Buya Syafi'i Puji Kepala BNPT Soal Deradikalisasi Sampai Masuk Sarang Teroris
Merdeka.com - Hampir tiga tahun, Suhardi Alius menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Selama itu, mantan Kabareskrim tersebut dinilai banyak melakukan gebrakan di bidang pemberantasan teroris.
Salah satunya dengan menerapkan soft power approach atau pendekatan tanpa kekerasan melalui program deradikalisasi. Program ini dianggap berhasil dan sangat baik.
"Tidak banyak orang seperti ini. Butuh kesabaran tingkat tinggi melakukan hal seperti itu," kata cendekiawan muslim, Ahmad Syafi'i Maarif atau Buya Syafi'i di Audiorium Lemhanas, Jakarta Pusat, Kamis (14/2).
Buya Syafi'i menambahkan, tak banyak orang seperti Suhardi yang bisa menekan radikalisme di Indonesia.
"Orang ini berbeda dengan yang lain. Kalau orang seperti ini diperbanyak, radikalisme bisa berkurang," tutur Syafi'i.
Selain itu, di tempat yang sama, terpidana kasus Bom Bali, Ali Imron, juga membeberkan gebrakan yang dilakukan oleh Suhardi. Salah satunya, berani mendatangi kampung halamannya, di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan.
"Baru kali ini ada pejabat mau datang ke Desa Tenggulun. Ini mau datang ke sarang teroris. Ini berani dan hebat," cerita Ali.
Rilis Buku
Keberhasilannya dalam program deradikalisasi kemudian dituangkan Suhardi dalam buku berjudul 'Catatan Suhardi Alius: Memimpin Dengan Hati: Pengalaman sebagai Kepala BNPT'.
Selain itu, turut dirilis 3 buku lainnya, yakni; 'Catatan Suhardi Alius: Pemahaman Membawa Bencana: Bunga Rampai Penanggulangan Terorisme'. Kemudian berjudul 'Catatan Suhardi Alius: Menjalin Sinergi: 14 Bulan sebagai Kabareskrim Polri'. Dan 'Catatan Suhardi Alius: Resonansi Kebangsaan: Membangkitkan Nasionalisme dan Keteladanan'.
Suhardi berharap, buku tersebut bisa menjadi catatan pengalaman bagi para penerusnya. Terutama para juniornya.
"Mudah-mudahan berguna buat adik saya. Karena tahun depan kita akan paripurna," kata Suhardi.
Dia mengatakan, apa yang dilakukan selama ini yang dilakukan di BNPT, hanya demi keluar dari zona nyaman dan melakukan hal yang baru.
"Ini keluar zona zaman. Pemikiran harus out the box. Salah satunya saya buktikan saya datang ke Desa Tenggulun. Itu hal yang baru," kata Suhardi.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda satu sosok polisi militer di tengah-tengah pelantikan Bintara TNI AD.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaSiskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaNama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaBamsoet mengapresiasi sikap kubu pasangan calon yang saling bertarung di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca Selengkapnya