Menristekdikti Sebut Peneliti Indonesia Sudah Sejahtera
Merdeka.com - Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengatakan, insentif yang diperoleh para peneliti sudah sangat luar biasa. Menurut mantan rektor Universitas Diponegoro itu, peneliti yang berhasil menerbitkan penelitiannya di jurnal terindeks internasional akan mendapatkan insentif bervariasi.
"Para peneliti sekarang insentifnya luar biasa. Kalau dia publikasi yang dia bisa (terindeks jurnal) internasional kalau dia di perguruan tinggi dapat ADL RP 20 atau 30 atau 50 hingga 100 juta," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/3).
Nasir menerangkan bahwa dengan jumlah tersebut peneliti sudah sepatutnya sejahtera. Belum lagi perolehan yang didapat peneliti dari temuannya yang dipatenkan.
"Kedua, royalti yg dibayarkan. Contohnya Ini yang sudah mendapatkan royalti ini Rp 450 juta pertahun. Sangat besar, sejahtera itu," ujarnya.
Hal yang sama dibenarkan oleh peneliti sekaligus dosen di Soedirman Center for Global Studies, Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Agus Haryanto. Ia menyatakan, selama ini peneliti sudah diberikan insentif jika hasil penelitiannya masuk ke dalam jurnal internasional.
"Memang ada insentif, tapi bukan insentif penelitian, tapi hasil dari penelitian yang dijurnalkan dan terindeks Scopus," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Senin (18/3).
Namun begitu, Agus mengungkapkan, insentif hanya diberikan bagi peneliti yang sudah melakukan penelitian. Padahal menurutnya, seharusnya insentif juga diberikan kepada mereka yang hendak melakukan penelitian.
"Memang ada program Dikti yang memberikan dana penelitian, tapi tidak semua peneliti mendapatkan dana ini. Padahal seharusnya semua mendapatkan dana supaya bisa melakukan riset," jelasnya.
Agus mengimbau supaya bukan hanya penelitian yang berusaha digenjot, melainkan pengabdian serta pendidikan juga tidak bisa diabaikan.
"Lembaga pendidikan itu bukan lembaga penelitian. Jadi jangan hanya ditekankan pada riset saja. Ada Tri Dharma Perguruan Tinggi lain yang tidak bisa dilupakan, yakni pengabdian da pendidikan," tandasnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total pelamar yang diterima di Kemenag sebanyak 59 peserta dari 68 formasi yang tersedia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca Selengkapnya446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies meyakini, TNI-Polri hingga ASN bakal bersikap netral sesuai sumpah dan UUD 1945 untuk tidak memihak
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnya