Jalan Buntu SBY dan Megawati
Merdeka.com - Hubungan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah lama renggang. Perang dingin dua pemimpin itu, hampir dua dekade. Semenjak ketegangan terasa di antara mereka, perjumpaan Megawati dan SBY bisa dihitung jari. Keduanya hanya bertemu di acara-acara resmi.
Mereka pun hanya berjabat tangan dan bertegur sapa sebentar sebelum akhirnya melanjutkan kegiatan masing-masing.
Kabarnya, ketegangan di antara keduanya bermula dari rivalitas politik jelang Pemilu 2004. Kala itu, SBY merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) di Kabinet Gotong Royong. Kabinet yang dipimpin Megawati.
Namun keduanya malah bersaing di Pilpres 2004. SBY berduet dengan Jusuf Kalla berhasil mengalahkan Megawati-Hasyim Muzadi.
Megawati pun mau tidak mau menyerahkan tongkat kepemimpinannya ke SBY. Sejak saat itu hingga 10 tahun lamanya, Mega dan PDI Perjuangan menjadi oposisi.
Megawati sempat ingin Bertemu SBY
Belum genap setahun menjabat, Megawati mengungkapkan keinginannya bertemu dengan SBY. Hal itu, disampaikan oleh politik senior PDIP Panda Nababan.
Panda menyampaikan, Megawati menugaskan dirinya menemui SBY dengan membawa lima pertanyaan. Dia menyebut, lima pertanyaan itu sebagai syarat jika SBY ingin bertemu dengan Megawati.
"18 belas tahun yang lalu saya diminta ibu Mega menghubungi SBY iya kan, supaya ada rekonsiliasi supaya mereka itu berbaikan," kata Panda Nababan saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (22/6).
"Kepada saya, Panda kau catat dulu lima pertanyaan ku, kalau dia jawab itu dengan jujur dan terbuka, saya akan ketemu," sambung dia menirukan perintah Megawati saat itu.
Namun, saat dia bertemu SBY di Istana, tidak ada satu pertanyaan pun yang dijawab oleh SBY. Panda menyebut, kala itu presiden RI ke-6 itu hanya terpaku diam sambil menatap langit-langit ruangan di Istana.
"Nah waktu saya ketemu di Istana, ketemu SBY dia presiden waktu itu 2005 ini peristiwanya, 2005. Saya tanya, dia tanya aku SBY, kok Ibu enggak datang. Oh tidak, pesan ibu kalau Pak Susilo jawab pertanyaan ini baru ibu datang, baru ibu ketemu," ujarnya.
"Apa itu pertanyaannya, tak bacain. Tak satu pun dijawabnya, gitu loh. Malah dia lebih banyak menerawang lihat langit-langit Istana gitu loh. Martabak ada di sini gua makanin aja," tambah dia.
Sehingga, dia menegaskan, bahwa bukan Megawati yang enggan untuk bertemu dengan SBY. Namun lima pertanyaan Mega lah yang hingga saat ini belum dijawab oleh SBY.
"Dari Bu Mega ada upaya, ngapain kirim aku. Jadi gini, aku bukan pengamat politik berteori-teori, aku sendiri yang melakoni," ucap Panda Nababan.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan lima pertanyaan yang diajukan Megawati saat itu, terkait kegiatan politik kala SBY menjabat sebagai Menko Polkam.
Pertanyaan pertama, "Apakah benar Bapak mengatakan, 'Saya ini sebenarnya sudah di comberan, kemudian saya diwongke (dimanusiakan) Ibu Megawati. Benar enggak?"
Panda kemudian melontarkan pertanyaan kedua. "Apakah benar Bapak pernah membuat kegiatan politik di Kantor Menko Polhukam? Ibu mengetahui, karena selaku Presiden mendapat informasi A1 juga," tanya Panda kala itu.
Pertanyaan ketiga dilontarkan Panda. "Ketika sidang kabinet dipimpin Presiden Megawati, beliau bertanya, 'siapa di antara kita yang maju di Pilpres?' Pak SBY menjawab tidak maju. Apakah itu benar?"
Lalu, pertanyaan keempat 'Saya bersedia menjadi wakil presiden mendampingi Ibu Mega'. Apakah ini masih diingat Pak Susilo? Apakah yang disampaikan Ibu Megawati ini benar?".
Dan terakhir, "Pak SBY mengatakan sering dikucilkan oleh Ibu Megawati, tidak diundang dalam rapat kabinet. Apakah itu betul?"
Namun, semua pertanyaan itu tidak dijawab, Megawati pun menilai bahwa SBY berbohong.
"Dia tidak jujur. Kalau dia jujur, mudah menjawab pertanyaan itu semua. Itulah kalau berbohong," imbuh Panda Nababan, meniru jawaban Megawati.
Rekonsiliasi Megawati dan SBY
Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/6), Menjadi angin segar menuju arah rekonsiliasi Megawati dengan SBY.
Partai Demokrat pun mengaku, jika menunggu kesediaan Mega untuk membuka pintu rekonsiliasi dengan SBY. Ketua DPP Demokrat Herman Khareon menuturkan, SBY membuka pintu untuk bertemu dengan Megawati.
"Saya sering mendapat arahan dari Pak SBY, tidak ada persoalan. Tinggal bagaimana Bu Mega membuka ruang yang cukup bagi silaturahmi Pak SBY. Dan kemudian ini menjadi rekonsiliasi, dan memecah barrier dan ini akan menjadi kekuatan moril bangsa untuk ke depan kita lebih baik lagi," kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/6).
Herman mengatakan, bisa saja selama ini ada kesalahpahaman. Maka itu, disarankan agar seluruh instrumen politik yang dekat dengan Megawati dan SBY tidak saling memanasi.
"Mungkin saja ada kesalahpahaman yang pada akhirnya, ya maka itu seluruh instrumen yang dekat dengan, baik itu Bu Mega maupun pak SBY ayo kita buka jalan. Jangan ada kompor-kompor yang memanasi," ujarnya.
Sementara, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menegaskan, pihaknya tidak ada masalah apapun dengan Demokrat dan SBY. PDIP terbuka dengan wacana rekonsiliasi dengan Demokrat.
"Tidak ada problem apapun PDIP dengan Demokrat, clear," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/6).
Terjalinnya hubungan PDIP dan Demokrat itu telah diperlihatkan dengan adanya pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan AHY.
"Kami membuka diri seluas-luasnya bahkan sudah terjadi pertemuan mbak Puan dengan Ketua Umum Demokrat Bapak AHY," imbuh Said.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seharusnya jalan yang bergelombang memang semestinya dibeton.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono kala itu berkampanye meski masih menjabat.
Baca SelengkapnyaKabar tersebut dihembuskan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaAhmad Muzani mengungkapkan, komunikasi antara Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat baik dan produktif.
Baca SelengkapnyaAntara Megawati dan Sri Sultan memiliki persamaan sikap kenegarawanan.
Baca SelengkapnyaPihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Ketum NasDem Surya Paloh di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaPresiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut turun gunung mendukung dan membantu Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya