Diajak pasangan lesbinya, Novita kabur ke Jakarta

Merdeka.com - Diduga terbujuk rayuan pasangan sesama jenis alias lesbi, anak baru gede (ABG), Novita Pingkan Adelia (16), warga Benowo III, Surabaya, Jawa Timur, kabur dari rumahnya sejak Mei 2012 lalu. Kejadian ini dilaporkan oleh orang tua Novita ke Mapolrstabes Surabaya, Kamis (30/8).

Dari keterangan orang tua Novita, polisi menduga anak pasangan Paulina Marce dan Suyanto ini, diajak minggat oleh Yanti alias Johan, yang menjadi pasangan lesbinya. Atas laporan ini, polisi langsung memeriksa sejumlah saksi.

"Informasi terakhir, berdasar SMS (pesan singkat) yang dikirim kepada ibunya, Novita berada di Jakarta," kata Kanit Jatanum Iptu MS Fery, Kamis (30/8).

Isi SMS itu adalah: "Mama gak usah kuatir, aku baik-baik saja, aku sekarang ada di Jakarta, sudah kerja, mama mau minta dibeliin apa?."

Menurut keterangan orang tua Novita kepada penyidik, sebelumnya korban yang duduk di kelas III SMP Swasta di Surabaya ini, sudah dua kali meninggalkan rumah tanpa izin. "Setelah dicari keluarganya, korban ditemukan bersama komunitas (lesbi) ini," ujar Fery.

Terlebih dari foto yang diserahkan kepada petugas sebagai bekal pencarian, di baliknya tertulis jelas kata Koleb yang merupakan singkatan dari Komunitas Lesbi.

Sedang keterangan dari ibu Novita, Paulina Marce, pada 25 Mei 2012 lalu, sekitar pukul 19.30 WIB, Novita diketahui sudah tidak ada di rumah. Saat diperiksa di dalam kamarnya, pakaian di lemarinya pun sudah tidak ada. Padahal sebelumnya, Novita mengaku sakit kepala dan minta kepada orang tuanya untuk diambilkan obat di rumah sepupunya di kawasan Sememi, Surabaya.

Saat kedua orangtuanya mengambilkan obat inilah, seorang perempuan mengenakan jaket kulit dan mengendarai Yamaha Vixion menjemputnya. "Keterangan ini didapat Paulina dari tetangga yang sempat mengetahui kepergian korban yang sudah setahun ini membolos sekolah," ujar Fery menceritakan keterangan Paulina.

Sementara untuk mengetahui kebenaran cerita Paulina ini, polisi tengah melakukan pelacakan keberadaan korban. "Kami masih melacak keberadaan korban. Apakah benar ada di Jakarta seperti pengakuan dalam SMS atau di kota lain," kata Fery.