CEK FAKTA: Hoaks Obat Klorin Dioksida Bisa Sembuhkan Covid-19
Merdeka.com - Beredar unggahan video di testimoni terkait klaim obat klorin dioksida yang bisa menyembuhkan Covid-19.
Salah satunya akun YouTube yang mengunggah video berjudul "Viral, Banyak Warga Malang Raya Sembuh Dari Covid-19 Pasca Minum Obat Temuan Prof Richard Claproth" pada 2 Februari 2021.
©Liputan6.comVideo tersebut berdurasi 27 menit, 11 detik dan berisi testimoni terkait obat klorin dioksida buatan Prof Dr Richard Claproth bisa menyembuhkan Covid-19.
-
Mengapa kolera berbahaya? Kolera adalah penyakit yang sangat serius yang dapat menyebabkan diare cair akut yang parah disertai dehidrasi parah. Kolera menyerang anak-anak dan orang dewasa dan dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati.
-
Apa dampak buruk kaporit di air minum? Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi air berkaporit dalam jangka panjang dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
-
Mengapa oksidasi berbahaya? Oksidasi dalam tubuh bisa berbahaya karena menjadi pemicu berbagai penyakit.
-
Kenapa boraks berbahaya untuk tubuh? Boraks dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius. Efek jangka pendeknya termasuk mual, muntah, dan diare, sementara efek jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan ginjal, hati, serta sistem saraf pusat.
-
Bagaimana karbon monoksida dalam rokok merusak tubuh? Karbon monoksida mengikat pada hemoglobin dalam darah, mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa ke sel-sel tubuh.
-
Apa bahan kimia paling berbahaya di dunia? Mengutip Indy100, Rabu (10/7), ada banyak zat jahat yang bersaing untuk mendapatkan gelar tersebut, seperti agen saraf VX, yang diciptakan oleh militer Inggris.
Penelusuran
Hasil penelusuran dilansir dari Liputan6.com, menurut dr. RA Adaninggar, SP.PD menyebutkan obat klorin dioksida sebagai penyembuh Covid-19 adalah tidak benar.
"Klorin dioksida adalah sejenis produk pembersih atau disinfektan dan sangat berbahaya bila diminum. WHO dan FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) juga telah menyatakan hal tersebut," ujar dr. Adaninggar saat dihubungi, Liputan6.com, Selasa (2/2/2021).
"Sebagian besar penderita covid-19 terutama yang gejala ringan bisa sembuh tanpa obat-obatan karena sistem imun yang relatif baik. Hati-hati dalam menanggapi overklaim obat seperti ini karena akibatnya bisa sangat berbahaya karena hanya berdasar testimoni saja."
Dr. Ning sapaan akrabnya juga mengingatkan agar masyarakat memahami kriteria sembuh pada pasien covid-19.
"Sembuh adalah bila pasien sudah melewati masa penularan, hilang gejalanya, dan kondisi inflamasi akut sudah tidak terjadi. Swab PCR atau antigen memiliki risiko false negative yang cukup besar jadi interpretasi kesembuhan harus mempertimbangkan kondisi klinis secara holistik," ujarnya.
"Tidak bisa seorang pasien menganggap sembuh dan lepas dari isolasi mandiri pada hari kelima atau keenam misalnya hanya karena tes PCRnya sudah negatif. Masa isolasi adalah 10 hingga 14 hari untuk menghindari risiko penularan."
Dalam situs WHO.int dijelaskan bahaya mengonsumsi bahan yang mengandung klorin (pemutih) atau disinfektan.
"Pemutih dan disinfektan harus digunakan dengan hati-hati dan hanya untuk mendisinfeksi permukaan. Menyemprot atau menggunakan pemutih atau disinfektan pada tubuh tidak dapat melindungi Anda dari covid-19 dan hal ini dapat membahayakan," bunyi pernyataan WHO pada 17 Mei 2020.
Hal sama disampaikan oleh FDA pada pernyataannya 8 April 2020.
"FDA prihatin bahwa kami masih melihat produk klorin dioksida dijual dengan klaim yang menyesatkan bahwa produk tersebut aman dan efektif untuk pengobatan penyakit, termasuk untuk covid-19. Produk klorin dioksida belum terbukti aman atau efektif untuk penggunaan apa pun, termasuk covid-19," ujar Komisioner FDA Stephen Hahn, M.D.
"Selama ini klorin dioksida diklaim bisa menyembuhkan autisme, kanker, HIV/AIDS, hepatitis dan ini sangat berbahaya. Kami terus mengambil tindakan dan memonitor pengobatan berbahaya ini selama masa darurat. Masyarakat diharapkan mencari bantuan medis hanya melalui layanan kesehatan resmi."
Selain itu ada juga pernyataan dari The Pan American Health Organization (PAHO) pada 5 Agustus 2020 terkait bahaya klorin dioksida pada pasien covid-19.
"PAHO tidak merekomendasikan penggunaan klorin dioksida atau natrium klorit secara oral atau parenteral untuk pasien yang dicurigai atau didiagnosis covid-19 atau untuk orang lain. Tidak ada bukti keefektifannya dan menelan atau menghirup produk semacam itu bahkan penggunaannya dapat menyebabkan efek merugikan yang serius,"bunyi pernyataan PAHO. Untuk selengkapnya bisa dilihat di link ini....
Hingga saat ini obat covid-19 juga belum ada. Hal ini dijelaskan dalam laman covid- 19.go.id yakni sebagai berikut:
"Sampai saat ini, belum ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati penyakit yang disebabkan virus corona baru (COVID-19). Mereka yang terinfeksi virus harus menerima perawatan yang tepat untuk meredakan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit serius harus dibawa ke rumah sakit.
Sebagian besar pasien sembuh karena perawatan untuk gejala yang dialami. Beberapa perawatan spesifik saat ini tengah diteliti, dan akan melalui uji klinis. WHO membantu mempercepat upaya penelitian dan pengembangan dengan sejumlah mitra."
Kesimpulan
Klaim obat klorin dioksida bisa menyembuhkan Covid-19 adalah hoaks. Sebab, klorin dioksida adalah sejenis produk pembersih atau disinfektan dan sangat berbahaya bila diminum.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBeredar daftar 19 daftar minuman diduga mengandung Aspartam menyebabkan kanker otak
Baca SelengkapnyaSejumlah air keran memiliki kandungan kaporit, dapatkah kandungan tersebut hilang usai direbus?
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaDiklaim obat pelangsing yang dipromosikan Menkes mampu turunkan berat badan tanpa efek samping.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim bentonite clay dapat memperbaiki gigi berlubang di media sosial.
Baca SelengkapnyaKominfo luruskan isu bromat pada Le Minerale yang menegaskan produk aman dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaBerikut bahan kimia yang berbahaya di dunia yang tak pernah kita ketahui.
Baca SelengkapnyaBenarkah ramuan rempah-rempah bisa menggantikan terapi cuci darah bagi penderita gagal ginjal?
Baca SelengkapnyaBeredar obat yang diklaim dapat menyembuhkan gagal ginjal hanya dalam 7 hari.
Baca SelengkapnyaKarena video tersebut sejatinya merupakan pengungkapan laboratorium tembakau sintetis.
Baca SelengkapnyaHoaks Pisang dari Somalia diklaim Mengandung Cacing Helicobacter
Baca Selengkapnya