Tanggapi Pemerintah, Pakar Tegaskan Status Endemi Covid-19 Diputuskan WHO
Merdeka.com - Pemerintah mengklaim Indonesia sudah berstatus endemi Covid-19. Pakar kesehatan Tjandra Yoga Aditama menilai pernyataan tersebut tidak tepat.
Menurut Tjandra, penentuan status endemi Covid-19 diputuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Bukan ditentukan masing-masing negara.
"Pernyataan pandemi dimulai dibuat oleh WHO, dan pernyataan pandemi berhenti juga oleh WHO," kata mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini kepada merdeka.com, Rabu (21/12).
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman sependapat dengan Tjandra. Dia menegaskan status endemi Covid-19 diputuskan secara global.
"Kapan (pandemi Covid-19) berakhir itu sangat tergantung pada kondisi di negara lain," ucapnya.
Dia mengatakan, endemi Covid-19 bersifat dinamis. Belajar dari wabah sebelumnya, endemi terus bergerak mengikuti penularan. Jika penularan meningkat di berbagai negara, status endemi bisa naik menjadi pandemi.
"Menurut saya, hati-hatilah dalam konteks endemi ini. Bagaimana pun endemi itu bukan berarti baik," kata Dicky.
Dicky mengaku khawatir klaim pemerintah Indonesia sudah memasuki endemi bermuatan politis. Imbasnya, penanganan Covid-19 melemah dan kesadaran masyarakat untuk menekan penularan merosot.
"Khawatir saya ini mengarah ke pengabaian, kelemahan atau penurunan mitigasi," kata dia.
Indikator Endemi Covid-19
Dicky mengatakan, WHO belum memutuskan dunia sudah memasuki endemi Covid-19. Sebab, hingga saat ini, situasi Covid-19 belum memenuhi kriteria endemi.
"Secara kriteria memang belum terpenuhi," ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada lima kriteria endemi Covid-19 berdasarkan rekomendasi WHO. Lima kriteria itu meliputi kasus terkonfirmasi positif, keterisian rumah sakit rujukan, kasus kematian, vaksinasi, dan angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19.
"Kalau kita bisa memenuhi ketiga kriteria ini sekaligus, antara 3 sampai 6 bulan berturut-turut dari sisi kesehatan, itulah indikator bahwa kita sudah bisa masuk ke endemi," katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (23/3).
Berikut lima indikator endemi Covid-19:
1. Kasus terkonfirmasi positif 20/100.000 penduduk per minggu2. Keterisian rumah sakit rujukan 5/100.000 penduduk per minggu3. Kasus kematian 1/100.000 penduduk per minggu4. Vaksinasi dosis lengkap 70 persen dan vaksinasi lansia 70 persen5. Angka reproduksi efektif (Rt) di bawah 1
Kondisi Covid-19 di Indonesia per 19 Desember 2022:
1. Kasus terkonfirmasi positif 3,78/100.000 penduduk per minggu2. Keterisian rumah sakit rujukan 0,64/100.000 penduduk per minggu3. Kasus kematian 0,06/100.000 penduduk per minggu4. Vaksinasi dosis lengkap 74,8 persen dan vaksinasi lansia 70,42 persen5. Angka reproduksi efektif (Rt) di bawah 1.
Indonesia Masuk Endemi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, Indonesia sudah berstatus endemi Covid-19. Klaim ini merujuk pada indikator endemi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali ini menyebut, dalam setahun terakhir transmisi Covid-19 di Indonesia melandai. Kondisi ini seharusnya bisa mengubah status pandemi menjadi endemi Covid-19.
"Kami sudah laporkan ke bapak presiden mengenai kesiapan terutama tentu sudah hampir 1 tahun Indonesia landai. Artinya berdasarkan kriteria dari WHO di level 1 dan itu sudah 12 bulan artinya secara negara sebetulnya kita sudah masuk pandeminya sudah berubah menjadi endemi," ujar Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/12).
Ketua Umum Golkar ini memaparkan, saat ini level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selalu di level 1. Kasus harian pun selalu di bawah angka 2.000.
Menurut Airlangga, pemerintah akan mempersiapkan penggantian status dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Dasar perubahan status pandemi akan merujuk pada hasil sero survei antibodi.
"Tentu masih ada persiapan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan antara lain sero survei tapi ya Insya Allah ini bisa dilakukan," ujar Airlangga.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya