seorang nenek. Kali pertama baginya mengenakan baju perempuan. Terlintas di benak yang terdalam, Dorce mengaku kegirangan kala itu dan kecanduan.

Masih di usia yang sama, dia bergabung dalam band BamBros. Hasil upahnya digunakan untuk membeli rok span di Pasar Rumput, tapi belum berani dipakai sehari-hari.

Mulai Transisi

KapanLagi ©2020 Merdeka.com

Setelah 2 dekade Dorce lahir ke dunia, dia mengambil keputusan untuk menjalani transisi gender menjadi seorang wanita. Tak hanya gender, nama, serta identitasnya pun berubah sepenuhnya.

Tentunya bukan perkara mudah bagi Dorce (Dedi) untuk sampai ke titik itu. Mentalnya sudah ditempa habis-habisan sepanjang perjuangan hidup mencari jati diri. Omongan negatif dan sensitif dari masyarakat sudah dianggapnya seperti angin lalu.

Sah Jadi Wanita

Dorce akhirnya bergabung dengan Fantastic Dolls, band musik beranggotakan para waria. Kepuasan tersendiri, bisa menyalurkan hobi bernyanyi, mendapatkan penghasilan, dan mengenakan pakaian wanita.

Setelah bisa memperoleh pundi-pundi uang sendiri, Dorce mulai serius untuk mengganti identitasnya menjadi wanita seutuhnya.

Dorce (Dedi) mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, baik membaca buku, hingga bertanya pada teman yang berhasil melakukan prosedur transisi gender.

Operasi Bedah Kelamin

Singkat cerita, seorang dokter ahli bedah plastik di Rumah Sakit Soetomo, Surabaya bernama Prof. Dr. Johan Marzuki muncul.

Membutuhkan proses yang cukup panjang hingga Dorce mendapat lampu hijau bisa berada di meja operasi.

Akhirnya operasi bedah kelamin yang berjalan sekitar 4 jam itu dapat berhasil. Kebahagiaan Dorce mencapai klimaks. Dia merasa perjuangan selama ini tak sia-sia.

KapanLagi ©2020 Merdeka.com

Proses selanjutnya, Dorce mulai mengurus pergantian identitas untuk kartu kependudukan, begitu mudah dan terhitung cepat.

Nama Dedi Yuliardi tak lagi menghiasi KTP-nya, melainkan Dorce Ashadi. Karena suatu alasan tertentu, dia memilih Dorce Gamalama sebagai nama panggung yang melekat hingga kini. Dia resmi diakui sebagai wanita tahun 1986.

Keyakinan Dorce dengan Agama dan Tuhan

Dorce saat ini merasa lebih percaya diri dan meyakini telah menemukan jalan dekat pada Tuhan. Berusaha menjadi wanita sholehah dan tak memedulikan omongan orang yang bernada negatif. Tuhan dan agama yang melekat dianggap menjadi bekal utama.

KapanLagi ©2020 Merdeka.com

"Jadi gini lho, dalam hidup gue sekarang ini Insya Allah gue menjadi manusia yang kaffah, terlepas siapa gue, ya gue jalannya bener, gue juga jadi perempuan maaf-maaf bukan buat ngegoda orang, ngejablay, melacurkan diri, bukan payudara dipamer-pamerin, pantat ditonjol-tonjolin. 1990 gue sudah pergi haji, 91 haji. Gue pakai hijab dipermasalahin, nggak apa-apa itu urusan gue, pokoknya sekarang gue udah menemukan Tuhan gue sebenernya, tinggal nanti bagaimana seandainya gue mati seperti apa, biarlah gue introspeksi diri gue dengan Allah, jadi jangan orang sok pinter karena ini hidup gue. Biarpun mulut lu berbusa kalau gue nggak berubah ya nggak, emangnya gue jadi laki lu jadi sehat? Kaga juga. Siapa tahu nasib lu lebih buruk dari gue, jadi udah lah, amal lu amal lu, amal gue amal gue," sambung wanita yang mengadopsi 4 orang anak itu," jelas Dorce melalui Kapanlagi.com.