Sharp Uji Coba Teknologi Plasmacluster Lawan Covid-19, dan Berhasil!
Merdeka.com - PT Sharp Electronics Indonesia melaporkan temuan baru terhadap kemampuan teknologi Plasmacluster yang lolos uji dalam menurunkan risiko penularan virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 melalui udara pertama di dunia. Inilah kontribusi Sharp dalam membantu menjaga kesehatan konsumen setianya di seluruh dunia.
Shinji Teraoka, Presiden Direktur Sharp Electronics Indonesia, menjelaskan ini hasil kerja sama Sharp Corporation dengan beberapa peneliti dan universitas. Seperti Profesor Jiro Yasuda dari Pusat Penelitian Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Institute of Tropical Medicine Universitas Nagasaki.
Kemudian Professor Asuka Nanbo (anggota Dewan Perkumpulan Virologi Jepang Universitas Nagasaki), dan Profesor Hironori Yoshiyama (Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane). Profesor Yoshiyama sangat dihormati secara internasional terkait penelitian penyakit menular di Jepang yang untuk pertama kali di dunia melakukan penelitian virus corona baru (SARS-CoV-2) melalui perangkat uji virus yang dilengkapi dengan teknologi Plasmacluster Sharp.
"Dalam penelitian ini, Covid-19 yang melayang di udara disinari oleh ion Plasmacluster selama sekitar 30 detik, hasilnya menunjukan bahwa titer infeksi virus dapat berkurang lebih dari 90 persen," ujar Teraoka dalam diskusi virtual, kemarin (22/9).
Pandemi Covid-19 dimulai dari wabah pada Desember tahun lalu di Wuhan, China. Dan per Agustus tahun ini lebih dari 25 juta orang terinfeksi Covid-19 dan lebih dari 840 ribu orang di dunia meninggal karena penyakit menular ini.
Profesor Jiro Yasuda dari Pusat Penelitian Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Universitas Nagasaki menambahkan, penggunaan disinfektan seperti alkohol dan deterjen (surfaktan) sangat efektif untuk penanggulangan virus yang melekat (adhesif).
Namun, belum ada penanggulangan efektif untuk mengurangi risiko infeksi yang dimediasi oleh aerosol (mikrodroplet) selain memakai masker.
"Penelitian ini dapat dipastikan, jika teknologi Plasmacluster terbukti dapat menonaktifkan virus corona jenis baru yang tersuspensi di udara, sehingga diharapkan dapat menurunkan risiko terinfeksi virus, tidak hanya di rumah, perkantoran, dan kendaraan, tapi juga di ruang fisik seperti institusi medis," ujar Yasuda.
Jejak Panjang Riset Sharp
©2020 Merdeka.com
Pada 2004, Sharp membuktikan keefektifan teknologi Plasmacluster terhadap virus corona yang menyebar melalui kucing, anggota keluarga Coronaviridae. Satu tahun berikutnya, kembali Sharp membuktikan keefektifannya terhadap virus asli SARS coronavirus (SARS-CoV), yang menyebabkan wabah pada 2002-2003 dan secara genetik mirip dengan Covid-19.
Dan pada 2020 Sharp telah memastikan bahwa Ion Plasmacluster yang dimilikinya juga efektif melawan Covid-19 yang mengambang di udara.
Sejak 2000, Sharp telah mempromosikan ‘Pemasaran Akademik’ guna membuktikan keefektifan teknologi Plasmacluster, bekerja sama dengan 30 lembaga penelitian independen pihak ketiga di delapan negara dunia.
Sejauh ini, banyak lembaga penelitian independen yang bekerja sama dengan Sharp membuktikan secara klinis kemampuan Plasmacluster dalam menekan aktivitas zat berbahaya, termasuk virus flu pandemi baru, bakteri yang resistan terhadap obat, dan alergen tungau, serta mengurangi tingkat peradangan bronkial pada anak-anak penderita asma. Pada saat sama, keamanan ion Plasmacluster juga telah dikonfirmasi oleh lembaga penelitian terhadap tubuh manusia.
“Ke depannya, Sharp akan terus berkontribusi kepada kesehatan masyarakat dengan melakukan berbagai penelitian dengan memverifikasi berbagai aplikasi teknologi Plasmacluster guna menunjukkan keefektifan Ion Plasmacluster bagi kesehatan masyarakat dunia," kata Hiromasa Okajima,SAS Global Plasmacluster Equipment Product Planning Division General Manager.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaMereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMana lebih besar antara gaji PNS dan gaji PPPK atau biasa disebut PNS 'part time'
Baca Selengkapnya