Mengenal Sleep Deprivation dan Berbagai Gangguan Gejalanya, Perlu Diketahui

Merdeka.com - Tidur merupakan salah satu kebutuhan tubuh yang perlu dipenuhi. Mendapatkan tidur yang cukup, dapat membantu tubuh rileks dan beristirahat setelah beraktivitas seharian. Selain itu, tidur juga membantu Anda mendapatkan kembali energi secara penuh untuk melakukan kegiatan di keesokan harinya.
Lebih dari itu, memiliki pola tidur yang cukup dan teratur membantu daya tahan tubuh tetap kuat dan bugar. Dengan begitu, Anda tidak mudah terkena penyakit sebab sistem imun dapat bekerja dengan baik melawan berbagai hal yang dapat memicu penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengatur pola tidur yang baik demi tubuh yang sehat dan kuat.
Meskipun begitu, tidak sedikit orang yang mengalami gangguan sulit tidur. Orang yang mengalami gangguan ini biasanya hanya tidur dalam waktu yang cukup singkat dari yang dibutuhkan, bahkan pada beberapa kasus bisa terjaga hingga beberapa hari. Kondisi ini juga sering disebut dengan sleep deprivation atau kurang tidur.
Kondisi ini memang termasuk gangguan umum yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, jika dibiarkan terlalu lama kondisi ini dapat merusak kesehatan secara keseluruhan, bukan hanya fisik, tetapi juga mental dan emosional. Dalam hal ini, terdapat beberapa gejala yang muncul dalam setiap tahap sleep deprivation.
Dilansir dari Healthline, berikut kami merangkum informasi mengenai sleep deprivation beserta tahapan dan gejalanya yang perlu Anda ketahui.
Mengenal Sleep Deprivation
©www.huffingtonpost.ca
Sleep deprivation merupakan kondisi di mana orang tidur dengan waktu yang singkat dari yang dibutuhkan, atau bahkan tidak tidur sama sekali. Gangguan kurang tidur ini dapat terjadi secara berkelanjutan dan menyebabkan masalah kesehatan serius. Orang dengan kondisi sleep deprivation dapat mengalami gangguan fungsi kognitif yang buruk, peningkatan peradangan, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.
Jika kurang tidur terus berlanjut, hal itu dapat meningkatkan risiko penyakit kronis. Secara umum, terdapat lima tahapan yang terjadi pada sleep deprivation. Setiap tahapan biasanya dibagi menjadi 12 jam atau 24 jam. Masing-masing tahapan dapat menimbulkan berbagai gejala yang beragam dan biasanya semakin buruk sehingga membuat Anda semakin lama terjaga.
Tahap Pertama : Setelah 24 Jam
Setelah memahami pengertian umum, berikutnya terdapat lima tahapan dengan berbagai risiko gejala yang dapat ditimbulkan. Tahap pertama pada sleep deprivation terjadi setelah kurun waktu 24 jam.
Melewatkan waktu tidur 24 jam adalah hal yang biasa. Kondisi ini juga tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Meskipun begitu, ketika Anda terjaga selama 24 jam mungkin akan menyebabkan beberapa gejala yang cukup mengganggu, seperti :
Tahap Kedua : Setelah 36 Jam
Shutterstock/Stokkete
Tahap kedua pada gangguan sleep deprivation yaitu terjadi setelah melewatkan tidur selama 36 jam. Ketika Anda melewatkan 36 jam tidur, gejala yang muncul akan lebih intens. Biasanya Anda mengalami kantuk yang cukup parah sehingga ingin sekali tidur. Selain itu, Anda mungkin mengalami microsleep atau tidur dalam periode yang singkat, biasanya berlangsung selama 30 detik. Di samping itu, ada beberapa gejala lain yang perlu diperhatikan ketika memasuki tahap ini yaitu sebagai berikut :
Tahap Ketiga : Setelah 48 Jam
Tahap berikutnya pada gangguan sleep deprivation adalah setelah 48 jam. Kondisi kurang tidur selama 48 jam termasuk dalam kategori kurang tidur ekstrem. Pada kondisi ini, Anda akan lebih sulit untuk tetap terjaga dan sering mengalami microsleeps.
Bahkan sebagian orang bisa mengembangkan gejala halusinasi atau merasakan hal-hal aneh yang sebenarnya tidak ada. Berikut beberapa gejala sleep deprivation pada tahap ketiga yang perlu Anda waspadai :
Tahap Keempat : Bangun Selama 72 Jam
©Shutterstock/9nong
Tahap sleep deprivation berikutnya adalah tahap keempat, di mana orang melewatkan waktu tidur selama 72 jam. Saat Anda terjaga selama 3 hari, keinginan untuk tidur menjadi semakin buruk. Dalam hal ini, risiko microsleeps bisa terjadi lebih lama atau lebih dari 30 detik.
Bukan hanya itu, kurang tidur selama tiga hari juga bisa merusak persepsi dan pola pikir Anda. Bahkan gejala halusinasi mungkin terjadi lebih kompleks dibandingkan tahap sebelumnya. Berikut beberapa gejala sleep deprivation tahap keempat yang perlu Anda ketahui :
Tahap Kelima : Bangun Selama 96 Jam atau Lebih
Tahap sleep deprivation yang terakhir adalah ketika Anda terjaga selama 96 jam atau lebih. Setelah 4 hari terjaga, Anda bisa mengalami gangguan persepsi yang semakin buruk. Selain itu, dorongan untuk tidur juga terasa tak tertahankan.
Kehilangan begitu banyak tidur juga membuat Anda sulit menafsirkan kenyataan, kondisi ini sering disebut juga dengan sleep depreviation psychosis. Dengan begitu, penting bagi Anda untuk menerapkan gaya hidup yang sehat sehingga dapat mendukung pemenuhan kebutuhan tidur yang cukup dan seimbang. Ini tentu saja juga mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional yang lebih baik. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya