Bambang-Mayangsari awali penerbangan Purbalingga-Jakarta
Merdeka.com - Maskapai penerbangan Susi Air berminat membuka jalur penerbangan Purbalingga (Wirasaba) - Jakarta (Halim Perdana Kusuma). Susi Air tengah menjajagi dibukanya jalur ini dengan memanfatkan lapangan udara Wirasaba milik TNI Angkatan Udara di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga.
Jalur penerbangan ini adalah untuk melengkapi rute Cilacap (Tunggulwulung)-Jakarta (Halim Perdana Kusuma). Salah satu penumpang perdananya adalah keluarga Bambang Trihatmojo dengan Mayangsari. Seperti diketahui Mayangsari merupakan warga asli Purwokerto.
Sales Operation Susi Air, Indra mengungkapkan, pada prinsipnya Susi Air telah siap, hanya tinggal masalah administrasi saja. Untuk kepastian selanjutnya, lanjut Indra, akan diadakan pertemuan kemudian antara owner Susi Air, Susi Pujiastuti dengan empat bupati masing-masing Bupati Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, dan Wonosobo serta dengan Gubernur Jawa Tengah.
"Prinsipnya kami siap, tinggal perizinan administrasi saja," kata Indra, Rabu (29/8).
Untuk teknis lapangan udara Wirasaba sudah memenuhi syarat operasional penerbangan pesawat milik Susi Air. Pesawat yang digunakan dengan jenis Cessna C208 B Grand Caravan dengan kapasitas tempat duduk 12 orang. Jenis pesawat ini sama yang dioperasikan pada penerbangan Cilacap - Jakarta.
"Pengoperasian penerbnagan ini paling tidak akan menjadi moda transportasi yang cepat dan membuka isolasi wilayah Jateng Barat -Selatan dengan pesawat udara," katanya.
Menurut dia, untuk perhitungan secara ekonomis rute ini dinilai cukup mempunyai prospek yang bagus. Indra mencontohkan, sehari menjelang Idul Fitri pekan lalu, Susi Air melakukan penerbangan Jakarta ke Wirasaba yang membawa rombongan keluarga Bambang Trihatmojo dengan Mayangsari.
"Penerbangan berjalan sukses, dan tidak ada kendala apa-apa," kata dia.
Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan, jika Lanud Wirasaba dibuka untuk penerbangan komersial maka akan memberikan kemudahan transportasi yang cepat bagi wilayah Jateng bagian Barat, Tengah dan Selatan. Wilayah itu seperti Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, Wonosobo, sebagian Brebes, sebagian Kebumen dan Pemalang wilayah Selatan serta sebagian Temanggung.
"Jika tidak mempengaruhi operasional TNI Angkatan Udara, maka lebih baik Lanud Wirasaba dimanfaatkan untuk penerbangan komersial. Daripada bandaranya nganggur, kan lebih baik dimanfaatkan untuk masyarakat," katanya.
Menurut dia, landasan udara Wirasaba sepanjang 850 meter sangat cocok untuk penerbangan pesawat kecil. Di sisi lain, dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta memperhatikan perlunya moda transportasi yang cepat dan pengalaman arus mudik, maka tidak ada salahnya bandara udara Wirasaba dimanfaatkan untuk bandara komersial. Selain memberikan kemudahan, juga membuka peluang bisnis bagi maskapai penerbangan.
"Saya optimis, kelak bandara Wirasaba akan bisa dibuka untuk penerbangan komersial. Pemprov siap mendukung agar perijinan dan sinergi perencanaan yang baik bisa diwujudkan," kata Bibit.
Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko mengatakan, langkah yang telah ditempuh untuk mewujudkan bandara Wirasaba sebagai bandara komersial sudah dirintis sejak tahun 2006. Pada tahun itu dilakukan studi kelayakan pengembangan pangkalan udara Wirasaba menjadi lapangan udara komersil.
Tahun 2007 dilakukan penyusunan rencana induk pengembangan (RIP) master plan Lanud Wirasaba. Pada tahun 2007 juga telah dikeluarkan izin pemanfaatan Lanud Wirasaba menjadi bandara komersil dengan surat KSAU tertanggal 30 April 2007. Sedangkan tahun 2008 disusun Detail Enginering Design, tahun 2008 dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang kemudian ditetapkan dalam Perda nomor 5 tahun 2011.
"Pada tahun 2012 dibangun jembatan Linggamas yang menghubungkan Purbalingga dan Banyumas bagian Selatan. Jembatan ini sebagai penyambung jaringan jalan akses rencana menuju bandara Wirasaba," katanya.
Komandan Lanud Wirasaba Mayor Penerbang Veradiyanto mengatakan, kesiapan bandara Wirasaba yang sudah ada yakni memiliki lahan yang cukup luas yakni seluas 115,042 hektare. Kemudian pondasi landasan yang kokoh, sarana apron dan penerangan, tower pengatur lalu lintas udara (PLLU), peralatan Meteo, peralatan komunikasi, pengisian bahan bakar pesawat (avtur/avigas), dan personil yang teramil dalam penerbangan.
"Pada prinsipnya kami mendukung pengembangan bandara ini sebagai penerbangan komesil, sepanjang perijinan sudah diselesaikan," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, erupsi Gunung Ruang yang terjadi sejak Rabu (17/3) tengah malam membuat Bandara Sam Ratulangi di Manado harus ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaMaskapai Citilink, Batik Air dan Super Air Jet mengajukan penambahan slot terbang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Baca SelengkapnyaKereta Api Airlangga menempuh perjalan selama 11 jam 45 menit untuk sampai tujuan.
Baca SelengkapnyaTiket penerbangan dari Banjarmasin menuju Surabaya
Baca SelengkapnyaPuncak arus mudik di Bandara Banyuwangi diprediksi pada hari ini, Sabtu (6/4/2024) dan Minggu (7/4/2024).
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) terpaksa ditutup sementara pada Kamis (29/2).
Baca SelengkapnyaMaskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.
Baca Selengkapnya