Ahli toksikologi yakin Mirna tewas karena sianida
Merdeka.com - Kepala bidang ilmiah ahli forensik (membidangi ahli Toksikologi Forensik) Bareskrim Polri Kombes Pol Nursamran Subandi mengungkapkan sebanyak 297,6 perliter miligram sianida ditemukan di tubuh mendiang Mirna. Total tersebut setelah pihaknya melakukan pemeriksaan.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, kami menemukan 297,6 miligram per liter sianida di dalam tubuh Mirna. Jumlah tersebut dua kali lebih tinggi dari ambang batas tak mematikan untuk manusia berbobot 60 kg," kata Nursamran di sidang, Rabu (3/8).
Atas penemuan tersebutlah, Nursamran yakin betul bahwa Mirna meninggal karena sianida. Apalagi hasil autopsi menemukan korosi, atau sejenis luka dalam lambung Mirna.
"Saya pastikan itu karena sianida. Keterangan-keterangan yang saya berikan terkait dengan kasus yang saat ini diperiksa. Pendapat saya, tentang racun sianida, saya mendalami sianida ini," paparnya.
Dalam pengungkapan ini, Nursamran menjelaskan bahayanya sianida jika masuk ke dalam tubuh. Karena sianida merupakan golongan senyawa yang terdiri dari jutaan ion dan natrium sianida terdiri dari racun kategori tinggi.
"Natrium sianida masuk dalam kategori bahan kimia beracun tinggi dan biasanya dipakai di pertambangan ilegal, penangkapan ikan ilegal dan menyepuh logam agar berwarna terang. Sedangkan untuk manusia, partikel senyawa natrium sianida yang berbahaya adalah gugus CN, karena memiliki reaksi menghambat sistem pernapasan," ucapnya.
Dalam reaksinya, lanjut Nursamran, sianida akan menghambat sistem pernapasan dalam sel, di mana mengganggu enzim yang ada di sel pernapasan.
"Ini mampu membuat orang tewas seketika karena kehabisan oksigen dalam tubuh dengan sangat cepat. Maka orang akan mati seperti kehabisan oksigen dan itu prosesnya sangat cepat, bisa dalam waktu hitungan kurang dari lima menit," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasilnya Autopsi ditemukan sejumlah luka memar pada tubuh korban.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaDiketahui bahwa korban diketahui sudah meninggal sebelum dimutilasi oleh pelaku.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ayah korban terancam hukuman penjara selama 15 tahun.
Baca SelengkapnyaCerita ahli forensik Indonesia pernah ungkap kasus pembunuhan dari hasil otopsi.
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaAnggota Polresta Manado ditemukan tewas dengan luka tembak di kepalanya.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan warga dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Baca SelengkapnyaMenurut primbon, mata berkedut bisa saja pertanda baik. Tapi menurut medis, mata berkedut justru sesuatu yang normal, atau bahkan bisa menjadi tanda masalah.
Baca Selengkapnya