Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 25 Februari 1932: Adolf Hitler Peroleh Kewarganegaraan Jerman

Peristiwa 25 Februari 1932: Adolf Hitler Peroleh Kewarganegaraan Jerman Adolf Hitler. ©2014 Merdeka.com/expeltheparasite.com

Merdeka.com - Adolf Hitler dilahirkan pada 20 April 1889 di Austria. Ayahnya bernama Alois Hitler (1837-1903). Sedangkan ibu dari Adolf Hitler bernama Klara Polzi (1860-1907).

Sedari kecil, Hitler sudah menunjukkan gejala destruktif atau antisosial. Pada saat menginjak masa pendidikan, Hitler merupakan salah satu pelajar yang baik pada waktu bersekolah menengah pertama. Akan tetapi pada kelas enam, tahun pertamanya di sekolah menengah atas, ia gagal dan harus mengulang kelas.

Setelah ayahnya meninggal pada 3 Januari 1903, tidak ada perkembangan yang berarti dalam pendidikan Hitler, hingga pada usia 16 tahun Hitler keluar dari sekolah tanpa mendapatkan gelar apa pun.

Pada tahun 1905, Hitler menjalani kehidupan Bohemian di Wina dengan dukungan dari ibunya. Selama di Wina, Hitler pernah ditolak dua kali oleh Akademi Seni Wina, hingga pada 21 Desember 1907 ibu Hitler meninggal dunia pada usia 47 tahun.

Pasca ibunya meninggal, Hitler hidup dengan mencoba peruntungan menjadi pelukis di Wina, namun hal itu tak dapat menolongnya karena ia tetap kehabisan uang dan hidup menggelandang serta mengubur dalam-dalam impiannya untuk menjadi seorang seniman. Di masa ini lah kebenciannya terhadap Yahudi mulai tumbuh antara lain karena ia melihat begitu banyak orang Yahudi yang berkuasa dan mendapatkan berbagai kemudahan di Wina.

Seiring berjalannya waktu, Adolf Hitler terkenal sebagai seorang pemimpin Nazi Jerman sekaligus diktator yang kejam. Selain itu, selama ini Hitler dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas Kamp Konsentrasi yang menyebabkan banyak warga Yahudi tewas dibunuh tentara Nazi Jerman. Meskipun terkenal sebagai pemimpin Nazi yang superior tak banyak yang tahu kalau Hitler ternyata bukan orang Jerman melainkan warga negara Austria.

Berikut ini informasi lengkap mengenai mengenang peristiwa 25 Februari 1932 di mana Adolf Hitler memperoleh kewarganegaraan Jerman yang telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com dan jurnal.unigal.ac.id.

Mengenal Kepemimpinan Adolf Hitler

Adolf Hitler terkenal memiliki kepribadian yang keras, tangguh, dan pantang menyerah. Hal ini tak lain akibat dampak dari pengalaman masa lalunya yang sangat kelam.

Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup penuh dengan tekanan dan perjuangan. Hitler bahkan gagal menyelesaikan sekolah menengah atasnya sebagai akibat dari permasalahan pribadi dengan ayahnya. Hal ini ternyata menimbulkan efek psikologis dan kejiwaannya. Lebih parah lagi pasca ibunya meninggal tak lama setelah kematian ayahnya.

Kebenciannya terhadap orang-orang Yahudi bermula ketika begitu banyak kemudahan yang diperoleh oleh orang-orang yahudi mulai dari fasilitas hingga kehidupan yang lebih layak bahkan lebih dari orang Jerman asli. Kebencian tersebut menarik Hitler terjun ke dunia politik dan pemerintahan. Ia menjadi pemimpin yang otokratis dan diktator.

Dengan sikap diktatornya tentu Hitler tak pantang menyerah sebelum segala keinginannya tercapai, meskipun harus mengorbankan banyak hal. Demi keinginannya ia juga akan mengerahkan seluruh sumber daya yang ia miliki termasuk anak buah dan harganya untuk meraih tujuan-tujuannya.

Karena kecakapannya dalam memimpin membuat Hitler diangkat menjadi pemimpin NAZI pada tahun 1921. Setelah itu, kepopulerannya semakin meningkat dan menjadikannya orang yang terlalu ambisius.

Adolf Hitler Peroleh Kewarganegaraan Jerman

Pada tanggal 25 Februari 1932, Adolf Hitler mendapatkan status sebagai warga negara Jerman. Banyak orang yang mempertanyakan hal tersebut, padahal wajar Adolf Hitler bukanlah orang Jerman. Hal ini merupakan fakta sejarah yang tak disadari banyak orang, ditutupi predikat Hitler sebagai diktator Nazi dan Kanselir Jerman yang memerintahkan pembunuhan jutaan orang terutama kaum Yahudi dan bahkan -- dengan ambisinya -- memicu Perang Dunia II.

Seperti dikutip dari situs National Geographic Society, Hilter lahir di Braunau am Inn, Austria pada 20 April 1889. Ia kemudian berimigrasi ke Jerman pada 1913 dan kehilangan kewarganegaraan Austria pada 1925.

Bertahun-tahun, Hitler tak memiliki status kewarganegaraan (stateles). Namun, ia gengsi, tak sudi pergi dan antre untuk mendaftarkan diri seperti orang lain. Pria yang pernah gagal jadi seniman tersebut ingin status itu yang menghampirinya.

Dikutip dari situs Spiegel Online, awalnya sesama anggota Nazi mengatur agar Hitler diangkat jadi kepala polisi Hildburghausen, sebuah kota di wilayah Thuringia, Jerman. Dengan cara itu secara otomatis membuatnya jadi warga negara Jerman. Namun, Hitler menolak mentah-mentah. Ia tak suka pekerjaan jadi polisi desa.

Anggota Nazi lain dari Braunschweig kemudian memutar otak. Setelah gagal mengupayakan Hitler jadi dosen di Institut Teknologi Braunschweig, calon diktator tersebut kemudian diangkat jadi pegawai rendahan di kantor pengawas tanah. Karena waktu kian mepet untuk mencalonkan diri jadi presiden, Hitler bersedia. Pengangkatan itu otomatis menjadikannya warga negara Jerman lewat jalur naturalisasi -- seperti yang diinginkannya.

Status barunya sebagai warga Jerman memungkinkan Hitler mewujudkan ambisi politiknya. Terbukti tak lama kemudian pada 1934, kekuasaan di Jerman mutlak berada dalam kendalinya. Hitler adalah Fuhrer (pemimpin) sekaligus Reichskanzler (Kanselir). Sebuah pencapaian pribadi yang akhirnya menjerumuskan banyak orang dalam kesengsaraan, dan mengulang kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I kemudian Perang Dunia II.

(mdk/nof)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 1 Januari 1945: Jerman Melancarkan Operasi Bodenplatte untuk Lumpuhkan Kekuatan Udara Sekutu
Sejarah 1 Januari 1945: Jerman Melancarkan Operasi Bodenplatte untuk Lumpuhkan Kekuatan Udara Sekutu

Operasi Bodenplatte adalah upaya Luftwaffe untuk melumpuhkan kekuatan udara Sekutu selama Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya
Sejarah 22 Maret 1933: Pembukaan Dachau sebagai Kamp Konsentrasi Nazi yang Pertama
Sejarah 22 Maret 1933: Pembukaan Dachau sebagai Kamp Konsentrasi Nazi yang Pertama

Dachau awalnya merupakan kamp tahanan politik, namun akhirnya berkembang menjadi kamp kematian di mana ribuan orang Yahudi meninggal.

Baca Selengkapnya
Sejarah 15 Agustus 1944: Dimulainya Operasi Dragoon, Invasi Sekutu ke Arah Prancis Selatan
Sejarah 15 Agustus 1944: Dimulainya Operasi Dragoon, Invasi Sekutu ke Arah Prancis Selatan

Operasi ini adalah sebuah langkah strategis yang dilakukan oleh pasukan Sekutu untuk merebut wilayah selatan Prancis yang masih dikuasai oleh pasukan Nazi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terbunuhnya Mahatma Gandhi 30 Januari 1948, Berikut Sejarahnya
Terbunuhnya Mahatma Gandhi 30 Januari 1948, Berikut Sejarahnya

Mahatma Gandhi, lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India, dikenal sebagai pemimpin revolusioner dan arsitek gerakan kemerdekaan India.

Baca Selengkapnya
Sejarah VW Kodok Tidak Lepas dari Campur Tangan Adolf Hitler
Sejarah VW Kodok Tidak Lepas dari Campur Tangan Adolf Hitler

Berikut asal muasal mobil Volkswagen Kodok yang berawal dari ide Hitler. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Jerman Kembalikan Kendi Anggur Berusia 2.600 Tahun ke Yunani, Pernah Dicuri Nazi Saat Perang Dunia II
Jerman Kembalikan Kendi Anggur Berusia 2.600 Tahun ke Yunani, Pernah Dicuri Nazi Saat Perang Dunia II

Artefak kuno ini berasal dari antara tahun 620-600 SM.

Baca Selengkapnya
Kenapa Februari Hanya Sampai 29? Begini Sejarah dan Penjelasannya
Kenapa Februari Hanya Sampai 29? Begini Sejarah dan Penjelasannya

Alasan mengapa bulan Februari lebih pendek dibandingkan bulan-bulan lainnya adalah karena sejarah cara mengukur dan membagi tahun.

Baca Selengkapnya
Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan
Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan

Setiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.

Baca Selengkapnya
Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya
Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya

Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya

Baca Selengkapnya