Awal pekan, kabut asap kembali kepung Palembang dan Banjarmasin
Merdeka.com - Warga di Kota Palembang dan Banjarmasin harus kembali merasakan kabut asap akibat kebakaran hutan. Padahal, akhir pekan lalu, intensitas kabut asap sempat menipis yang membuat masyarakat bisa beraktivitas normal.
Di Palembang, Senin (3/11), para pengendara terpaksa mengurangi kecepatan kendaraan mereka karena jarak pandang yang terbatas, apalagi di hari. Pengendara motor juga mayoritas menggunakan masker untuk mencegah sesak napas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel Yolizar Dinoto seperti dikutip Antara, mengakui sekarang ini kabut asap kembali timbul setelah beberapa hari lalu mulai menipis.
Kabut asap itu, terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah setempat, terutama saat musim kemarau seperti sekarang. Pihaknya telah berupaya memadamkan titik api tersebut, baik melalui operasi darat dan melalui bom air.
Di Banjarmasin, kabut asap melanda wilayah kota. Padahal sebelumnya, kabut hanya terjadi di wilayah pinggiran.
Berdasarkan pantauan di Banjarmasin, Senin, kabut asap mulai menebal sejak dini hari. Warga yang bepergian atau keluar rumah, kembali menggunakan masker untuk menutup hidung dan mulut, agar tidak menghirup kabut asap yang membahayakan kesehatan itu.
Begitu pula rumah-rumah warga, terutama di daerah pinggiran kota, tertutup rapat guna mengurangi serbuan kabut asap. Muhammad Noor (57), warga Banjarmasin, berharap hujan kembali turun guna mengurangi kabut asap.
"Kapan kira-kira hujan turun? Padahal sudah November, yang biasanya sudah turun hujan. Kita berharap November ini sudah turun hujan. Kalau tidak hujan, kabut asap akan kembali mengusik ketenangan warga yang mau beraktivitas di luar rumah," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca SelengkapnyaKorps Lalu Lintas (Korlantas) Polri meminta pemudik tidak membawa kendaraan di atas kecepatan yang telah ditetapkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaKondisi arus balik landai lantaran belum semua pemudik kembali ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaRekayasa pola perjalanan sejumlah KA akan berdampak pada keterlambatan.
Baca SelengkapnyaSaat sampai di perlintasan sebidang Cikadupateh, para petugas dan relawan yang berjaga dengan sigap menghentikan truk pemadam kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaKAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, dimana salah satu tersangka ada pegawai Lapas.
Baca Selengkapnya