Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komnas HAM Luruskan Soal Forum Penuh Tawa ADC Ferdy Sambo Sebelum Brigadir J Tewas

Komnas HAM Luruskan Soal Forum Penuh Tawa ADC Ferdy Sambo Sebelum Brigadir J Tewas Komisioner Komnas HAM Choirul Anam jumpa pers. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meluruskan penjelasan terkait adanya forum penuh tawa yang terjadi sebelum peristiwa adu tembak anggota di Duren Tiga dan menewaskan Brigadir J atau Yoshua. Temuan tersebut digali saat pemeriksaan tujuh ajudan Irjen Ferdy Sambo, termasuk Bharada E.

"Kemarin ada satu forum yang tertawa-tertawa, gitu kan kami jelaskan dengan pemeriksaan ADC-ADC. Apa yang kami maksud dengan forum tertawa itu, karena mohon maaf, ada satu media yang cukup besar yang salah menulisnya dan salah menafsirkan ya, kalau ini enggak diluruskan itu akan jadi enggak karuan," tutur Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan, Rabu (27/7).

Anam menegaskan, pihaknya sama sekali tidak pernah menyatakan pembunuhan Brigadir Yoshua terjadi di jalan atau rentang berkendara Magelang-Jakarta.

"Kami tidak pernah ngomong Brigadir J dibunuh di jalan, enggak pernah. Cek semua ini, kami nggak pernah mengatakan demikian, apalagi terus disambungkan dengan dibunuh di jalan dengan tertawa-tertawa, kami enggak pernah ngomong begitu," jelas dia.

"Yang ada adalah forum tertawa-tertawa itu forum antar ADC ya, sebelum kematian, lokasinya di Jakarta yang itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tertawa. Siapa yang tertawa, termasuk J ya. Jadi kalau ini seolah-olah dibunuh dengan tertawa-tertawa antara Magelang dan Jakarta sudah itu salah dan mohon itu media yang menulis itu untuk diubah lah, jangan menafsirkan sesuatu yang faktanya nggak pernah diomongin Komnas HAM. Hak publik untuk tahu apa yabg sebenarnya terjadi," sambung Anam.

Komnas HAM menggali banyak hal kepada enam ajudan Irjen Ferdy Sambo. Pemeriksaan ini bagian dari penyelidikan terhadap tewasnya Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ajudan Ferdy Sambo, Bharada E atau Richard Eliezer telah memenuhi panggilan ke Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).

Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, membeberkan satu-persatu pertanyaan. Komnas HAM mendalami peristiwa yang terjadi di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo.

"Masing-masing ajudan diminta mengambarkan posisinya," kata dia di Kantor Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).

Di samping itu, ditelaah juga situasi yang terjadi sebelum insiden adu tembak antar ajudan. Faktanya, hampir semua menjawab saling bercanda.

"Ternyata beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisi," ujar dia.

Anam mengatakan, pihaknya bahkan sampai merunut kembali yang dialami ajudan Ferdy Sambo ketika berada di Magelang sampai tiba di Jakarta. Menurut dia, pertanyaan diajukan secara mendetail dan lengkap.

"Kami tarik spektrum waktu yang lebih luas. Misalnya di Magelang ngapain, baju apa, ngapain saja dan sebagainya dan termasuk juga spektrum kapan berangkat dari Magelang, kapan sampai di Jakarta. Di Jakarta ngapain aja, pakai pakaian apa. Masing-masing orang mempunyai jawaban sendiri-sendiri. Apakah sama atau tidak. Nanti diolah tim. Ini barusan selesai," papar Anam.

Anam mengatakan, hubungan antar ajudan dalam kehidupan sehari-hari juga didalami.

"Kami tanya masing-masing orang itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, apa background yang terjadi di sekuend itu. Misalnya A ditanya bagaimana perilaku kehidupan sehari hari yang lain," ujar dia.

Anam menilai, pertanyaan satu dengan yang lain saling berkaitan. Sebab, ia ingin memastikan bahwa setiap jawaban konsisten dan tidak berubah-ubah.

"Ini penting untuk melihat sesuatu yang kami dapatkan sendiri oleh Komnas HAM untuk melihat konstan waktu dan konteks yang terjadi dalam konstan waktu itu," ujar dia.

Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri Tidak Hadir, Sidang Gugatan Orangtua Brigadir J Ditunda
Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri Tidak Hadir, Sidang Gugatan Orangtua Brigadir J Ditunda

Keluarga Brigadir J menggugat Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri karena menilai melakukan Perbuatan Melawan Hukum.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ngakak Saat Babinsa Langkah Tegap di Atas Panggung Timbulkan Suara Gedobrak 'Harus Pakai PBB'
Jokowi Ngakak Saat Babinsa Langkah Tegap di Atas Panggung Timbulkan Suara Gedobrak 'Harus Pakai PBB'

Aksinya pun menimbulkan suara hingga membuat Jokowi hingga para hadirin terkekeh.

Baca Selengkapnya
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta

Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Waketum NasDem Tiba-Tiba Merapat ke Rumah Prabowo, Sinyal Gabung Koalisi?
Waketum NasDem Tiba-Tiba Merapat ke Rumah Prabowo, Sinyal Gabung Koalisi?

Sesuai agenda seharusnya yang hadir di kediaman rumah Prabowo adalah tim hukum yang dikomandoi Prof Yusril Ihza Mehendra.

Baca Selengkapnya
PN Jaksel Mulai Sidangkan Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J ke Ferdy Sambo cs, Kapolri Hingga Presiden
PN Jaksel Mulai Sidangkan Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J ke Ferdy Sambo cs, Kapolri Hingga Presiden

Keluarga Brigadir J menggugat secara perdata Ferdy Sambo hingga Presiden RI sebesar Rp7,5 miliar atas terbunuhnya Yosua.

Baca Selengkapnya
Keluarga Brigadir J Gugat Perdata Ferdy Sambo Cs, Kapolri hingga Presiden RI Rp7,5 Miliar
Keluarga Brigadir J Gugat Perdata Ferdy Sambo Cs, Kapolri hingga Presiden RI Rp7,5 Miliar

Komarudin menambahkan kerugian yang dialami oleh kliennya setelah dihitung mencapai Rp7,5 miliar dan itu merupakan kerugian materiil.

Baca Selengkapnya
Respons Prabowo soal HAM, Sekjen PDIP: Bagaimana jadi Pemimpin jika Tidak Kedepankan Dialog?
Respons Prabowo soal HAM, Sekjen PDIP: Bagaimana jadi Pemimpin jika Tidak Kedepankan Dialog?

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pemimpin tidak boleh memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.

Baca Selengkapnya
NasDem DKI: Ahmad Sahroni Sosok Paling Kuat Maju Pilgub DKI 2024
NasDem DKI: Ahmad Sahroni Sosok Paling Kuat Maju Pilgub DKI 2024

Dukungan ini masih menjadi usulan internal setelh merangkum masukan dari dewan pimpinan cabang, daerah, hingga DPRD.

Baca Selengkapnya
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama

Majelis hakim PN Tanjungkarang, Lampung menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami terkait perkara peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya