Menkes: 5 Pasien Omicron Meninggal, 60 Persen Belum Vaksinasi Lengkap
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, sebanyak 5 pasien Omicron di Indonesia meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 60 persen belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua atau lengkap.
"Kita sudah ada yang meninggal 5 orang positif Omicron. Itu 60 persen belum divaksin lengkap," ungkapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1).
Budi juga mencatat, dari total pasien Omicron bergejala sedang hingga berat yang membutuhkan oksigen, 63 persen di antaranya belum divaksin lengkap. Mayoritas pasien ini lansia.
"Kebanyakan dari mereka lansia dan kita identifikasi cukup mengejutkan yang jumlahnya anak-anak," ujarnya.
Melihat fakta tersebut, dia meminta masyarakat segera mengikuti vaksinasi Covid-19. Vaksinasi bisa mengurangi risiko sakit berat atau fatalitas saat terpapar Covid-19.
"Kewajiban kita untuk melindungi orang yang belum divaksinasi agar segera divaksinasi, terutama lansia dan anak-anak. Karena 60 persen belum vaksin lengkap dan 63 persen yang masuk gejala sedang dan berat membutuhkan oksigen belum divaksin lengkap," jelasnya.
Sebelumnya, Budi mengaku belum tahu pasti soal kebutuhan perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron di rumah sakit. Ini disebabkan, data kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit setiap negara berbeda-beda.
Dia mengambil contoh Afrika Selatan. Jumlah pasien Omicron yang menjalani perawatan di rumah sakit pada negara tersebut jauh lebih rendah daripada Delta. Demikian juga di Inggris.
Namun berbeda dengan Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, persentase kasus aktif Omicron di bawah Delta. Namun, jumlah pasiem Omicron yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta.
"Di Prancis demikian juga. Secara persentase di bawah Delta, tapi secara nominal sama dengan Delta dan kasusnya masih naik," jelasnya.
Melihat kondisi di berbagai negara tersebut, Budi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan Omicron. Dia mengingatkan untuk tidak jemawa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
"Kalau bisa lakukan secara mobilitas di rumah, lebih baik dilakukan di sana. Karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan (Februari 2022)," ujarnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaZubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca Selengkapnya