Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Analisa Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Analisa Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. ©2021 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Operasi pencarian besar-besar dilakukan Tim SAR gabungan. Sejumlah serpihan dan bagian tubuh korban ditemukan di kedalaman 23-27 meter sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan, ada beberapa data yang sudah dikumpulkan. Pertama, data serpihan pesawat yang dikumpulkan KRI Rigel. Besaran Wreckage dengan lebar 100 meter dan panjang antara 300-400 meter. Dari besaran itu, KNKT menduga pesawat tidak meledak di udara.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum menghantam air," ujar Soerjanto melalui keterangan tertulis.

Selain itu, KNKT juga menganalisis turbin pesawat dan fan blade yang mengalami kerusakan usai ditemukan tim Basarnas. Hasil sementara menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Ini sejalan dengan dugaan pesawat masih berfungsi pada ketinggian 250 kaki.

infografis sriwijaya air sj©2021 Merdeka.com

Hal lain yang menguatkan analisa KNKT mengenai kondisi pesawat, berasal dari data Airnav Indonesia. Data yang dikumpulkan termasuk pembicaraan pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan.

Dari data itu diketahui pesawat mengudara hingga 10.900 kaki dan terus turun hingga 250 kaki, titik di mana data terekam terakhir. Selain itu, investigasi dilakukan salah satunya dengan mewawancarai beberapa nelayan yang diduga melihat pesawat tersebut sebelum jatuh.

Tim penyelam TNI Angkatan Laut juga berhasil menemukan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Selasa (12/1). Panglima TNI Marsekal Hadi Tjanjanto mengatakan, tim gabungan telah berhasil menemukan flight data recorder (FDR) Sriwijaa SJ-182. Black box tersebut ditemukan sekitar pukul 16.40 WIB. Sementara cockpit voice recorder (CVR) masih belum ditemukan.

Soerjanto mengatakan proses pengunduhan FDR tersebut memakan waktu dua sampai lima hari. Dia berharap FDR tersebut dapat membuka penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air tersebut. Soerjanto mengatakan hasil investigasi black box itu bisa menjadi pelajaran agar kecelakaan serupa tidak terjadi ke depan.

Sebagai catatan, dalam 10 tahun terakhir sedikitnya ada sembilan kecelakaan penerbangan yang terjadi di Indonesia, baik pesawat komersil ataupun militer. KNKT sudah mengeluarkan hasil investigasi terkait kecelakaan tersebut. Namun, untuk militer tidak dipaparkan.

infografis kecelakaan pesawat

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, kecelakaan pesawat sejatinya tidak hanya disebabkan faktor tunggal. Multi faktor disebut Dudi menjadi pemicu rentetan kecelakaan burung besi di tanah air. "Untuk diketahui penyebab (kecelakaan) pesawat itu multi faktor, tidak pernah ada yang tunggal ada banyak faktor di antaranya cuaca, perawatan pesawat, pelatihan para awak," ujar Dudi kepada merdeka.com.

Sedangkan untuk perawatan pesawat, pelatihan para awak, disebut Dudi faktor tersebut masuk dalam kategori human error. Ia meluruskan, human error tidak hanya sebatas kesalahan atau kekeliruan pilot dalam menangani kondisi kritis di tengah penerbangan. Perawatan, pemeriksaan kelayakan pesawat, kekuatan finansial, serta keahlian teknisi dan pilot menjadi satu rantai ekosistem dalam dunia penerbangan. "Ya itu kombinasi, di luar keterampilan sehingga menyebabkan kelalaian tidak terlepas adalah keuangan," ucapnya.

Seretnya keuangan satu perusahaan maskapai, menurut Dudi sangat berpengaruh dengan kualitas perawatan pesawat yang sangat jumbo. Contohnya, pembelian suku cadang pesawat.

Dudi mengatakan, memasang satu item suku cadang di pesawat tidak bisa sembarang. Bahkan wajib menyertakan sertifikat untuk memastikan onderdil tersebut tepat dan diperuntukkan untuk jenis pesawat yang dimaksud. "Bedanya pesawat dengan kendaraan di jalan, komponen spare part itu ada sertifikatnya. Jadi tidak bisa ambil suku cadang bekas pesawat yang sedang parkir untuk dipakai pesawat yang akan terbang," jelasnya.

Dudi mengatakan praktik culas seperti itu pernah terjadi. Sampai akhirnya, Federation Aviation Administration (FAA) menurunkan peringkat keamanan penerbangan Indonesia masuk ke dalam kategori 2. Peringkat tersebut mengacu pada standar keselamatan International Civil Aviation (ICAO).

ICAO merupakan badan di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan jumlah anggota pada tahun 2016 mencapai 191 anggota. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 negara merupakan anggota dewan yang mempunyai hak ekslusif menentukan regulasi penerbangan sipil dunia. "Saya sulit mengatakan, tetapi praktik itu pernah ada di masa lalu makanya kita masuk ke kategori 2," kata Dudi.

Dudi juga turut menyoroti kepatuhan dan ketaatan para maskapai dalam penerbangannya. Sebab, ia tidak menampik jika masih ada beberapa maskapai yang nakal dengan tetap terbang mengangkut penumpang meski pengawasan detil belum tuntas. "Kesalahan manusia bukan hanya kesalahan pilot, bukan. Human error itu termasuk manajemen dan keuangan," dia menerangkan.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Batik Air Akhirnya Buka Suara Soal Pilot dan Copilot Tidur Selama 28 Menit Saat Penerbangan Kendari-Jakarta
Batik Air Akhirnya Buka Suara Soal Pilot dan Copilot Tidur Selama 28 Menit Saat Penerbangan Kendari-Jakarta

Pilot dan copilot atau first officer Batik Air tertidur secara bersamaan selama 28 menit saat pesawat berada di ketinggian 36.000 kaki.

Baca Selengkapnya
Sensasi Perjalanan Jakarta-Bandung dengan Pesawat, Berapa Waktu Tempuhnya?
Sensasi Perjalanan Jakarta-Bandung dengan Pesawat, Berapa Waktu Tempuhnya?

Mode transportasi udara dengan pesawat terbang juga bisa menjadi pilihan berkunjung ke kota kembang.

Baca Selengkapnya
4 Cara Mengatasi Telinga Sakit saat Naik Pesawat, Pahami Penyebab dan Gejalanya Sebelum Liburan
4 Cara Mengatasi Telinga Sakit saat Naik Pesawat, Pahami Penyebab dan Gejalanya Sebelum Liburan

Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh. Begini cara mencegahnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pilot dan Copilot Batik Air Tertidur Berbarengan 28 Menit di Ketinggian 36.000 Kaki, Begini Kronologinya
Pilot dan Copilot Batik Air Tertidur Berbarengan 28 Menit di Ketinggian 36.000 Kaki, Begini Kronologinya

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap KNKT soal Pilot dan Copilot Batik Air Tidur saat Terbangkan Pesawat, Sempat Mengelak Alat Komunikasi Rusak
Penjelasan Lengkap KNKT soal Pilot dan Copilot Batik Air Tidur saat Terbangkan Pesawat, Sempat Mengelak Alat Komunikasi Rusak

Keduanya mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID6723 dari Kendari ke Jakarta.

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah

Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Jatuhnya Air Asia QZ8501 di Selat Karimata 28 Desember 2014, Berikut Kronologinya
Jatuhnya Air Asia QZ8501 di Selat Karimata 28 Desember 2014, Berikut Kronologinya

AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Jumlah Penumpang Pesawat dan Kapal Turun Selama Februari 2024
Ternyata Ini Penyebab Jumlah Penumpang Pesawat dan Kapal Turun Selama Februari 2024

Ada dua faktor yang menjadi penyebab jumlah penumpang pesawat dan kapal menurun.

Baca Selengkapnya