Fakta Menarik Kampung Buddha di Banyumas, Lokasinya Terpencil di Tengah Hutan
Merdeka.com - Kampung Plandidi Banyumas letaknya cukup terpencil. Untuk pergi ke sana, pengunjung harus melewati lebatnya hutan pinus dan jalan berbukit yang penuh kelokan. Selain itu, beberapa ruas jalan menuju ke sana belum beraspal.
Hampir semua warga Kampung Plandi menganut agama Buddha. Di tengah-tengah kampung, berdiri sebuah vihara megah. Konon, ajaran Buddha di kampung itu telah diwariskan sejak zaman nenek moyang.
Lantas apa saja fakta menarik yang ada di kampung BuddhaBanyumas itu? Berikut selengkapnya:
Sejarah Kampung Plandi
©YouTube/Tedhong Telu
Dilansir dari kanal YouTube Tedhong Telu, sebelum menganut ajaran Buddha, warga Kampung Plandi menganut ajaran kejawen Kawruh Naluri.
Di kampung itu sendiri, terdapat sebuah makam tua. Di sana terdapat bersemayam Keluarga Sawintanom, pendiri kampung itu. Konon keluarga Sawintanom-lah yang membabat hutan untuk mendirikan kampung di tengah hutan pinus itu.
Ilmu agama Buddha yang ada di kampung itu pertama kali dibawa oleh menantu dari keluarga tersebut. Dia memperoleh ilmu agama Buddha saat tinggal di daerah Kebumen. Tak dijelaskan kapan kampung itu berdiri maupun ajaran Buddha masuk pertama kali di kampung itu.
Candi di Tengah Kampung
©YouTube/Tedhong Telu
Di tengah kampung itu, terdapat vihara yang cukup megah. Warga setempat menyebutnya sebagai “candi”. Salah seorang warga setempat mengatakan kalau awalnya kampung itu bernama Candi.
“Diberi nama ‘Plandi’ karena kalau besok kampung ini sudah dihuni banyak orang akan muncul sebuah candi. Nah sebenarnya itu sudah muncul candinya,” kata salah seorang warga sambil menunjuk vihara yang megah itu saat diwawancarai tim Tedhong Telu.
Berada di Perbatasan Tiga Kabupaten
©YouTube/Tedhong Telu
Kampung Plandi letaknya cukup terpencil. Untuk menuju ke pusat pemerintahan desa saja, warganya harus menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer.
Selain itu keunikan kampung ini adalah letaknya yang berada di ujung tiga kabupaten sekaligus yaitu Kabupaten Banjarnegara, Kebumen, dan Banyumas. Kampung itu sendiri masuk di wilayah administratif Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Banyumas.
Kampung itu sendiri dihuni oleh 30 kepala keluarga yang menempati sebanyak 22 rumah. Mayoritas warga di sana berprofesi sebagai petani dan penyadap getah pinus.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah daerah di Banyumas langganan alami kekeringan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaBanyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaDi bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan hanya bagi penduduknya saja, Indonesia punya sederet fakta yang menarik bagi masyarakat dunia.
Baca SelengkapnyaTerletak di kaki Gunung Raung, Alas Roban memiliki ragam ekosistem sekaligus kisah misteri yang menggugah.
Baca SelengkapnyaGunung Pesagi di Lampung ini terkenal dengan rute pendakian yang sulit namun memiliki pemandangan alam yang begitu indah.
Baca SelengkapnyaGunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.
Baca SelengkapnyaBukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaKecelakaan terjadi di Banyumas pada Mingau (21/1) lalu. Kecelakaan ini menewaskan 3 orang.
Baca Selengkapnya