Gerindra Nilai Tak Ada yang Salah dari Pertemuan Nadiem dan Megawati
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyambangi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa kemarin (20/4).
Pertemuan itu terjadi di tengah berhembusnya isu reshuffle kabinet. Nadiem mengaku hanya membicarakan mengenai pelajaran Pancasila yang dihilangkan dari mata pelajaran wajib. Pertemuan dengan Megawati karena selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman melihat tidak ada yang salah dari pertemuan keduanya. Meski dilakukan di tengah isu reshuffle yang sedang hangat. Menurutnya, sebagai tokoh publik yang masih junior, wajar jika Nadiem mengunjungi Megawati untuk berdiskusi membahas isu-isu terkini. Khususnya mengenai pelajaran Pancasila.
"Itu hal biasa namanya silaturahim, apa lagi pada sesepuh atau orang yang lebih tua, jadi wajar saja," kata Habiburokhman saat dihubungi merdeka.com, Rabu (21/4).
Anggota DPR RI asal Lampung ini menuturkan, pertemuan antara Nadiem dan Megawati semakin dinilai wajar karena dilakukan di bulan Ramadan. Menurutnya, tidak perlu mengaitkan pertemuan Mendikbud dan Mantan Presiden RI ke-5 itu dengan isu reshuffle.
"Di bulan ramadan sebaiknya lepaskan lah pikiran-pikiran negatif itu, lepaskan konteks atau sorotan-sorotan masyarakat terkait isu reshuffle ini," pintanya.
Seperti diketahui, Nadiem mengunggah momen hangatnya bersa Megawati di akun instagram resminya @nadiemmakarim pada Selasa malam kemarin (20/4).
Unggahan tersebut dibanjiri komentar dari warganet. Bahkan banyak ditemukan komentar yang mengaitkan pertemuan Nadiem dengan rencana Presiden yang akan melakukan reshuffle menterinya dalam waktu dekat.
"Seharusnya jangan terlalu dipersoalkan ya, biasa saja lah pertemuan keduanya itu," tegasnya
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengatakan, pertemuan itu membahas revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan yang sempat menimbulkan kegaduhan.
Seperti yang diketahui, banyak masyarakat yang protes karena dalam PP tersebut tidak menyertakan mata pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib. Basarah mengaku sangat menyayangkan PP yang diteken Presiden Jokowi pada 30 Maret 2021 lalu itu. Seharusnya, kata dia, pelajaran Pancasila tidak dihilangkan dalam Mata Pelajaran wajib.
"Kita bertemu untuk membahas mata pelajaran Pancasila yang dihapus dari mata peljaran wajib di kurikulum. Kita tahu, Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum sehingga semua pembentukan peraturan perundang-undangan harus bersumber dari Pancasila. Tidak boleh menyimpang apalagi bertentangan dengan Pancasila," kata Ahmad Basarah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/4).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mengklaim hubungan Prabowo-Megawati baik seperti pilpres lalu saat Prabowo melawan Jokowi yang didukung PDIP
Baca SelengkapnyaHabiburokhman menyebut Indonesia negera besar sehingga membutuhkan banyak orang untuk membangunnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim bahwa hampir 95 persen politisi sudah move on dari Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bahwa akan mengajak semua kekuatan untuk bersama.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan masih menyusun jadwal pertemuan Prabowo-Megawati
Baca SelengkapnyaUntuk rencana pertemuan, hingga kini belum menemukan waktu yang pas untuk dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaGerindra menyambut baik apa yang sudah diputuskan Presiden Jokowi dalam mengangkat siapapun menjadi menteri.
Baca Selengkapnya