Risma: Saya rela mati bela warga Surabaya
Merdeka.com - Diisukan menjadi tersangka kasus Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma mengaku tak gentar. Pasalnya dia mengklaim itu dilakukan membela para pedagang. Dia juga sesumbar rela mati demi warga Surabaya.
"Insya Allah, saya tidak akan pernah mengkhianati warga Surabaya. Tapi jika saya dianggap bersalah karena membela warga Surabaya, kalau toh saya mati, saya rela demi warga Surabaya," kata Risma di sela acara pembekalan saksi PDIP di Gedung Wanita, Jalan Kalibokor, Surabaya, Jumat (23/10) malam .
Calon wali kota nomor urut dua ini juga mengaku heran kenapa tiba-tiba dikabarkan menjadi tersangka dalam kasus Pasat Turi tersebut. Padahal, kasus tersebut sudah berjalan lama, dan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) itu, sudah dikeluarkan Polda Jawa Timur pada bulan Mei 2015 lalu.
Saat itu, kata Risma, dalam kasus itu, dia hanya sebagai saksi. Kejadian bermula ketika pengembang Pasar Turi, PT Gala Bumi Perkasa, meminta Pemkot Surabaya membongkar tempat penampungan sementara (TPS), yang saat itu masih ditempati para pedagang yang ada di sekitar Gedung Pasar Turi yang terbakar.
"Saya juga heran kok tiba-tiba menjadi tersangka. Karena saya tidak pernah melakukan. Saat itu, saya masih menjadi saksi. Bulan September kemarin, Polda Jawa Timur melakukan gelar perkara, dan saya masih menunggu hasilnya," ucapnya.
Sekadar tahu, Pasar Turi, beberapa kali mengalami kebakaran hebat. Kebakaran yang meluluh-lantahkan pasar legendari di Kota Pahlawan ini, tidak hanya terjadi pada masa kepemimpinan Tri Rismaharini. Melainkan pernah terjadi di masa wali kota-wali kota sebelumnya, termasuk saat Bambang Dwi Hartono menjabat sebagai wali kota.
Saat Bambang masih menjabat sebagai wali kota, pasca-terjadi kebakaran hebat di Pasar Turi, investor pemenang tender proyek pembangunan Pasar Turi, dalam hal ini PT Gala Bumi Perkasa membangun TPS untuk para pedagang. Hingga kini, TPS itu masih tetap berdiri.
Kemudian, saat kepemimpinan Risma, pasar tradisional terbesar di Indonesia Timur itu kembali diamuk si Jago Merah, pada pertengahan September 2012 silam.
Saat proyek pembangunan Pasar Turi selesai dibangun, para pedagang yang menghuni TPS, tidak bisa masuk, karena harga stand di Pasar Turi, dipatok harga yang cukup memberatkan bagi para pedagang. Bahkan, PT Gala Bumi Perkasa meminta TPS dibongkar.
Beberapa kali para pedagang mengeluh kepada Risma, dan meminta Pemkot Surabaya mengambil alih proyek Pasar Turi. Rismapun memilih melindungi para pedagang dan tidak akan membongkar TPS yang berada di luar Gedung Pasar Turi.
"Saat itu saya katakan, saya adalah wali kota. Saya harus melindungi warga saya. Semua orang ingin jualan dengan baik. Kenapa para pedagang tidak bisa masuk ke gedung itu, siapa siah yang tidak ingin masuk ke tempat yang bagus? Kalau tidak ada masalah kan gak mungkin?," keluh alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) ini.
Karena kegigihan Risma ini, dia dituding menyalahgunakan wewenang dan melakukan pembiaran atas keberadaan TPS yang dihuni eks pedagang Pasar Turi. Oleh PT Gala Bumi Perkasa, melalui humasnya, Henry Gunawan selaku bos perusahaan tersebut, melaporkan Risma ke Polda Jawa Timur.
"Di dalam kontrak tidak ada kewajiban Pemkot Surabaya membongkar TPS. Malah developer diberi kewajiban membangun TPS untuk menampung para pedagang," papar Risma.
Kemudian di bulan Mei 2015, terbitlah SPDP dan dilakukan gelar perkara pada pertengahan September. Risma dipanggil penyidik sebagai saksi dalam laporan tersebut. Dalam gelar perkara itu, Polda Jawa Timur tidak mendapati alat bukti kuat untuk menetapkan Risma sebagai tersangka.
"Tidak ada bukti kalau saya melanggar. Bahkan, dalam kontrak itu, tidak ada kaitannya dengan Pemkot Surabaya. Kontrak itu terjadi antara investor dan pedagang. Saya tidak masuk dalam kontrak itu, kok tiba-tiba dikait-kaitkan," cetusnya.
Namun, masih kata Risma, sebagai wali kota apakah dia tidak berhak melindungi warganya yang tidak mampu? "Sebagai pemimpin saya termasuk dholim jika diam saja melihat masalah ini. Saya tidak akan mengkhianati warga Surabaya," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan warga di Lumajang, Jawa Timur rela berdesak-desakan demi mendapatkan sembako murah pada Sabtu (16/3) pagi.
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaAdi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bendera milik Partai NasDem yang berada di halaman Markas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) diturunkan oleh relawan.
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 14 remaja memilih melompat ke Sungai Cisanggarung Losari, Brebes untuk menghindari tawuran.
Baca SelengkapnyaKehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaDN gelap mata mengetahui mantan istrinya AG (24) akan menikah lagi. Dia menikami wanita itu hingga terluka parah sedangkan calon suaminya FR (30) tewas.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca Selengkapnya