Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketahui Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya dan Dampak yang Ditimbulkan

Ketahui Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya dan Dampak yang Ditimbulkan ilustrasi mata uang. Ilustrasi shutterstock.com

Merdeka.com - Mengutip dari publikasi oleh Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, inflasi pada awalnya diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan harga-harga.

Dalam perkembangan lebih lanjut, inflasi secara singkat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus. Dalam pengertian tersebut, terdapat dua pengertian penting yang merupakan kunci dalam memahami inflasi. Yang pertama adalah "kenaikan harga secara umum" dan yang kedua adalah "terus-menerus".

Dalam inflasi harus terkandung unsur kenaikan harga, dan selanjutnya kenaikan harga tersebut adalah harga secara umum. Hanya kenaikan harga yang terjadi secara umum yang dapat disebut sebagai inflasi.

Berikut penjelasan selengkapnya mengenai jenis inflasi serta dampak yang menyertainya.

Faktor Penyebab Inflasi

Dilihat dari faktor-faktor utama yang menyebabkan inflasi, inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran, maupun ekspektasi. Selain itu, faktor penyebab inflasi juga dapat merupakan gabungan dari ketiga faktor tersebut.

1. Inflasi Permintaan

Inflasi permintaan adalah inflasi yang timbul sebagai hasil interaksi antara permintaan dan penawaran domestik dalam jangka panjang. Tekanan inflasi dari sisi permintaan akan timbul apabila permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau potensi output yang tersedia.

Yang dimaksud dengan permintaan agregat adalah total permintaan barang dan jasa untuk keperluan konsumsi dan investasi dalam suatu perekonomian. Jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi dan diinvestasikan tersebut digambarkan oleh Produksi Domestik Bruto (PDB) perekonomian yang bersangkutan. Sementara itu, yang dimaksud dengan penawaran agregat adalah seluruh potensi yang dimiliki oleh suatu perekonomian untuk dapat memenuhi permintaan agregat.

2. Inflasi Penawaran

Faktor kedua yang menyebabkan inflasi adalah faktor penawaran, dan inflasi yang ditimbulkan sering disebut sebagai cost push atau supply shock inflation. Jenis inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa.

Termasuk dalam jenis inflasi ini adalah inflasi yang disebabkan faktor penawaran lainnya yang memicu kenaikan harga penawaran atas suatu barang (termasuk barang-barang yang harus diimpor), serta harga barang-barang yang dikendalikan oleh Pemerintah. Contoh: adanya kenaikan harga minyak dunia, harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dan Tarif Dasar Listrik (TDL).

Di samping itu, inflasi juga disebabkan oleh faktor alam misalnya, gagalnya panen atau panen yang berlebih, faktor-faktor sosial ekonomi, misalnya, adanya masalah atau hambatan dalam distribusi suatu barang, atau faktor-faktor yang timbul karena kebijakan tertentu, misalnya, karena adanya kebijakan tarif, pajak, pembatasan impor, atau kebijakan lainnya.

3. Inflasi Ekspektasi

Inflasi ekspektasi sangat berperan dalam pembentukan harga dan juga upah tenaga kerja. Apabila para pelaku ekonomi, baik individu, lembaga atau dunia usaha, berpikir bahwa laju inflasi yang terjadi di waktu-waktu yang lalu masih akan terjadi di waktu yang akan datang, maka para pelaku ekonomi akan melakukan antisipasi untuk mengurangi kerugian yang mungkin timbul.

Demikian juga pelaku usaha akan memperhitungkan biaya produksi dengan kenaikan tingkat harga seperti pada waktu yang lalu. Contoh: apabila pada waktu-waktu yang lalu rata-rata inflasi sebesar 7%, maka seorang pengusaha akan menaikkan harga jual produknya sebesar 7% pada tahun yang akan datang, meskipun laju inflasi yang akan terjadi mungkin tidak sebesar 7%.

Jenis Inflasi

ilustrasi uang

©2014 Merdeka.com

Berdasarkan sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, jenis inflasi dibedakan dalam dua spesifikasi yaitu jenis inflasi yang dilihat dari sebab awal inflasi dan jenis inflasi yang ditinjau dari asal inflasi, yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Jenis Inflasi Dilihat dari Sebab Awalnya

A. Demand-Pull Inflation

Jenis inflasi demand-pull inflation disebabkan oleh permintaan masyarakat akan barang-barang (agregate demand) bertambah. Jenis inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat.

Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi.

B. Cost-Push Inflation

Jenis inflasi cost-push inflation terjadi karena kenaikan biaya produksi, yang disebabkan oleh terdepresiasinya nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price) , dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan tergangggunya distribusi.

Jenis inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian berkembang pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji atau upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini.

Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang.

2. Jenis Inflasi Ditinjau Asalnya

ilustrasi uang

©2014 Merdeka.com

A. Inflasi Dalam Negeri (domestic inflation)

Jenis inflasi ini timbul misalnya karena kenaikan gaji pegawai negeri, kejadian gagal panen, dan sebagainya.

B. Inflasi Luar Negeri (imported inflaction)

Jenis inflasi ini timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang kita. Jenis inflasi juga dapat bersumber dari barang-barang yang diimpor.

Inflasi ini akan terwujud apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan. Kenaikan harga barang impor akan menaikkan biaya produksi, dan kenaikan biaya produksi mengakibatkan kenaikan harga-harga.

Dampak Inflasi

Sebagai akibat kenaikan harga barang dan jasa, maka nilai suatu mata uang akan mengalami penurunan dan daya beli mata uang tersebut menjadi semakin lemah.

Penurunan daya beli tersebut selanjutnya akan berdampak terhadap individu, dunia usaha, serta anggaran pendapatan dan belanja pemerintah. Dengan kata lain, laju inflasi yang tinggi akan berakibat negatif terhadap suatu perekonomian secara keseluruhan. Namun, penurunan nilai mata uang sebagai akibat inflasi dampaknya tidak akan sama terhadap seluruh masyarakat.

Kelompok masyarakat yang berpenghasilan tetap, misalnya, pegawai negeri, adalah kelompok masyarakat yang menderita akibat inflasi. Kelompok masyarakat berpendapatan tetap tersebut akan menderita karena secara riil pendapatannya akan menurun atau menjadi lebih kecil. Sementara kelompok masyarakat lainnya yang mempunyai kemampuan untuk melindungi diri tidak menerima beban yang sama sebagai akibat adanya inflasi.

Apabila laju inflasi bergejolak (sangat berfluktuasi) dan tidak menentu, maka harga-harga secara relatif juga berubah terhadap tingkat harga secara umum, dan hal tersebut sangat berbahaya karena keadaan tersebut akan mendistorsi sinyal ekonomi yang sangat penting dalam suatu perekonomian, yaitu harga.

Salah satu contoh inflasi yang tidak menentu dan tak terkendali adalah apa yang disebut hiperinflasi, yaitu suatu keadaan ketika laju inflasi dapat meningkat ratusan atau bahkan ribuan persen dalam suatu waktu tertentu.

Hiperinflasi sangat berbahaya bagi suatu perekonomian. Dalam keadaan hiperinflasi setiap orang akan berusaha untuk membelanjakan uangnya sampai habis atau menukarkannya dengan mata uang yang lebih stabil sebelum harga-harga semakin meningkat.

Hal tersebut lebih lanjut akan berpengaruh terhadap transaksi ekonomi dan alokasi sumber daya yang ada dalam perekonomian yang bersangkutan. Contoh: dalam transaksi pinjam meminjam uang, inflasi akan berpengaruh terhadap alokasi dana antara debitur dan kreditur.

 Laju inflasi juga akan mendistorsi pajak pendapatan atau keuntungan yang dikenakan oleh pemerintah kepada masyarakat, baik pajak terhadap perseorangan maupun badan usaha yang pada umumnya bersifat progresif. Artinya, semakin besar pendapatan atau laba yang diperoleh, maka tarif pajaknya akan semakin besar.

(mdk/edl)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lengkap, Ini Cara Mudah Memahami Istilah Greenflation dan Greedflation

Lengkap, Ini Cara Mudah Memahami Istilah Greenflation dan Greedflation

Menurut Mahfud, greenflation memiliki korelasi dengan ekonomi hijau, yang artinya ekonomi sirkuler.

Baca Selengkapnya
Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan

Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.

Baca Selengkapnya
Mengenal Hilirisasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Mengenal Hilirisasi: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Hilirisasi adalah konsep ekonomi yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah dari suatu produk atau komoditas melalui proses pengolahan lanjutan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Pengertian Produksi, Tujuan, Jenis, dan Prosesnya

Mengenal Pengertian Produksi, Tujuan, Jenis, dan Prosesnya

Produksi adalah proses mengubah input, seperti bahan mentah, tenaga kerja, dan modal, menjadi output, yang dapat berupa barang atau jasa.

Baca Selengkapnya
Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen

Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen

Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.

Baca Selengkapnya
Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya