Toyota Full Senyum: Insentif untuk Kendaraan Hybrid Meningkatkan Produksi dan Ekspor hingga Dua Kali Lipat
Toyota mencatatkan capaian ekspor sangat baik pada periode 2024. Simak selengkapnya!

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dari pemerintah memberikan insentif berupa pengurangan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen untuk mobil hybrid yang diproduksi secara lokal.
Kebijakan ini menjadi peluang positif bagi produsen mobil untuk memproduksi kendaraan hibrida di dalam negeri. Toyota, yang memiliki banyak produk hybrid, menjadi salah satu perusahaan yang merasakan dampak signifikan, sehingga dapat meningkatkan produksi kendaraan hybrid untuk pasar domestik maupun ekspor.
Secara umum, performa ekspor merek Toyota (T-Brand) mengalami penurunan sebesar 5 persen, mencapai 276.089 unit pada tahun 2024, turun dari 290.772 unit pada tahun 2023. Dengan hasil tersebut, Toyota berkontribusi sebesar 61 persen terhadap total ekspor kendaraan CBU dari Indonesia.

“Toyota Indonesia berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan seluruh jaringan pasok dari hulu hingga hilir, dengan mengekspor 10 varian kendaraan T-brand, yang mencakup baik teknologi ICE maupun elektrifikasi. Hal ini bertujuan untuk menjaga posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor global. Kami yakin bahwa produk otomotif yang dihasilkan oleh sumber daya manusia lokal dapat memenuhi tuntutan pasar global yang semakin kompetitif,” ujar Nandi Julyanto, Direktur Utama PT TMMIN dalam pernyataan resminya.
Walaupun total ekspor mengalami penurunan pada tahun 2024, permintaan untuk model elektrifikasi justru meningkat pesat hingga 111 persen, mencapai 18.553 unit dibandingkan dengan 8.792 unit pada tahun 2023.
Dua varian yang paling populer dari pabrik TMMIN Karawang Plant 1 adalah Toyota Kijang Innova Zenix HEV dengan penjualan sebanyak 11.790 unit dan Toyota Yaris Cross HEV yang terjual sebanyak 6.763 unit, yang banyak diminati di berbagai negara seperti Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

“Minat yang meningkat terhadap kendaraan elektrifikasi mencerminkan perhatian konsumen di seluruh dunia terhadap masalah perubahan iklim dan lingkungan dengan semboyan 'Carbon is our Enemy'. Ini berarti bahwa industri otomotif di dalam negeri perlu memimpin perubahan untuk menciptakan ekosistem kendaraan elektrifikasi yang dapat memenuhi permintaan pasar global akan produk yang ramah lingkungan, terutama di tengah transisi energi yang sedang berlangsung. Salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui penerapan strategi multi-pathway,” tambah Bob Azam, Direktur Utama PT TMMIN.
Dengan menerapkan strategi Multi-pathway, Toyota menawarkan berbagai opsi teknologi untuk kendaraan. Pilihan tersebut mencakup Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV), serta Flexy Fuel seperti biodiesel dan bioethanol.
Di samping kendaraan hybrid, TMMIN juga berhasil mengekspor 110.714 unit Veloz dan Fortuner, yang merupakan dua varian favorit di sejumlah negara.

Capaian Performa Ekspor Toyota Brand Periode Januari-Desember 2024:
Berikut adalah kalimat yang berbeda namun tetap mempertahankan konteks:
- Model SUV (seperti Fortuner, Rush, Raize): 114.819 unit
- Model MPV (termasuk Kijang Innova, Kijang Innova Zenix, Avanza, Town/Lite Ace (GranMax), Veloz): 89.681 unit
- Model Sedan, Hatchback, dan LCGC (seperti Agya, Yaris Cross): 53.036 unit
- Model Kijang Innova Zenix Hybrid: 11.790 unit
- Model Yaris dan Corolla Cross Hybrid: 6.763 unit