2 Pasien Meninggal karena Pneumonia Wuhan, Dokter Paru Ungkap Kemungkinan Penyebabnya
Merdeka.com - Penyakit pneumonia Wuhan telah menyebabkan dua pasien meninggal dunia. Hal ini menyebabkan meningkatkan kekhawatiran dari keberadaan penyakit tersebut.
Dilansir dari AP News, kematian pertama adalah seorang pria 61 tahun dengan tumor perut dan penyakit hati kronis. Sementara pasien kedua adalah pria 96 tahun dengan fungsi ginjal abnormal, kerusakan para pada beberapa organ, serta radang otot jantung.
Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengatakan, berdasarkan laporan dari kematian pasien pertama ada kemungkinan meninggalnya pria tersebut bukan hanya karena pneumonia yang dialaminya.
"Berdasarkan laporan itu, yang meninggal bukan semata-mata karena pneumonia tapi ada komorbid lain. Contohnya orang tua yang memang sistem imunnya rendah dan lansia yang meninggal itu, dan ada penyakit lain," kata Erlina dalam konferensi pers di kantor Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Jakarta pada Jumat lalu.
"Jadi ada komorbid. Sudah ada sakit yang sudah ada, tambah lagi infeksi koronavirus baru itu," kata Erlina.
Waspada Terhadap Pneumonia
Meski belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia, namun masyarakat diminta untuk tetap waspada. Bukan hanya terhadap koronavirus pneumonia Wuhan, namun juga terhadap pneumonia itu sendiri.
Erlina mengatakan, secara umum, ada tiga gejala dari pneumonia yaitu batuk, sesak napas, serta demam.
"Kalau begitu apakah orang yang batuk, demam, sesak itu langsung kita akan panik? Tidak boleh juga. Karena ini kan kasusnya masih terbatas," kata Erlina.
Apabila merasakan tiga gejala di atas, Ketua PDPI Agus Dwi Susanto meminta agar masyarakat segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Khususnya, jika baru saja bepergian dari daerah yang terdampak penyakit.
"Mungkin bukan berarti terkena pneumonia Wuhan, bisa jadi kena pneumonia yang lain. Karena gejala-gejala pneumonia seperti itu," kata Agus dalam kesempatan yang sama.
Beberapa pencegahan lain termasuk menjaga kebersihan, melakukan pola hidup sehat, serta menjaga nutrisi yang seimbang dan istirahat cukup. Hal ini karena terkait dengan imunitas.
"Kita doakan mudah-mudahan tidak sampai ke Indonesia. Kita masih banyak persoalan yang harus diselesaikan," terang Erlina.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah kondisi kesehatan serta kebiasaan bisa menjadi penyebab menyusutnya kejantanan pria.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPasien ini mengalami sembelit sepanjang hidupnya dan obat pencahar tidak mempan mengatasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa itu terjadi, pasien yang juga suami korban sedang disuntik hingga tertidur.
Baca SelengkapnyaTerlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaPada usia 40-an, seiring menerapkan gaya hidup sehat, penting juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca SelengkapnyaCukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca Selengkapnya