Tahun Ketujuh, Festival Batik Banyuwangi Berhasil Dongkrak Kualitas dan Omzet Perajin
Merdeka.com - Festival Batik Banyuwangi kembali digelar di Gelanggang Seni Budaya, Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu malam (23/11/2019). Memasuki tahun ketujuh penyelenggaraan, festival yang menjadi pesta perajin dan wisatawan pencinta batik tersebut telah mampu mendongkrak kualitas batik lokal sekaligus mengerek pendapatan para perajin dan UMKM batik Banyuwangi.
"Festival ini bukan cuma soal menampilkan batik di panggung, tapi instrumen menggerakkan partisipasi masyarakat dan menumbuhkan kewirausahaan batik hingga pelosok desa," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan, seiring perkembangan ekonomi Banyuwangi beberapa tahun terakhir, dengan lonjakan jumlah orang yang berkunjung ke daerah ini, telah mendorong peningkatan ekonomi perajin batik.
Festival Batik Banyuwangi ©2019 Merdeka.com"Ada dua sektor yang paling cepat menggerakkan ekonomi pariwisata, yaitu food dan fashion. Maka industri fashion lokal kita perkuat. Alhamdulillah, lonjakan jumlah perajin batik sangat pesat. Dulu mereka hanya bisa menjual belasan lembar kain per bulan, tapi kini bisa jual ratusan lembar kain batik per bulan," ujar Anas.
"Mari mencintai batik Banyuwangi dengan cara konkret, yaitu membelinya," imbuh Anas yang tampil mengenakan kemeja batik merah dengan udeng (penutup kepala tradisional) berwarna senada.
Anas menambahkan, dalam mengerek kapasitas para perajin batik, Pemkab Banyuwangi telah melakukan berbagai langkah. Hingga saat ini, berbagai tema pelatihan batik telah digelar sebanyak 54 kali dengan menyasar 6.480 warga dan perajin batik. Materi yang diberikan mulai teknik membatik, pewarnaan alami, desain busana, kemasan dan branding, pengelolaan limbah, hingga pemasaran digital.
"Jadi pemerintah daerah tidak hanya memfasilitasi promosi lewat festival ini, tapi juga secara terintegrasi meningkatkan kapasitas perajin batik," papar Anas.
Festival Batik Banyuwangi ©2019 Merdeka.comSementara itu, dalam Festival Batik Banyuwangi 2019, tema yang diangkat adalah motif 'Blarak Sempal'. Saban tahun, motif yang diangkat memang berbeda-beda.
"Rangkaian festival ini sudah dimulai beberapa bulan lalu lewat workshop, pelatihan, dan sebagainya. Nah UMKM merespons tema itu dengan memproduksi motif serupa. Penjualannya akhirnya terdongkrak," ujar Anas.
Festival Batik Banyuwangi ini juga dihadiri Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dody Edward, Irjen Kemenkumham Johny Ginting, Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Viktoria Simanungkalit, dan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Parade busana ini menghadirkan 120 busana batik dari 12 desainer lokal 15 perajin batik Banyuwangi, serta 8 desainer nasional dan internasional. Para desainer berhasil menyuguhkan karya-karya menarik, mulai casual, street wear, hingga spesial occasion seperti baju seremonial dan baju pesta.
Pada perhelatan tahun ini, Pemkab Banyuwangi menggandeng desainer nasional kenamaan Samuel Wattimena. Samuel membawakan 10 karya desain hasil rancangannya dengan bahan kain batik Blarak Sempal. Dikenal sebagai desainer yang konsisten mengangkat kain nusantara. Samuel pun tidak meninggalkan kekhasannya itu dengan memadukan Batik Blarak Sempal dengan kain nusantara seperti lurik dan tenun.
"Saya kagum kepada Banyuwangi yang memberi ajang luas bagi desainer lokal. Pengemasannya juga tematik sesuai motif-motif lokal, ini berarti Banyuwangi punya kesadaran untuk memaksimalkan potensi batiknya," kata Samuel.
Samuel melihat, desainer lokal Banyuwangi bisa mengomunikasikan karyanya dengan baik. "Saya yakin, jika berbagai langkah kreatif Banyuwangi ini terus didorong ke depan, maka industri batik Banyuwangi bakal semakin eksis dan kompetitif di industri fashion nasional," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bantul, Hasil Kombinasi Dua Wujud Karya Seni yang Jadi Denyut Nadi Ekonomi Masyarakat Desa
Produk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Baca SelengkapnyaPameran Wisata di Belanda, Pertamina Gaungkan Desa Wisata Binaan & Produk UMKM Unggulan
Partisipasi Pertamina pada pameran di kawasan Eropa ini bertujuan mengenalkan budaya nusantara.
Baca SelengkapnyaTerinspirasi dari Tarian Unggas, Begini Uniknya Batik Merak Ngibing Asli Priangan Timur
Pengguna batik ini diharapkan bisa mengagumi keindahan alam Priangan Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wisata Pekalongan Populer, Sajikan Pemandangan Alam Asri hingga Budaya
Pekalongan tidak hanya batik, tetapi juga memiliki tempat wisata indah dan unik.
Baca SelengkapnyaKunjungi Pengrajin Batik Tradisional, Ganjar Dorong Permodalan Perbankan ke Tingkat Desa
Ganjar meyakini, hasil produksi pengrajin batik Sukoharjo bila dibawa ke tempat yang lebih baik pemasarannya maka nilai jual ekonominya akan bertambah.
Baca SelengkapnyaAtraktifnya Rebana Kuntulan Kolosal ala Banyuwangi
Tabuhan rancak khas rebana kuntulan memecahkan keriuhan di tengah Alun-Alun Taman Blambangan, Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Kompetensi Nasabah, PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint
Batik Ecoprint merupakan salah satu jenis batik yang proses produksinya menggunakan pewarna alami
Baca SelengkapnyaImlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali
Wastra merupakan kain tradisional yang sarat akan makna budaya Nusantara.
Baca SelengkapnyaMenjelajahi Bangunan Tua di Ambarawa, dari Bekas Rumah Pemotongan hingga Pabrik Batik
Hingga kini, masih dijumpai bangunan-bangunan kuno peninggalan kolonial di Ambarawa.
Baca Selengkapnya