Geger Suara Dentuman di Malang, BMKG Belum Temukan Aktivitas Gempa dan Sambaran Petir
Merdeka.com - Suara dentuman yang terjadi bertubi-tubi sepanjang malam dan pagi hari membuat penasaran warga Malang Raya. Hingga saat ini, belum diketahui kepastian sumber suara beruntun yang menimbulkan getaran itu.
Amanda Egatya (25) warga Kota Malang mengaku mendengar suara dentuman sejak Selasa (2/2) tengah malam hingga pagi hari Rabu (3/2). Suaranya beruntun dan menyambung serupa meriam bersahutan.
"Saya dengarnya tengah malam, karena sendirian di kamar langsung berselimut dan mikirnya macam-macam. Tapi masih terus dengar," kata Manda, Rabu (3/2).
Suara dentuman terus terdengar, bahkan pagi hari pun suara masih terus bersahutan. Semula banyak mengira suara tersebut bersumber dari aktivitas vulkanis Gunung di sekitar Malang Raya.
Ma'muri, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang mengatakan sensor sismic tidak menangkap aktivitas kegempaan atau sambaran petir yang anomali. Sehingga memang dipastikan bukan bersumber dari aktivitas vulkanis dan petir.
Berdasarkan data sensor sismic di Malang, Tretes dan Gedangan pada rentang waktu pukul 24.00-03.00 WIB tidak menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan, demikian pula dari data aktivitas sambaran petir juga tidak menunjukan anomali peningkatan," jelas Ma'muri.
Ma'muri belum dapat memastikan sumber suara dentuman tersebut, dugaan sementara bukan aktivitas vulkanis. Tetapi memang masih membutuhkan data yang membuktikan aktivitas yang menyebabkan suara tersebut.
"Jadi sampai saat ini kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut. Bisa jadi, namun perlu data yang lengkap untuk memastikan," terangnya.
Wali Kota Malang, Sutiaji dalam pernyataannya mengaku belum mengetahui sumber pasti suara dentuman tersebut. Ia meminta BPBD Kota Malang untuk melakukan pelacakan sumber suara tersebut.
Masyarakat diharapkan tenang, jangan ada kecemasan. Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Sambil menunggu informasi dari kami, setelah mendapat konfirmasi dari otoritas terkait," tegasnya.
Sutiaji juga menegaskan bahwa aktivitas Gunung Semeru dan Gunung Raung normal-normal saja. Namun hingga saat ini memang belum diketahui sumber dentuman tersebut.
Belum ada otoritas yang memberikan keterangan pasti tentang sumber dentuman tersebut. Tetapi banyak telinga mendengar suara tersebut, bahkan hingga warga luar Kota Malang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi terbaru dari tim Badan Geologi melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaBMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya frekuensi hujan diakibatkan adanya aktivitas Monsun Asia Musim Dingin
Baca SelengkapnyaHendra mengatakan, tinggi kolom asap letusan maupun hembusan maksimum 700 meter di atas puncak.
Baca Selengkapnya