Gaya gaul tapi ramah ala Gus Ipul disukai pemilih milenial Jawa Timur

Merdeka.com - Pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur tahun 2018 mengalami perbedaan sistem pendekatan ke masyarakat, dibandingkan proses pilgub lalu. Pendekatan kali ini lebih pada blusukan secara langsung ke masyarakat.

Cara-cara seperti ini sama-sama dilakukan kedua pasangan calon (Paslon), baik paslon nomor urut satu, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan paslon nomor urut dua, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. Selain blusukan kedua paslon juga melakukan pendekatan kepada pemilih pemula, atau yang disebut dengan pemilih milenial. Mereka saling berlomba untuk berebut suara 'liar' ini.

Keinginan paslon untuk mendapatkan pemilih pemula sangat wajar, dari prediksi Pakar Politik Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya, Sucahyo Tri Budiono. Menurutnya pemilih pemula yang ada di Jatim bisa mencapai 62 persen dari jumlah pemilih yang ada. Jadi sangat wajar kalau kedua paslon menjadikan pemilih milenial ini sebagai rebutan bersama.

Untuk bisa merebut suara pemilih milenial, calon gubernur (Cagub) Jawa Timur Saifullah Yusuf memiliki cara-cara berbeda. Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf menjadikan pemilih pemula layaknya teman. Tidak ada kesan jarak yang membedakan antara keduanya, bahkan Gus Ipul juga bertingkah layaknya anak muda saat bertemu mereka. Selfie bareng atau sekedar bercanda untuk menanyakan kabar.

Sikap seperti itulah yang disukai anak-anak muda, Farid misalnya, pria berusia 23 tahun ini masih teringat saat bertemu Gus Ipul di Hotel Majapahit. Saat itu ada event deklarasi damai, setelah selesai dia mendekati Gus Ipul dan minta untuk berfoto bersama. Permintaannya langsung mendapatkan respon positif.

"Gus Ipul tidak sombong, beliau juga bisa mengetahui keinginan anak muda. Kita ingin selfie saja mau," ujar pria asli Surabaya ini.

Apalagi, gaya Gus Ipul yang sangat akrab membuat masyarakat semakin suka terhadap mantan Ketua GP Ansor ini. Setiap berkunjung ke lokasi, tidak lupa keponakan Gus Dur (KH Abdurrahman Wachid) ini selalu menepuk punggung atau pundak warga yang ditemui. Hal itu yang menjadikan Gus Ipul bertambah dekat dengan masyarakat.

"Kalau saya semua saya anggap seperti saudara. Saya sebisa mungkin akan mendekatkan diri kepada mereka," kata Gus Ipul.

Wakil Gubernur Jawa Timur ini berprinsip, jika dirinya dekat dengan masyarakat maka apa yang diinginkan mereka bisa terakomodir. Cara seperti inilah yang membuatnya mencetuskan sembilan program khusus dan 33 janji kerja. Isi dari program-program tersebut diperoleh dari hasil turun kelapangan secara langsung, bertemu dengan warga, kiai, ulama, tokoh masyarakat, dan pengusaha.

Dari semua itu, keinginan dan kepentingan mereka diakomodir dan dijadikan menjadi sebuah program. Nantinya, program ini akan dilaksanakan sebagai wujud upaya untuk mensejahterakan masyarakat dengan mengembangkan ekonomi kreatif. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi prioritas, karena SDM ini menjadi kunci keberhasilan pengembangan suatu daerah.

"Saya keliling-keliling di Jawa Timur, dari aspirasi masyarakat, tokoh, ulama, dan kiai semua saya tampung. Akhirnya saya dan mbak Puti membuat program dari hasil keluhan warga," akunya.

Kiai misalnya, lanjut dia, mereka tidak meminta berlebihan, hanya ingin pendidikan madrasah diniah (Madin) diperhatikan, akhirnya muncul program Madin Plus. Begitu juga di Madura, setelah melakukan rangkaian perjalanan panjang dari daerah ke daerah di Madura, akhirnya faktor yang menjadi persoalan penting adalah perekonomian. Fakta ini yang memunculkan program Satria Madura atau satu triliun untuk Madura. "Ini semua masukan dari bawah dengan melihat kondisi alam," beber Gus Ipul.