8 Kontainer Sampah Impor Diduga Terpapar Limbah B3 Dikembalikan ke Australia
Merdeka.com - Delapan kontainer berisi sampah impor yang diduga terpapar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dikembalikan ke Australia. Pengembalian dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya.
Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya Basuki Suryanto mengatakan kedelapan kontainer berisi sampah impor tersebut diketahui memiliki berat 210 ton. Sampah tersebut dikirim oleh perusahaan pelayaran Oceanic Multitrading Pty Ltd Australia dari Pelabuhan Brisbane.
"Sampah tersebut tiba di terminal peti kemas Surabaya pada 12 Juni lalu," ujarnya, Selasa (9/7).
Dia menyebut sampah tersebut sebagai sampah impor jenis waste paper. Sampah jenis ini diimpor untuk bahan baku industri kertas. Namun, sampah yang ditengarai terpapar limbah B3 itu, ditemukan dalam kondisi bercampur sampah rumah tangga seperti kaleng bekas, botol plastik, kemasan oli bekas hingga popok bayi.
©2019 Merdeka.com/Erwin YohanesAtas temuan ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah merekomendasikan agar delapan kontainer tersebut dikembalikan ke negara asalnya.
"Kami memberikan waktu selama 90 hari dari sekarang kepada perusahaan yang mengimpor delapan kontainer ini untuk mengembalikan ke Australia," katanya.
Dalam catatan Bea Cukai, temuan sampah impor terpapar limbah yang berpotensi mengandung B3 ini adalah yang kedua kalinya di Surabaya.
Pada awal Juni 2019 KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya juga menemukan sampah impor terpapar limbah B3 asal Amerika Serikat, yang telah dikembalikan ke negara asalnya.
Dikonfirmasi mengenai sanksi pada perusahaan pengimpor sampah, ia menyebut jika hal itu adalah kewenangan dari KLHK. "Kalau itu kewenangan KLHK," tegasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduk Kayu Lapis Asal Temanggung Berhasil Merambah Pasar Internasional
Sebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
FOTO: Detik-Detik Kapal Kargo Inggris Tenggelam di Laut Merah Usai Dirudal Pasukan Houthi Yaman
Kapal kargo bermuatan ribuan ton pupuk itu secara perlahan tenggelam di Laut Merah setelah diserang rudal oleh pasukan Houthi Yaman bulan lalu.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaIni Daerah di Papua dengan Biaya Distribusi Logistik Pemilu Tertinggi, Butuh Rp10 Miliar Sampai TPS
Tingginya biaya distribusi logistik Pemilu di Papua tidak terlepas dari medan terjal
Baca SelengkapnyaPerjuangan Mengantar Logistik Pemilu ke Pulau Sangkarrang, Cuaca Ekstrem Hingga Ombak 4 Meter
Jumlah logistik yang didistribusikan sebanyak 205 kotak suara dan 51.305 plus dua persen surat suara
Baca SelengkapnyaPemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaAustralia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda
Ini akan diatur dalam undang-undang yang diajukan pemerintah federal Australia.
Baca Selengkapnya