Miris, di Danau Limboto beli kaveling Rp 3 juta biar bisa mancing

Merdeka.com - Muhlis, seorang warga pesisir Danau Limboto, Gorontalo terpaksa harus membeli kaveling di area Danau Limboto, Gorontalo untuk menuntaskan hobi mancing yang hampir dilakukannya setiap hari. Ia mengaku, satu kaveling seluas 50x30 meter di areal tengah Danau Limboto dibelinya sekitar Rp 3 juta dari seseorang.

"Saya membeli dengan harga seperti itu dari seorang warga yang sudah lebih dulu memiliki kaveling. Punya dia lebih luas," ungkap Muhlis yang ditemui di Dermaga Hutada, Danau Limboto, seperti dilansir Antara, Senin (5/9).

Muhlis yang enggan menyebut nama penjual kaveling itu mengungkapkan, kepemilikan areal danau didominasi oleh beberapa warga yang tinggal di wilayah pesisir. Berbeda dengan kawasan bibir danau yang diklaim dan bersertifikat, kaveling di areal basah tersebut kemudian dijual lagi kepada orang lain tanpa disertai bukti kepemilikan.

"Saya beli bahkan tanpa pakai kuitansi. Lagi pula itu kan punya negara, suatu saat akan dilarang juga. Asal sudah saling tahu saja. Nanti ada patok pembatas sebagai tanda areal itu sudah ada yang punya," ujarnya.

Jika tidak memiliki 'wilayah kekuasaan' di bagian tengah danau, lanjutnya, para pemancing seperti dirinya akan mengalami kesulitan karena terancam diusir oleh para penguasa kaveling.

Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Danau Limboto. Pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang, kelompok orang dan atau badan hukum dilarang menguasai wadah air danau dalam bentuk apapun.

Bagi yang melanggar pasal tersebut dikenakan sanksi administratif dan sanksi pidana dengan ancaman penjara paling lama enam bulan atau denda Rp 50 juta.