Waspadai Pergerakan Penceramah Radikal Intoleran Ingin Pecah Belah Persatuan
Merdeka.com - Masyarakat harus terus waspada dengan penceramah menyusupkan paham radikal terorisme. Kelompok ini kerap menyusup ke lingkungan kampus, institusi pemerintah serta lembaga pendidikan.
"Nah, ini tentu saja harus diwaspadai karena ke depannya dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia, M Najih Arromadloni dalam keterangannya, Jumat (4/3).
Gus Najih mengatakan, kelompok ini mencoba menyusup ke lini-lini strategis pemerintahan. Menurutnya, kondisi ini juga dipengaruhi semangat beragama masyarakat kian tinggi dengan banyaknya majelis dan pengajian dari rumah hingga perkantoran.
"Tentunya harus disambut baik, tetapi pengetahuan agama yang tidak tepat justru seseorang bisa terjerumus dalam keburukan," tuturnya.
Dia mengatakan, situasi ini perlu mendapat perhatian, terutama adanya fakta penceramah radikal sudah mulai masuk dan menginfiltrasi aparat dan instansi negara melalui majelis dan pengajian.
"Kita mendapati fakta, di TNI yang nasionalismenya dianggap sudah paripurna itu ada yang terpapar, sehingga bagaimana caranya harus dicegah dan dievaluasi,” ucapnya.
Gus Najih juga mengatakan ada banyak faktor yang membuat instansi negara kerap kecolongan oleh penceramah dengan visi menyebarkan paham radikal sebagai narasumber dalam majelis.
"Ada banyak faktor, salah satunya adalah faktor ketidaktahuan. Mungkin hanya berdasarkan bahwa si penceramah itu populer atau mudah diundang. Kedua, bisa jadi karena memang sudah terpapar," jelas Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation ini.
Untuk itu, katanya, perlu ditanamkan kesadaran dan pengetahuan kepada khususnya anggota serta keluarga ASN, TNI, dan Polri untuk dapat mengenali para pemuka agama moderat yang membawa kepada konsep agama sebagai rahmat.
"Ketika itu tidak membawa rahmat dan kebaikan pasti bukan Islam," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaBerdemokrasi sehat berarti mengerti jika Pemilu sarana untuk bersatu bukan bermusuhan.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjaga toleransi dan kerukunan selama pemilu.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca Selengkapnya