Merdeka.com - Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia berlangsung aman dan damai. Citra Indonesia di mata dunia dapat dinilai sebagai negara dengan semangat harmonisasi.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menilai gelaran G20 yang kondusif membuktikan Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara maju. Khususnya dalam hal keseriusan dan komitmen seluruh lapisan menciptakan situasi nyaman bagi pemimpin dunia.
"Substansi KTT G20 itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu sejajar dengan negara maju lainnya. Rasa aman, tidak ada gangguan, politiknya stabil, itu yang membuat internasional menghargai dan percaya dengan Indonesia," ujar Benny dalam keterangannya, Minggu (20/11).
Dia mengatakan, hal ini tidak terlepas dari dukungan dan kesadaran masyarakat yang semakin hari sudah mengalami peningkatan dari segi kualitas literasi digital. Benny menyebut, masyarakat kini sudah memahami bahwa konflik dan SARA (Suku Agama, Ras dan Antar Golongan) kini tidak hanya merugikan kepentingan nasional, tapi juga internasional.
"Masyarakat kita itu memang sebenarnya memiliki kesadaran, kesadaran bahwa stabilitas politik itu sangat penting. Sehingga sekarang, masyarakat semakin cerdas, tidak mudah terprovokasi. Masyarakat kita mulai pintar," ujar pria akrab disapa Romo Benny ini.
Romo Benny menuturkan, bahwa gelaran G20 yang juga bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia, dimaknai sebagai momen untuk saling menghargai dan menghormati sebagaimana nilai persaudaraan sejati telah tertanam menjadi kultur bangsa Indonesia.
"Jadi Hari Toleransi yang bertepatan dengan G20 itu sebenarnya mau mengatakan bahwa toleransi itu sudah punya akar sejarah di Indonesia, dan di bangsa ini toleransi bukan hanya bermakna menghargai, namun sudah sampai pada persaudaraan sejati," jelasnya.
Menurutnya, Hari Toleransi menjadi titik balik guna meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini juga yang semakin menekankan bahwa tanah lahir masyarakat Indonesia ini sejak awal memang berbeda-beda.
"Bangsa kita mampu hidup bersama dengan rukun di tengah perbedaan. Karena tanah lahir kita ini sejak awal ya plural, majemuk, tidak sekuler," tegasnya.
Tidak hanya dalam gelaran G20, Romo Benny berharap kondisi masyarakat yang kompak dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bisa dipertahankan dan dipelihara.
"Harus terus dirawat, dengan cara membuat narasi kebangsaan itu terus menerus, seperti kemarin G20 itu kan melibatkan semua pihak, bahwa pentingnya menjaga ketertiban, kedamaian. Di sinilah penguatan narasi kebangsaan menjadi kuncinya," tandasnya.
[did]Jika Koalisi Perubahan Bubar, NasDem Berpeluang Merapat ke KIB
Sekitar 9 Menit yang laluCuri HP Demi Karaoke dan Booking Wanita di Pasar Kembang
Sekitar 1 Jam yang laluSaat Prabowo Merapat ke Anak dan Mantu Presiden
Sekitar 2 Jam yang laluKenangan Tjhwa Hiang Nio Tampil Dua Jam di Depan Soekarno
Sekitar 2 Jam yang laluDirjen PHU: 108 Ribu Calon Haji Belum Lunasi Bipih
Sekitar 3 Jam yang laluKemenkes: Jangan Hapus Aplikasi PeduliLindungi
Sekitar 3 Jam yang laluPengakuan Tragis TKW Korban Wowon Cs, Tak Melihat Kedua Orangtuanya Meninggal
Sekitar 4 Jam yang laluBripka HK Ditetapkan Menjadi Tersangka Kasus Selingkuhi Istri Hingga KDRT
Sekitar 5 Jam yang laluKasus Dugaan Penyelundupan PMI ke Malaysia, Imigrasi Selidiki Keterlibatan Pegawai
Sekitar 5 Jam yang laluDriver Ojek Online di Bali Dianiaya Gara-Gara Jemput Penumpang
Sekitar 6 Jam yang laluHal Penting Harus Dilakukan Usai Terima Vaksinasi Booster Kedua
Sekitar 6 Jam yang laluKemenag Tegaskan Mengemis Online Mandi Lumpur Memiliki Derajat Rendah Dalam Islam
Sekitar 7 Jam yang laluBupati Donggala Diperiksa atas Dugaan Korupsi TTG 2020, Polisi: Statusnya Saksi
Sekitar 7 Jam yang laluBripka HK Ditetapkan Menjadi Tersangka Kasus Selingkuhi Istri Hingga KDRT
Sekitar 5 Jam yang laluPolisi Bali Tertidur di Pinggir Jalan, Motor Raib Digondol Maling
Sekitar 9 Jam yang laluPengajuan Pelat RF, QH dan IR Dibuka Lagi Februari 2023, Tidak untuk Mobil Pribadi
Sekitar 17 Jam yang laluDetik-detik Polisi Bersenpi Laras Panjang Bekuk Preman Resahkan Sopir Truk di Jakbar
Sekitar 19 Jam yang laluBesok, Hendra Kurniawan Cs Dengar Tuntutan Jaksa Terkait Obstruction Of Justice
Sekitar 11 Jam yang laluSoal Isu 'Gerakan Bawah Tanah' Kasus Sambo, Mahfud: Tunggu Vonis
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Eliezer Minta Maaf ke Ayah, Karena Peristiwa Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Emosi Eliezer ke Sambo "Bharada Pangkat Rendah, Saya Diperalat Jenderal"
Sekitar 20 Jam yang laluBesok, Hendra Kurniawan Cs Dengar Tuntutan Jaksa Terkait Obstruction Of Justice
Sekitar 11 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Presiden Jokowi Bebaskan Bharada E dari Jerat Hukum
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Eliezer Minta Maaf ke Ayah, Karena Peristiwa Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Emosi Eliezer ke Sambo "Bharada Pangkat Rendah, Saya Diperalat Jenderal"
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Eliezer Minta Maaf ke Ayah, Karena Peristiwa Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Emosi Eliezer ke Sambo "Bharada Pangkat Rendah, Saya Diperalat Jenderal"
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Judul Pleidoi Bharada E "Apa Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara"
Sekitar 20 Jam yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Juta Dosis Vaksin IndoVac Sudah Disebar ke Masyarakat, 2 Juta Sudah Disuntikkan
Sekitar 2 Hari yang laluBukti Kerja Keras dan Percaya Proses, Persib dari Tercecer Jadi Pemuncak Klasemen BRI Liga 1
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen NegaraMoch N. Kurniawan
Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami