LIPI sebut belum ada teknologi akurat mampu prediksi gempa bumi
Merdeka.com - Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (2/10). Peristiwa itu kemudian diikuti tsunami yang meluluhlantakkan sejumlah daerah di dua kawasan tersebut.
Banyak yang tak menyangka gempa saat Magrib itu telah menimbulkan korban jiwa yang begitu banyak. Ditambah lagi kerusakan yang sangat parah.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan hingga saat ini tak ada satu pun teknologi di dunia yang mampu secara akurat dan presisi memprediksi kapan datangnya bencana, terutama gempa bumi.
"Jika ada pendapat yang menyatakan mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi beserta kekuatan magnitudonya, bisa dipastikan itu adalah hoax," ujar Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto di Gedung LIPI Jakarta Selatan, Selasa (2/10).
Ditambahkan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko Handoko, posisi Indonesia berada di empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Untuk itu, masyarakat perlu disadarkan lagi soal mitigasi bencana mengingat Indonesia sangat rawan terkena bencana.
Tak hanya itu, Indonesia juga terletak di kawasan sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. Wilayah tersebut memiliki sisi berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
"Fakta ini harus diyakini agar masyarakat Indonesia harus siap menghadapi segala kemungkinan bencana," ucap Handoko di lokasi.
Sebelumnya, Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat 28 September 2018. Hingga Selasa (2/10/2018), tercatat 925 orang meninggal dunia, 99 orang hilang, serta 799 terluka akibat bencana tersebut.
Selain itu, ada 59.450 jiwa pengungsi yang tersebar di 109 titik di kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 58 kejadian gempa tersebut terjadi selama periode 22-28 Desember 2023
Baca SelengkapnyaGempa yang berlokasi di 7.61 LS,105.90 BT, 85 km Barat Daya di Bayah dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca SelengkapnyaSebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaMenurut petugas BMKG, ada satu gempa bumi dirasakan di Laut Maluku
Baca SelengkapnyaTemuan geologi baru mengungkap potensi pepohonan sebagai penanda sensitif aktivitas gunung berapi.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaGempa bumi dahsyat bermagnitudo 7.4 mengguncang Jepang telah memicu tsunami.
Baca Selengkapnya