Di acara Kahmi, JK sebut perbedaan politik seperti batik
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri acara Silaturahmi Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, malam ini. JK tiba di lokasi sekitar pukul 19.40 WIB.
Dalam pidatonya, JK mengapresiasi semua pihak yang hadir sebagai satu kesatuan meski berlatar belakang politik yang berbeda. JK mengibaratkan pertemuan tersebut seperti batik, satu model pakaian dengan beragam corak.
"Persamaannya cuma satu, baju batik, warnanya boleh macam-macam, kuning, merah, hijau, tapi tetap batik. Sama seperti perpolitikan, warnanya beda-beda lagi," ucap JK di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (22/1).
JK berharap, meski berbeda latar belakang politik di luar Kahmi, seluruh anggota Kahmi tetap bersatu membangun Indonesia.
"Semua kita tetap Kahmi, walau pun saat ini berbeda-beda posisi, tingkatan, warna. Kita harus pelihara seperti itu, karena itu lah Bhineka Tunggal Ika," tutur JK.
Selain JK, acara itu juga dihadiri mantan Ketua MK Mahfud MD, Mendikbud Anies Baswedan, mantan Ketua MK Hamdan Zoelva, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, Ketua KPU Husni Kamil Manik, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, dan Sigit Pamungkas.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaJK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto terlihat mengenakan kemeja batik berwarna coklat dengan celana hitam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi meminta agar format debat yang dibuat KPU ini diubah karena dinilai menjadi ajang saling menyerang personal.
Baca SelengkapnyaKritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaJokowi hadir mengenakan pakaian kemeja jas dipadu dengan sarung berwarna hijau
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaBEM KM UGM telah membuat kajian setebal 300 halaman yang berisikan isu-isu komprehensif.
Baca Selengkapnya