Merdeka.com - Pertengahan 2019, Pemprov DKI Jakarta mengumumkan secara resmi. Ibu Kota akan melangsungkan gelaran balap mobil listrik internasional. Event ini disebut dengan Formula E.
Sebagai tuan rumah, DKI Jakarta harus bersolek. Fokus utamanya tentu penyediaan lintasan Formula E. Diputuskanlah kawasan Monas sebagai titik Pit Stop.
PT Jakpro kemudian ditunjuk sebagai pelaksana. Diharapkan pekerjaan rampung di pertengahan 2020. Sebab kala itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ingin Formula E di Jakarta dilangsungkan Juni 2020.
Lebih kurang dana Rp305,2 miliar diajukan Jakpro untuk mempersiapkan segala kebutuhan penyelenggaraan Formula E. Khusus pembuatan trek dan jalur balap dianggarkan Rp67,2 miliar.
Rupanya, rencana pembuatan track Formula E dengan memakai kawasan Monas tidak berjalan mulus. Dalam rapat bersama Pemprov DKI Jakarta, pihak Sekretariat Negara (Setneg) selaku Komisi Dewan Pengarah Kawasan Medan Merdeka, menyatakan tidak memberikan izin. Pertimbangannya, proses pengaspalan hingga cagar budaya di kawasan Monas.
"Di sana ada cagar budaya yang harus diperhatikan apabila itu. Kemudian ada pengaspalan dan lain-lain. Ada aturannya sih Monas itu bisa digunakan sebagai apa, dan tak boleh sebagai apa. Lihat itu dulu," kata Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama.
Pemprov DKI dan Jakpro harus putar otak. Mencari opsi pengganti untuk track Formula E. Tetapi, alotnya pembahasan track Formula E berbuah manis. Beberapa hari setelahnya, Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka memberi lampu hijau. Kawasan Monas boleh untuk Formula E tetapi pemprov diminta tetap memperhatikan cagar budaya.
Namun perdebatan belum usai. Sejumlah kalangan berpendapat Kompleks Monas akan rusak dengan pembangunan untuk kepentingan Formula E. Gubernur tetap disarankan mencari lokasi lain.
Pemprov DKI Jakarta bersikukuh menjadikan Monas untuk gelaran Formula E. Selain mengantongi izin Komisi Pengarah, DKI mengaku sudah berdiskusi dengan Tim Sidang Pemugaran (TSP). Meskipun Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi DKI Jakarta mengaku tidak diajak bicara soal penggunaan Monas untuk Formula E.
Ujicoba Pengaspalan di Monas
Dinas Bina Marga DKI sudah membuat ancang-ancang. Jika pada akhirnya Monas benar-benar dipakai, maka cobblestone atau batu alam akan dilapisi aspal atau hotmix
Hotmix dipakai sudah berdasarkan standar dari Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E. Bila penyelenggaraan sudah selesai lapisan itu akan dibongkar kembali. Diklaim, model demikian juga berlaku di negara yang menyelenggarakan Formula E.
"Pekerjaannya itu pasang bongkar, seperti di tempat lain di luar negeri seperti di Roma di Meksiko juga seperti itu selesai langsung dibongkar lagi," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, saat itu.
Ujicoba pengaspalan untuk lintas balap Formula E di Monas sempat dilakukan akhir Februari 2020. Ujicoba ini untuk melihat teknik pelapisan paling cocok menutupi cobblestone atau batu alam di kawasan Monas. Ujicoba menggunakan dua metode yang berbeda yakni sandsheet dan geotextile.
Pengaspalan dilakukan mulai dari pintu masuk Monas sisi Timur tepatnya di samping Stasiun Gambir dengan panjang kurang lebih 15 meter dan lebar 4 meter. Karena bersifat ujicoba, Jakpro memastikan setelahnya aspal hotmix akan kembali dibuka.
Deputi Bidang Teknis OC Formula E Jakarta, Wisnu Wardhana, mengklaim hasil ujicoba pengaspalan untuk lintasan Formula E di Monas memuaskan. Tetapi sebaliknya, Tim asistensi Komisi Pengarah (komrah) kawasan Medan Merdeka punya pendapat berbeda.
Tim asistensi yang terdiri dari dua ahli lingkungan hidup Institut Pertanian Bogor (IPB), Bambang Hero dan Basuki Wasis, menemukan masih ada sisa aspal yang membekas di cobblestone. Hal ini tak seperti yang dijanjikan penyelenggara formula E.
"Kemarin disampaikan semua mulus segala macam, ternyata ini tidak. Ini tidak semulus seperti yang dinyatakan itu," kata Bambang.
Akhirnya Monas Tak Masuk Lintasan Formula
Saat perdebatan menggunakan Monas sebagai gelaran Formula E masih berlanjut, badai pandemi akibat virus Corona menjangkit sejumlah negara. Termasuk Indonesia. Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan menunda perhelatan balap mobil listrik itu lewat surat pemberitahuan Gubernur dengan nomor 117/-857.73 tertanggal 9 Maret 2020 dan ditandatangani Gubernur Anies Baswedan.
Kabar terbaru, Monas juga batal menjadi perlintasan Formula E. Selain rumitnya perizinan, Direktur PT Jakpro, Gunung Kartiko, menilai pengaspalan di Kawasan Monas tidak ideal.
"Monas kayaknya agak berat dari sisi perizinan, jadi kita cari lokasi ikon Jakarta yang memang menunjukkan Jakarta," ucap Gunung seusai rapat bersama Komisi B DPRD DKI.
Gunung optimis persiapan infrastruktur untuk Formula E akan berlangsung cepat. Seiring dengan medan pengaspalan di lokasi baru nanti.
"Jadi maksimal kita akan usahakan, kalau menggunakan jalan, maksimal 3 hari. Kalau Monas dulu tahu kan, diaspal kletek-kletek," ucapnya.
Versi Jakpro, ada lima venue yang dipertimbangkan jadi lintasan Formula E dan dipastikan Mona tidak termasuk. Sedangkan menurut Wagub DKI Jakarta, Riza Patria, bisa jadi Formula E berada di Senayan dan Kawasan Pantai Maju Bersama (Pantai Indah Kapuk). Lokasi tersebut sebagai pengganti Kawasan Monas yang batal menjadi area balap Formula E.
"Iya, tadi disampaikan oleh Direktur Jakpro tidak di Monas, ada lima alternatif nanti akan dicek lokasinya di antaranya di Senayan, di Pantai Maju Bersama dan lain-lain," ucap Riza, pada Rabu (6/10) kemarin.
Perencanaan Tak Matang Formula E
Batalnya penggunaan kawasan Monas setelah sempat silang pendapat alot pada 2020 lalu menunjukkan rencana gelaran mobil balap listrik ini tidak matang.
"Perencanaan yang tidak baik, ini menegaskan ada masalah di studi kelayakan penyelenggaraan," kata Manager Riset Seknas Transparansi Anggaran (FITRA), Badiul Hadi, kepada merdeka.com, Kamis (7/10).
Badiul mengatakan jika arena Formula E harus dipindah itu sama saja pemborosan anggaran yang dilakukan Pemprov DKI. Dan uang yang sudah dikeluarkan menjadi sia-sia.
"Itu berpotensi pemborosan anggaran, dan jika perlu BPK melakukan pemeriksaan secara khusus (investigative) terkait penggunaan anggaran," jelasnya.
Batalnya pelaksanaan Formula E di Monas, menurut Badiul bisa menambah daftar panjang persoalan anggaran terkait rencana penyelenggaraan balap Formula E.
"Pemprov menambah daftar panjang persoalan anggaran yang selama ini melingkupi rencana penyelenggaraan balap Formula E, sementara sampai saat ini persoalan nasib uang fee belum jelas."
Badiul menyarankan agar perhelatan Formula E di Jakarta dibatalkan saja. "Sebaiknya pemprov DKI batalkan penyelenggaraan Formula-E dan menarik semua uang yang sudah di setor," ujarnya. [lia]
Baca juga:
PKS Nilai Pemindahan Lokasi Balap Formula E dari Monas Justru Bisa Efisiensi Bujet
Wagub DKI Ditanya Lokasi Baru Formula E: Kalau Sekarang Disampaikan Malah Jadi Sulit
PDIP Prihatin Hutan di Monas Sempat Dirusak Hanya untuk Formula E
Jakpro Ungkap Alasan Lintasan Formula E Dipindah: Aspal di Monas Kletek-Kletek
Acak-Acak CCTV, Satpam Komplek di Kalideres Bobol Rumah Warga dan Curi Uang Rp90 Juta
Sekitar 1 Jam yang laluViral Aksi Bang Jago Serobot Antrean di SPBU hingga Layangkan Bogem Mentah
Sekitar 3 Jam yang laluDipimpin Kabaintelkam, Ini Barisan Jenderal Polisi Sidang Kode Etik Teddy Minahasa
Sekitar 4 Jam yang laluBesok, DPRD DKI Jakarta Bakal Lantik Bastian Simanjuntak Gantikan Mendiang M Taufik
Sekitar 5 Jam yang laluPemasok Pelat Polisi Palsu dan Air Gun David Yulianto Si 'Koboi Tol Tomang' Ditangkap
Sekitar 6 Jam yang laluHingar Bingar Formula E 2023, Bagaimana Persiapan Sepekan Jelang Balapan?
Sekitar 7 Jam yang lalu25 Lapak Pemulung di Duren Sawit Terbakar, Satu Orang Ditemukan Meninggal Dunia
Sekitar 8 Jam yang laluBegini Nasib Ngabila Salama, ASN Dinkes DKI yang Pamer Gaji Rp34 Juta
Sekitar 11 Jam yang laluSpesialis Jambret Handphone di Monas Ditangkap, Begini Modus Pelaku Sebelum Beraksi
Sekitar 12 Jam yang laluIbu Bhayangkari Berkarier, Pilih Resign Demi Suami Polisi, Kini Sukses Jualan Kue
Sekitar 6 Jam yang laluPerwira Polri Tarik Becak Terinspirasi Jackie Chan, Penumpang Bukan Sosok Sembarangan
Sekitar 7 Jam yang laluSeleksi Calon Anggota Polri Gunakan CAT, Bisa Dipantau Secara Real Time
Sekitar 9 Jam yang laluHebat! Perwira Polri Jualan Pecel Ayam jadi Komandan Polisi Upacara Hari Pancasila
Sekitar 9 Jam yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 2 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 6 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 6 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 2 Jam yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 1 Hari yang laluCharles Lokolingoy dan Ichaka Diarra, Dua Pemain Asing Baru Arema FC di Liga 1
Sekitar 39 Menit yang laluCuma Ngopi Bareng, Manajemen Persib Bantah Rekrut Dejan Antonic untuk Posisi Dirtek
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami