Cara Redam Narasi Kebencian & Info Hoaks yang Masif di Media Sosial
Merdeka.com - Media sosial (medsos) menjadi tempat interaksi dan komunikasi masyarakat selain di dunia nyata. Ironisnya kini medsos lebih banyak dipenuhi narasi kebencian dan berita bohong (hoaks).
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Syaiful Bakhri mengungkapkan, 'Siskamling' medsos perlu dilakukan. Dengan begitu, masyarakat bisa menyusun narasi-narasi kebenaran dan kedamaian untuk menurunkan tensi masyarakat dengan modal keilmuan, kebajikan, dan pesan moral.
"Saya rasa itu akan sangat efektif untuk meredam narasi-narasi yang tidak baik di medsos, terutama dihiruk pikuk tahun politik sekarang ini," ujar Syaiful dalam keterangannya, Selasa (29/1).
Menurut anggota Kelompok Ahli BNPT ini, lembaga pendidikan dengan kemuliaan para guru dan dosen, dapat berperan sebagai garda utama dalam mencerdaskan kehidupan penggunaan media sosial. Dengan demikian akan terjaga harmonisasi yang selaras di tengah gejolak emosi masyarakat.
Ia menambahkan, medsos sejatinya tetap menjadi model masyarakat sebagai pengguna aktif yang cerdas. Selain itu, kemajemukan masyarakat Indonesia dengan ciri khas watak cukup sulit menghilangkan emosi terutama tentang isu politik seperti sekarang ini.
"Masyarakat terbiasa dengan pandangan bebas dalam menyampaikan gelora batinnya dalam bentuk kata-kata dan kalimat yang cenderung negatif. Awalnya membandingkan kemudian kehilangan budaya kesantunan, bahkan berujung pada perbuatan melawan hukum melalui ujaran kebencian," terang Syaiful.
Sejauh ini, lanjutnya, berbagai undang undang (UU) telah dibuat untuk melarang sikap dan tindakan penghinaan di depan umum, persangkaan bohong dan penyebaran info hoaks.
"UU itu dibuat karena banyaknya konten di medsos yang dilakukan secara individu untuk menyebarkan kebencian dan berita bohong yang menimbulkan keresahan secara sistemik," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaPasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaAda juga orang yang putus asa dengan menuliskan di media sosialnya untuk mencurahkan isi hati.
Baca Selengkapnya"Yang suka bermedsos tolong kalimatnya yang baik ya," pesan Ganjar
Baca SelengkapnyaHypocrite adalah istilah dalam bahasa Inggris yang memiliki arti "munafik" dalam bahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaKabar itu diunggah akun Rama News (instagram.com/ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video
Baca Selengkapnya