Cerita isu Geng Raden Kian Santang dan Klitih yang gegerkan DIY
Merdeka.com - Beberapa hari ini warga Yogyakarta dan Sleman digemparkan dengan isu geng Raden Kian Santang (RKS) yang sedang mencari korban. Geng ini dikabarkan sangat brutal dan memilih acak siapa calon korbannya.
Isu ini kemudian menyebar dari mulut ke mulut dan jejaring sosial. Isu soal adanya klitih pun membuat warga Yogyakarta takut jika keluar rumah. Hal ini lantaran, geng ini bisa menyasar siapa saja tanpa pandang bulu dalam mencari korbannya.
Lalu benarkah isu tersebut? Dan apa penjelasan kepolisian soal adanya isu teror yang merisaukan warga Yogyakarta ini? Berikut kisahnya:
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Apa aktivitas geng motor yang meresahkan? Awalnya, geng motor terbentuk karena beberapa orang atau kelompok memiliki minat hobi yang sama. Namun seiring berjalannya waktu, aktivitas geng motor telah semakin mengganggu kehidupan masyarakat.
-
Kenapa warga takut lewat jalan Gunung Gelap malam hari? Kabarnya, banyak pengguna jalan yang enggan melintas saat malam hari.
-
Mengapa Arus Balik di Gunungkidul mengancam wisatawan? Arus ini lebarnya sangat sempit tapi sangat kuat untuk menarik ke lautan. Jadi dia terbentuk di sekitar garis pantai.
Isu bermula dari pengeroyokaan yang tewaskan pelajar di Sleman
Isu adanya Geng Raden Kian Santang (RKS) di Yogyakarta diawali dengan kasus pengeroyokan yang dilakukan belasan pelajar kepada Dhimas Afrizal Mustofa (15). Dhimas, pelajar SMK N 1 Seyegan, itu tewas mengenaskan dengan sejumlah luka pada Kamis (9/10) lalu di Dusun Mangunan, Caturharjo, Sleman.Polisi sendiri sudah menangkap 12 dari 16 pelajar yang melakukan pengeroyokan kepada Dhimas. "Kami masih mengembangkan terkait peran masing-masing pelaku, karena tidak semua ikut menganiaya korban. Penyidikan sementara, 6 orang di antaranya melakukan penganiayaan sementara lainnya memboncengkan pelaku," jelas Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, Kamis (16/10).Menurut AKBP Ihsan, penangkapan bermula dari hasil olah TKP yang dilakukan Polsek Sleman dan Polres Sleman. Dari keterangan saksi, diperoleh ciri-ciri salah satu pelaku. Kemudian petugas bergerak mencari dan menangkap pelaku. Dari keterangan satu orang tersebut, polisi mengidentifikasi pelaku lainnya. Penangkapan terhadap para tersangka pun dilakukan di lokasi terpisah. "Ada yang kami tangkap di rumahnya, namun ada juga yang kami tangkap di sekolah," jelas Kapolres didampingi Kasat Reskrim AKP Alaal Prastyo di Mapolres Sleman kepada wartawan.
Muncul BBM soal Geng Raden Kian Santang
Tak lama berselang dari kasus pengeroyokan yang menimpa Dhimas, beredar pesan berantai lewat BlackBerry Messenger (BBM). Dalam BBM yang tersebar itu, berisi informasi tentang geng di Yogyakarta bernama Raden Kian Santang (RKS). Berikut BBM yang menyebar tersebut:"Hati-hati sudah mulai memanas situasi di Yogyakarta saat ini! Mungkin kalian sudah pernah mendengar nama salah satu organisasi Raden Kian Santang (RKS) sebelumnya? Yaitu sekumpulan grup pemuda dari luar kota yang mencoba merusak / menghancurkan generasi anak muda kalangan SMP dan SMA dan merekrut remaja yang sedang mencari jati diri. Organisasi ini diketuai oleh salah seorang pria dewasa yang berpengauh dan mempunyai ilmu hitam/ kekebalan tubuh. Organisasi ini sudah tersebar dan merajalela di area Yogyakarta tepatnya di daerah sleman barat dan utara. Beberapa kasus terjadi di daerah Jl Godean dan sering tindakan penganiayaan menggunakan senjata tajam pada saat malam hari yang situasi jalaan saat sepi / lengang. Jadi saran dari kepolisian setempat agar lebih berhati-hati jika keluar malam saat ini. Lebih waspada dan jaga diri disetiap situasi karena anggota dari RKS ini tidak pandang bulu serta tidak memilih target untuk dianiaya."BBM ini menyebar dan membuat teror bagi warga Yogyakarta. Terlebih lagi setelah kasus pengeroyokan yang menewaskan seorang pelajar, Dimas Afrizal Mustofa muncul di publik. Dimas ditemukan tak sadarkan diri dengan luka parah di bagian kepalanya pada Kamis (9/10) siang. Korban saat itu masih mengenakan seragam batik sekolah dianiaya sekelompok pelajar dengan brutal hingga tewas.
Polda DIY bantah isu soal Geng Raden Kian Santang
Isu soal adanya geng raden Kian Santang yang mencari korban secara di Yogyakarta membuat risau warga. Adanya pelajar yang tewas dianaiya dan pesan berantai lewat BBM membuat isu tersebut mudah diterima warga sebagai sebuah kebenaran.Polda DIY pun segera menepis isu tersebut. Menurut Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti, kabar angin itu tidak benar. Isu itu diciptakan agar kota gudeg itu terkesan tidak aman. Anny pun membuat imbauan yang ditujukan kepada warga DIY."Himbauan kepada masyarakat luas terkait dengan adanya SMS Center yang masuk ke Polda DIY, dimana isi SMS tersebut menyampaikan bahwa masyarakat saat ini dibuat resah dengan adanya SMS berupa isu yang beredar secara berantai, di Yogyakarta terjadi aksi anarkisme, geng-geng yang membuat onar, pembacokan, bocah klithih, kliten, Raden Kyai Santang. Disampaikan kepada kepada masyarakat luas bahwa isu tersebut adalah tidak benar, dan dihimbau untuk tidak mudah terprovokasi dengan adanya isu yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Masyarakat diharap tenang dan beraktifitas seperti biasanya. Polda DIY dan jajaran menjamin keamanan kota Jogja dan wilayah hukum Polda DIY agar tetap aman dan kondusif dengan meningkatkan kegiatan patroli di lapangan. dan jika masyarakat menemui tindak kriminal, diharapkan untuk menghubungi call center 110 atau SMS center 0811 2929 000 Itwasda Polda DIY," ujar Anny dalam pesan singkatnya.
Polisi masih selidiki motif negeroyokan di Sleman
Menurut Kapolres Slemam, AKBP Ihsan Amin, penyidik hingga kini belum mengetahui siapa tersangka utama yang menyebabkan Dhimas meninggal. Dia menduga ada oknum yang merencanakan dan mendalangi aksi pengeroyokan tersebut."Selain itu pemeriksaan guna mencari informasi terkait kronologi kejadian, dan motif apa yang dilakukan," ujarnya.Sementara itu pihak Polres sendiri telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa pipa pralon yang sudah diisi batu dan semen, pecahan botol dan sepeda motor yang digunakan pelaku."Kami masih terus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui motif dan pelaku utamanya," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video di medsos memperlihatkan para remaja diduga kreak tengah dipukuli oleh warga berseragam TNI
Baca SelengkapnyaTermasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.
Baca SelengkapnyaTawuran tersebut melibatkan dua kelompok, yakni Geng Biang Rusuh (Birus) dan Geng Anak Lapak Klender.
Baca SelengkapnyaMereka meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan dan penganiayaan santri di Prawirotaman.
Baca SelengkapnyaRelawan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dikeroyok anggota TNI di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaSaat diamankan anggota TNI itu ditemukan mereka membawa senjata tajam, minuman alkohol, dan atribut geng motor.
Baca SelengkapnyaAnak-anak itu bahkan takut ke sekolah karena khawatir akan menjadi sasaran meski tak tahu apa-apa.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.
Baca SelengkapnyaDua relawan memainkan gas saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga menimbulkan kebisingan dan terjadi cekcok.
Baca SelengkapnyaKekerasan yang terjadi di jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang, Jumat (17/5/2024) malam viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut pelaku tindak keras dan intimidasi adalah masyarakat setempat dan juga ketua RT.
Baca Selengkapnya