Ini beda ulama radikal dengan toleran
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) ingin mengadakan pelatihan untuk masyarakat yang ingin menjadi dai atau ulama yang moderat dan bisa menghindari paham radikalisme.
Wakil Sekretaris MUI Tengku Zulkarnain mengungkapkan, salah satu materi dalam pelatihan itu ialah bagaimana mencegah adanya paham radikalisme.
"Paham radikal supaya bisa kita tangkal, dai moderat artinya dai yang kita didik di mana Islam berada di tengah-tengah, tidak ekstrim juga tidak liberal," kata Tengku saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (8/1).
Tengku menjelaskan, radikalisme ialah suatu paham yang mengajarkan kekerasan kepada umat dengan menghalalkan pertumpahan darah orang lain yang berada di luar kelompoknya karena berbeda paham.
Kata dia, mereka yang memiliki paham radikalisme muncul lantaran pemahaman tekstual yang sempit tanpa mau merujuk pada perkataan ulama-ulama besar.
"Ayat yang dipilih diartikan secara sempit dan dimaknakan dengan kekerasan, perang, dan pembunuhan sebagai jalan keluar. Dialog dan kasih sayang dikesampingkan," terangnya.
Berbeda dengan ulama yang memiliki pandangan moderat maupun toleran. Mereka akan mengedepankan kasih sayang dan saling menghargai perbedaan selama masih dalam ruang lingkup khilafiyah.
"Mengutamakan dialog dalam mencari jalan keluar dalam setiap permasalahan umat," pungkasnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaDi tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca SelengkapnyaToleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca Selengkapnya"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaIslam mengajarkan umatnya untuk mencari kepuasan yang bersumber dari pemenuhan kebutuhan spiritual dan moral.
Baca Selengkapnya