Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Catatan Ahli Geografi untuk Pembangunan Lokasi Ibu Kota di Kalimantan Timur

Catatan Ahli Geografi untuk Pembangunan Lokasi Ibu Kota di Kalimantan Timur Maket Ibu Kota Baru. ©2019 dok. Kemen PUPR

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo telah memilih Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru Indonesia. Tepatnya di dua kabupaten yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dua wilayah yang bakal dijadikan pusat pemerintahan adalah Kecamatan Sepaku di Penajam Paser Utara dan Samboja di Kutai Kartanegara.

Jokowi menyebut lima pertimbangan memilih lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur. Salah satu karena faktor minimnya risiko bencana menjadi salah satu pertimbangan pemilihan tempat. Pertimbangan ini diamini ahli geografi, T.Bachtiar. Kawasan tersebut memang minim risiko bencana.

"Bencana itu kan ada yang alam ada yang tidak. Bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, memang risikonya sangat kecil di sana. Gunung apinya juga sangat purba, sudah tidak aktif, dan kemungkinannya kecil dan sulit sekali kalau aktif lagi. Karena sudah sangat purba," ungkapnya saat diwawancara merdeka.com, Selasa(27/8).

Namun Bachtiar memberi catatan penting terkait kondisi geografis di Kalimantan Timur. Ini sebagai pengingat bagi pemerintah. Sebab jika pengelolaan dan pembangunan lokasi ibu kota baru tidak dilakukan dengan benar, bisa saja menimbulkan bencana.

"Salah satu kelemahan Kalimantan adalah gunungnya kebanyakan gunung api purba. Jadi, sekali lahannya dibuka, tanahnya bisa erosi. Kalau tidak hati-hati mengelola, tanah di sana bisa rusak," ucapnya.

Karena itu perancangan dan masterplan pembangunan ibu kota baru harus benar-benar ditaati. Tujuannya agar pembangunan tidak berlebihan sehingga merusak alam.

"Masterplan yang dari awal dibuat harus benar-benar ditaati. Kita harus ngotot berapa hektar yang tetap dijadikan hutan, kota, lahan konservasi, perkebunan, pertanian, dan lain-lain" katanya.

Ada beberapa syarat yang tidak boleh ditawar dalam proses pembangunan fisik. Salah satunya potensi bencana. Karena itu ketinggian dan kemiringan tanah harus sangat diperhatikan.

"Misalnya di kemiringan tertentu tidak boleh dibuka jadi lahan, ya harus taat itu. Kalau lahan dibuka padahal tempatnya terlalu curam, akhirnya bisa longsor," jelasnya.

Berdasarkan rancangan Bappenas, terdapat tiga tahap pembangunan ibu kota baru. Tahap 1 dilakukan pada 2021-2024. Tahap 2 dilaksanakan 2025-2029. Tahap 3 tahun 2030-2045. Konsep pembangunan dan masterplan telah dibuat serta dijelaskan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro.

Dalam masterplan disebutkan bahwa ibu kota baru membutuhkan lahan lebih dari 400.000 hektare. Lahan tersebut dibagi menjadi empat zona. Pertama kawasan pusat pemerintahan yang meliputi istana, kantor kementerian dan lembaga negara, taman budaya, dan botanical garden. Kedua, kawasan ibu kota negara yang meliputi perumahan PNS, fasilitas pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

Zona ketiga, kawasan perluasan ibu kota 1 yang meliputi taman nasional, konservasi orangutan, klaster permukiman non-PNS. Terakhir, zona kawasan perluasan ibu kota 2 yang meliputi wilayah metropolitan dan wilayah pengembangan.

Dari keempat zona, yang paling luas adalah kawasan perluasan ibu kota 2 yang diperkirakan lebih dari 200.000 hektare. Disusul kawasan ibu kota 1 dengan luas 200.000 hektare.

Menurut Bachtiar, efektifnya pembangunan ibu kota menggunakan 30 persen dari lahan keseluruhan.

"Efektifnya 30 persen, sisanya tetap atau lahan konservasi, pertanian, dan perkebunan," katanya.

Pemerintah menjamin tidak akan merusak hutan lindung dan hutan konservasi yang berada di wilayah ibu kota baru. Pemerintah sudah menyiapkan lahan seluas 180.000 hektare untuk lokasi pemindahan ibu kota baru di Provinsi Kalimantan Timur. Luas lahan tersebut terbagi menjadi dua, sebagian berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil memastikan, pembangunan ibu kota yang akan dilakukan di Kabupaten Penajam Paser Utara maupun di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak akan merusak hutan.

"Jangan khawatir, banyak orang sekarang mengatakan 'eh Kalimantan ada rusak hutannya'. Enggak-enggak kita sadar betul dan pemerintah sangat komitmen bahkan kota ini diharapkan akan menjadi kota yang indah sekali karena hutannya lebat, tanahnya luas, kalau di Jakarta sekarang ini mau bernapas dengan suasana hutan saja tidak ada," kata Sofyan saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (27/8).

Dia menjelaskan, dari total luas lahan ibu kota baru tersebut, kawasan induk yang akan dibangun pertama hanya membutuhkan sekitar 3.000 hektare (Ha). Besaran tersebut tidak menutup kemungkinan akan ditambah seiring pemanfaatan lahan hijau.

Reporter (magang): Ahdania Kirana

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berpeluang Jadi Indikasi Geografis, Ini Fakta Menarik Teh Tayu Jebus dari Bangka Barat

Berpeluang Jadi Indikasi Geografis, Ini Fakta Menarik Teh Tayu Jebus dari Bangka Barat

Komoditi andalan dari salah satu wilayah di Provinsi Bangka Belitung berpeluang menjadi Indikasi Geografis oleh Kemenkumham.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.

Baca Selengkapnya
Begini Konsep Kota Besar Masa Depan di Indonesia yang Dijanjikan Gibran

Begini Konsep Kota Besar Masa Depan di Indonesia yang Dijanjikan Gibran

"Kalau enggak ya kotanya jadi bangunan beton semua, dan pasti akan menimbulkan masalah-masalah baru, seperti banjir, polusi, dan lain-lain," kata Gibran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan

Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan

Tak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka

Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka

Baca Selengkapnya
Anies: Kalimantan Butuh Pembangunan Sesuai Kebutuhan, Bukan IKN

Anies: Kalimantan Butuh Pembangunan Sesuai Kebutuhan, Bukan IKN

Anies menilai IKN hanya menguntungkan pegawai pemerintah

Baca Selengkapnya
AHY Buka Suara Soal Penyebab 2.086 Hektare Tanah IKN Masih Bermasalah

AHY Buka Suara Soal Penyebab 2.086 Hektare Tanah IKN Masih Bermasalah

AHY menyinggung perlunya penanganan dampak sosial yang komprehensif bagi warga yang terdampak pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya
Kecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Libatkan 9 Kendaraan, Begini Kronologinya

Kecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Libatkan 9 Kendaraan, Begini Kronologinya

Kecelakaan beruntun melibatkan 9 kendaraan terjadi Jalur Puncak, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya
Begini Nasib Gedung Pemerintah Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Nusantara

Begini Nasib Gedung Pemerintah Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Nusantara

Ini menyusul, rencana pemerintah untuk memindahkan usai Ibu Kota Negara ke Nusantara di Kalimantan Timur mulai 2024 nanti.

Baca Selengkapnya