Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Semangat Tebu Preman dan Bibir Terkatup

Semangat Tebu Preman dan Bibir Terkatup Pabrik gula PTPN. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Waktu saya duduk-duduk santai di bawah pohon besar bersama seluruh karyawan inti di halaman Pabrik Gula Kwala Madu, Langkat, Sumatera Utara, Jumat sore lalu, tiba-tiba angin sangat kencang menerjang kawasan itu. Debu, pasir, dan dedaunan kering ikut menerpa kami. 

Sebagian debu masuk hidung, mata, dan mulut yang lagi terbuka. 

Omong-omong serius menjelang malam ke-21 bulan puasa sore itu terhenti seketika. Masing-masing sibuk mengucek mata, membersihkan rambut, dan meludah dari mulut yang kering. "Ini memang lagi musim angin. Angin bahorok," ujar GM Pabrik Gula Kwala Madu sambil gaber-gaber. Setelah angin reda omong-omong diteruskan. Sambil was-was akan datangnya bahorok berikutnya.

Angin kencang seperti itu, langsung menjadi topik "tadarus ramadhan" yang hangat di bawah pohon sore itu. Juga tentang panjangnya musim hujan di situ. Sebuah tantangan berat yang harus diatasi. Sulit sekali menanam tebu di iklim seperti itu. PG Kwala Madu selalu sulit mengejar prestasi pabrik-pabrik gula di Jawa. 

"Tanahnya memang tidak cocok untuk tebu," ujar Dirut PTPN 2, Batara Moeda Nasution yang mendampingi saya. Karena itu Belanda dulu hanya mau bikin pabrik gula di Jawa. 

"Tanaman tebu, memerlukan iklim yang teratur, perlu batas yang tegas antara musim hujan dan musim kemarau, dan harus ada waktu yang nyaris tanpa hujan sama sekali selama empat bulan terus menerus," ujar Dr Aris Toharisman saat saya telepon dari bawah pohon di Langkat itu. Dr Aris adalah Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan, Jawa Timur.

Tapi pabrik gula ini sudah terlanjur ada. Kapasitasnya terlalu besar untuk ditutup: 4.000 tcd. Waktu itu, pemerintah Orde Baru memang berambisi untuk swasembada gula. Banyak pabrik baru didirikan. Di Sulsel  tiga pabrik, di Sumut dua, dan satu di Kalsel. Yang di Sulsel didirikan di Takalar, Bone, dan Camming. Ketika tiga pabrik ini mengalami kesulitan yang panjang, orang menyebutnya terkena TBC, sesuai dengan huruf pertama nama tiga lokasi itu. 

Alhamdulillah, sejak tahun lalu yang dua pabrik (TB) sudah membaik, tinggal yang C yang masih batuk-batuk. Ini karena lahan tebunya tidak cukup lagi akibat diduduki masyarakat di awal reformasi dulu.

Tentang satu pabrik yang di Kalsel, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, sudah wafat. Pabriknya sudah jadi besi tua dan di atas kuburannya kini ditanami sawit. Sudah tidak bisa dihidupkan. Mayatnya pun di dalam kuburnya sudah tinggal tulang-belulang. 

Sedang dua yang di Sumut, ya itu tadi. Jadi sumber kerugian besar yang berkepanjangan. Tapi saya bertekad untuk tidak menutupnya, terutama yang di Kwala Madu. Tahun lalu perbaikan manajemen sudah mulai menunjukkan hasil. Untuk pertama kali dalam 20 tahun terakhir bisa mencapai rendemen 7. Tapi untuk lebih dari itu harus dicari jenis tebu yang cocok. 

Saya masih yakin ilmu pengetahuan yang kini sudah begitu majunya akan bisa mengatasinya. Tantangannya memang sangat besar dan banyak. Tapi justru di situlah asyiknya. Ilmu pengetahuan, disiplin tinggi, dan kerja keras harus jadi solusi.

Tahun lalu saya sudah meningkatkan anggaran penelitian tebu menjadi Rp 5 miliar dari sebelumnya, selama bertahun-tahun, hanya Rp 1 miliar. Tahun ini saya minta ditingkatkan lagi menjadi Rp 10 miliar. Ahlinya cukup memadai. Ada lima doktor di situ. Di bawah Dr Aris yang selalu lulus cum laude di tiga jenjang pendidikan tingginya. S1-nya IPB jurusan tanah, S2-nya di NSW Autralia bidang bioteknologi, dan S3-nya di Ulm, Jerman, di bidang teknologi pangan. 

Putra kelahiran Kuningan tahun 1966 ini memang baru saya terjunkan memimpin tim riset ini tahun 2012 lalu.

Intinya: harus ditemukan bibit tebu jenis "preman medan". Jangan sekali-kali menanam tebu biasa. Jenis tebunya harus yang sekaligus tahan atas semua persoalan yang panjang ini: tahan angin (batang harus kaku), tahan hujan, tahan hama penggerek batang raksasa, tahan hama penggerek batang garis-garis, tahan penyakit daun hangus, penyakit busuk batang, penyakit  pembuluh luka api, dan banyak lagi. 

Tidak ada penyakit tebu lebih banyak dari di Medan ini. Mengatasinya pun amat sulit. Ibarat komplikasi penyakit obatnya harus saling bertentangan. Ini ibarat sakit gula komplikasi dengan liver. Yang satu jangan minum gula, yang satu lagi perlu banyak gula.  

Tapi, sekali lagi saya masih yakin ilmu pengetahuan bisa mencarikan jalan keluar. Dr Aris sudah punya kesimpulan. "Tebunya harus dari jenis tebu liar," katanya. Yakni perkawinan antara tebu yang baik dengan rumput liar sejenis glagah. Varitas itu sudah dilahirkan di laboratorium P3GI dengan kombinasi lebih dari 20 jenis. Semuanya lagi diuji coba di Kwala Madu. 

Mana di antara 20 kombinasi itu yang cocok ditanam di Medan baru akan diketahui dua bulan lagi. Kini tanaman uji coba itu baru berumur empat bulan. Kesimpulan baru bisa dibuat setelah tanaman berumur enam bulan. Semoga berkah Lailatul Qadar bisa sampai ke tanaman tebu.

Jumat-Sabtu-Minggu kemarin saya memang ke Medan, Pangkalan Susu, Langkat, Jember, Lumajang, dan Surabaya. PLTU Pangkalan Susu yang sangat besar itu, baik ukurannya (2x200 MW), lebih-lebih persoalannya, alhamdulillah sudah memasuki tahap uji coba. Saat saya berkunjung ke situ turbin unit 2 sedang diuji. Berapa jam kemudian saya mendapat laporan turbinnya sudah berhasil diputar maksimal: 3.000 rpm. Ada harapan besar krisis listrik di Medan berakhir di 100 hari terakhir kabinet Presiden SBY.

Hari itu, setelah Jumatan di Masjid Tuan Guru Basilam, ke Pabrik Gula Kwala Madu! dan ke pesantren Syech Marbun Medan, saya langsung ke Surabaya, Jember, dan Lumajang. Di Surabaya, tahun ini PT SIER (Persero) kembali menjadi tuan rumah khataman Quran oleh 1.500 hufadz (orang yang hafal Al Quran 30 juz). 

Di Jember saya ke Pabrik Gula Semboro. PG ini tidak hanya berhasil bangkit tapi juga bisa menghasilkan kristal terbaik. Lalu syukuran di pesantren Bustanil Ilmu Al Gozali yang berambisi menjadi "Pondok Gontor di Timur".

Setelah dhuhuran di rumah Rais Syuriah NU Jember KH Muhyiddin Abdusshomad, saya ke Lumajang untuk meninjau PG Jatiroto. Di sinilah saya harus menjawab pertanyaan sulit para petani tebu: mengapa di saat petani lagi sangat bergairah, kok gula rafinasi impor membanjiri pasar secara masif. 

Saya tertegun menghadapi pertanyaan itu. Lama saya terdiam. Tidak ada kekuatan di bibir saya untuk membuka mulut.

(mdk/yud)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cuma Perlu Dua Bahan, Ini Cara Rebus Daun Kenikir Agar Bertekstur Empuk tapi Tetap Hijau Segar

Cuma Perlu Dua Bahan, Ini Cara Rebus Daun Kenikir Agar Bertekstur Empuk tapi Tetap Hijau Segar

Cuma pakai dua bahan dapur ini, merebus daun kenikir jadi sangat cepat dengan hasil yang empuk dan hijau segar. Ayo cari tahu tipsnya.

Baca Selengkapnya
Cara Bikin Telur Rebus yang Mudah Dikupas dan Matang Sempurna, Hanya Butuh Waktu 7 Menit

Cara Bikin Telur Rebus yang Mudah Dikupas dan Matang Sempurna, Hanya Butuh Waktu 7 Menit

Dengan metode ini, telur yang direbus dapat matang dalam rentang tujuh menit dan tetap mudah untuk dikupas. Berikut ini tahapan-tahapannya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran

Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran

Pendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menebalkan Rambut Dengan Bahan Alami, Ini Tips dan Trik Sederhana

Menebalkan Rambut Dengan Bahan Alami, Ini Tips dan Trik Sederhana

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menebalkan rambut. Mulailah dengan mengidentifikasi jenis rambut Anda, lalu pilihlah produk perawatan & bahan alami

Baca Selengkapnya
Rekomendasi Makanan Musang yang Paling Disukai, Ampuh Bikin Hewan Peliharaan Jadi Gemuk

Rekomendasi Makanan Musang yang Paling Disukai, Ampuh Bikin Hewan Peliharaan Jadi Gemuk

Merdeka.com merangkum informasi tentang rekomendasi makanan musang yang paling disukai, dan ampuh bikin hewan peliharaan jadi gemuk.

Baca Selengkapnya
7 Manfaat Makan Telur Setiap Hari, Perhatikan Cara Memasaknya

7 Manfaat Makan Telur Setiap Hari, Perhatikan Cara Memasaknya

Telur memiliki gizi yang hampir lengkap, seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan. Telur juga dianggap baik dikonsumsi setiap hari.

Baca Selengkapnya
Jadi Kesayangan saat Buka, Ini Alasan Kenapa Teh Hangat Seharusnya Dihindari Penderita Asam Lambung

Jadi Kesayangan saat Buka, Ini Alasan Kenapa Teh Hangat Seharusnya Dihindari Penderita Asam Lambung

Teh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.

Baca Selengkapnya
Cara Membuat Permen Jahe berbagai Varian, Cocok untuk Melegakan Tenggorokan

Cara Membuat Permen Jahe berbagai Varian, Cocok untuk Melegakan Tenggorokan

Bukan hanya makanan dan minuman, jahe juga bisa diolah menjadi camilan lezat dan berkhasiat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Memar tanpa Sebab dan Pencegahannya, Perlu Tahu

Penyebab Memar tanpa Sebab dan Pencegahannya, Perlu Tahu

Memar tanpa sebab tidak muncul begitu saja. Memar tersebut menjadi tanda bahwa adanya masalah kesehatan pada tubuh Anda.

Baca Selengkapnya