Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kedekatan Dita dengan Budi Satrio dan Anton sang peracik bom Gereja Surabaya

Kedekatan Dita dengan Budi Satrio dan Anton sang peracik bom Gereja Surabaya Dita dan keluarga. ©2018 Liputan6.com

Merdeka.com - "Lha ini kan sering ke rumah Dita (bomber gereja Surabaya) dulu," ujar Ebet (40) saat melihat foto terduga teroris yang ditembak mati Densos 88 di Sidoarjo, Budi Satrio.

Pernyataan Ebet diamini rekan di sebelahnya, saat mereka berada di sebuah warung kopi di dekat kediaman orang tua otak pengeboman tiga gereja Surabaya, Dita Oepriarto, di Tembok Dukuh, Surabaya, Rabu (16/5).

Ebet merupakan mantan pegawai pecetakan milik Dita. Percetakan itu didirikan Dita tahun 2000 di bekas rumahnya, Tembok Dukuh. Tapi tidak lama, setelah pindah ke Rungkut, usaha itu tutup.

Ebet menceritakan kedekatan antara Dita dengan terduga teroris Budi Satrio dan Anton Ferdiantono (47). Sejak Dita tinggal di Tembok Dukuh, mereka sudah dekat. Anton ternyata pernah menjadi pegawai percetakan milik Dita.

"Dia bekerja di sana lebih dahulu baru saya masuk. Tapi sekitar 3 bulanan Anton memutuskan keluar," ujarnya.

Setelah berhenti bekerja, Anton juga tetap berhubungan dan beberapa kali mengunjungi DT.

"Saya membenarkan keterangan kepolisian, bahwa mereka bertiga ini teman baik. Dekat sekali mereka itu," tambahnya.

Sedangkan Budi Satrio dikenal sebagai partner kerja Dita. Ebet yang juga tetangga Dita mengungkapkan, saat masih menjadi pegawai, dia sering melihat Budi datang berkunjung ke kediaman Dita.

"Kadang seminggu sekali, atau lebih Budi ini datang ke rumah Dita," tuturnya.

Ebet tidak tahu persis topik yang biasa dibicarakan Dita dan Budi. Dia mengira seputar masalah pekerjaan. Ebet mengaku tidak ada yang aneh selama 1,5 tahun dia bekerja pada Dita. Baik dari topik pembicaraannya maupun penampilan ketiganya.

"Jadi, menurut saya itu ketiganya saat itu, ikut jaringan seperti itu setelah Dita pindah," tambah dia.

Ada satu fakta lainnya yang diungkap Ebet. Budi Satrio dulu dipanggil dengan nama Rafael. Nama panggilan ini semenjak Budi masih duduk di bangku kuliah. Sehingga ketika ada keterangan kepolisian mengatakan salah seorang terduga teroris Budi Satrio adalah teman dekat Dita, dia merasa aneh dengan nama itu.

"Setahu saya Rafael panggilannya dulu," paparnya.

Diketahui, Budi dan Anton ditembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 di tempat yang berbeda. Budi Satrio (48), terduga pelaku teroris ditembak mati tim Detasemen Khusus 88 Antiteror di Perum Puri Maharani, Desa Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur. Budi selama ini dikenal warga memiliki keahlian meracik bahan kimia. Anton diduga berperan dalam pembuatan bahan baku bom.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal Agus Subiyanto Kini Panglima TNI, ini Sosok Teman Satu Angkatannya Lulusan Terbaik Akmil 1991 Pangkatnya Letjen

Jenderal Agus Subiyanto Kini Panglima TNI, ini Sosok Teman Satu Angkatannya Lulusan Terbaik Akmil 1991 Pangkatnya Letjen

Berikut sosok teman satu angkatan Panglima TNI sekaligus sebagai lulusan terbaik Akmil.

Baca Selengkapnya
Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses

Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses

Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Usai Dilantik, Bripda Bagus dapat Pesan yang Mendalam dari sang Jenderal 'Kalau Sudah Jadi Anggota Polri Ingat Ortu'

Usai Dilantik, Bripda Bagus dapat Pesan yang Mendalam dari sang Jenderal 'Kalau Sudah Jadi Anggota Polri Ingat Ortu'

Isinya soal mandat bagi sang Bripda untuk menjaga orangtua.

Baca Selengkapnya
Dirawat Sejak Kecil, Intip Potret  Kebersamaan Danvy Rukmana Putri Pertama Annisa Trihapsari Bareng Tutut Soeharto

Dirawat Sejak Kecil, Intip Potret Kebersamaan Danvy Rukmana Putri Pertama Annisa Trihapsari Bareng Tutut Soeharto

Tutut Soeharto diketahui merawat anak pertama Annisa Trihapsari, Danvy Rukmana sejak kecil.

Baca Selengkapnya
Dipicu Dendam Pribadi, Pria Tusuk Sangkur Dua Pria Tewas

Dipicu Dendam Pribadi, Pria Tusuk Sangkur Dua Pria Tewas

Kejadian bermula saat pelaku Sovianyanto (22) menghampiri rumah kost teman perempuannya.

Baca Selengkapnya
Sidang Penganiayaan Santri di Kediri, Ibu Korban Sebut Anaknya Dianiaya sejak Agustus 2023

Sidang Penganiayaan Santri di Kediri, Ibu Korban Sebut Anaknya Dianiaya sejak Agustus 2023

Sidang Penganiayaan Santri di Kediri, Ibu Korban Sebut Anaknya Dianiaya sejak Agustus 2023

Baca Selengkapnya
Stasiun Tawang Banjir, Empat Kereta Api Dialihkan ke Stasiun Poncol

Stasiun Tawang Banjir, Empat Kereta Api Dialihkan ke Stasiun Poncol

Stasiun Tawang Banjir, Empat Kereta Api Dialihkan ke Stasiun Poncol

Baca Selengkapnya
Kisah Mantan Pramugara Berhenti Bekerja Malah Jadi Waria, Ternyata Keluarganya Tak Sembarangan

Kisah Mantan Pramugara Berhenti Bekerja Malah Jadi Waria, Ternyata Keluarganya Tak Sembarangan

Aldioanto (67) terlahir normal sebagai laki-laki, akibat dirumahkan dari suatu perusahaan tempatnya bekerja sebagai pramugara di Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya