Menteri Sandiaga Uno Potong Rambut Gimbal Warga Dieng, Begini Keseruannya
Merdeka.com - Pada Minggu (3/7), Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno berkunjung ke Dieng. Ia mampir ke Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa.
Di sana Sandiaga asyik bercengkrama dengan warga sekitar ditemani gorengan dan juga segelas teh hangat. Tak hanya sekedar berwisata, dalam kunjungan itu ia mengukuhkan Desa Wisata Sembungan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo sebagai satu dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia.
“Kami berkomitmen agar desa wisata ini menjadi program unggulan. Demokratisasi dari wisata ini adalah memberikan dampak pariwisata berkeadilan, karena desa wisata yang merasakannya adalah seluruh masyarakat langsung,” kata Sandiaga dikutip dari ANTARA.
Selain itu, dalam kesempatan itu Sandiaga juga berkesempatan memotong rambut gimbal beberapa warga yang menjalani proses ruwatan. Bagaimana keseruan Sandiaga Uno di Dieng? Berikut selengkapnya:
Harapan Besar
©Instagram/@sandiuno
Sandiaga mengatakan, setiap tahun Desa Sembungan dikunjungi 250 ribu wisatawan. Menurutnya, banyaknya kunjungan wisatawan itu memberi dampak langsung bagi warga karena di baliknya ada kesejahteraan masyarakat, kebangkitan ekonomi, serta terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno juga menyampaikan besarnya harapan masyarakat setelah pandemi COVID-19 di mana Indonesia tak hanya mampu bertahan, namun juga berkembang menjadi negara yang mandiri.
“Pada intinya masyarakat antusias. Seperti yang dilihat saat ini karena ada kebangkitan ekonomi. Hal inilah yang diperlukan untuk dijaga momentumnya sampai nanti saat ganti kepemimpinan,” kata Sandiaga.
Potong Rambut Gimbal
©Instagram/@sandiuno
Bersamaan dengan kunjungan Sandiaga ke Sembungan, ternyata di sana ada prosesi tradisi ruwat pemotongan rambut gimbal. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu, warga setempat meminta Sandiaga untuk mengawali prosesi dengan memotong rambut gimbal salah seorang peserta.
“Ini suatu kolaborasi wisata alam budaya yang fantastis,” kata Sandiaga.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Agus Wibowo, mengatakan ruwat rambut gimbal sudah melekat di desa itu dan beberapa desa di kawasan Dieng. Apalagi tradisi itu sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak beda Wonosobo di tahun 2016.
Faktor Keturunan
©Instagram/@sandiuno
Salah seorang peserta pemotongan rambut gimbal, Suyatmi (38) mengatakan bahwa dia punya rambut gimbal karena ada keturunan dari orang tuanya. Ia merasakan rambut gimbal di kepalanya sudah tumbuh tujuh tahun lalu dan pernah coba dipotong tapi tumbuh lagi.
“Mudah-mudahan melalui upacara ruwatan ini rambut saya benar-benar hilang dan tidak tumbuh lagi,” kata Suyatmi yang pada ritual ini minta dibelikan kambing bunting.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun sudah dipotong dan diruwat, beberapa anak rambut gimbalnya tetap tumbuh hingga menginjak dewasa.
Baca SelengkapnyaPemudik yang berangkat melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya capai 65.530 orang
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana berprofesi sebagai pemetik daun teh
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini memberikan perspektif unik tentang proses pembentukan elemen-elemen awal di galaksi selain Bima Sakti
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaPolda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaPDIP berhasil meraup total 5.859.448 suara di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya