Merdeka.com - Merasa percaya diri dengan status sebagai pemenang Perang Dunia II, militer Inggris menyepelekan situasi di Jakarta menjelang pendaratan pasukannya.
Penulis: Hendi Jo
Ketika ribuan tentara Inggris mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok pada 15 September 1945, Madhuri masih tergolong remaja. Dia ingat selain tentara yang sebagian besar berkebangsaan India, perangkat-perangkat perang pun diturunkan dari sebuah kapal besar yang tak pernah Madhuri lihat sebelumnya.
"Itu kapal saking gedenya, tank baja yang jumlahnya mungkin ratusan bisa diangkut juga, belum truk, belum jip," ungkap lelaki kelahiran Marunda, Jakarta pada 1930 itu.
Kapal besar yang disebutkan Madhuri sesungguhnya bernama HMS Cumberland. Itu adalah kapal komando Angkatan Laut Kerajaan Inggris dari 5th Cruiser Squardon pimpinan Laksamana Muda W.R. Petterson. Armada tersebut terdiri dari dua kapal fregat, beberapa kapal penyapu ranjau dan sebuah kapal logistik.
"Sekutu memutuskan untuk mendaratkan pasukannya, setelah mendapat info intelijen dari sebuah tim yang sebelumnya diterjunkan di Jakarta," ujar R.H.A. Saleh dalam buku Mari Bung Rebut Kembali!
Memang benar, kedatangan militer Inggris ke Jakarta sebenarnya tidak dilakukan secara gegabah. Sebelum melakukan pendaratan, para pejabat militer Inggris terlebih dahulu mendiskusikan dengan petinggi-petinggi Belanda di tanah pengungsian Australia seperti Ch.O. van Der Plas.
Tidak cukup itu, pada 8 September 1945, mereka pun menerjukan secara rahasia satu tim pendahulu pimpinan Mayor A.G. Greenhalgh ke Jakarta. Ternyata pendapat Van der Plas dikonfirmasi oleh tim kecil itu.
Berdasarkan laporan Mayor Greenhalgh kepada Lord Montbatten (Panglima Komando Sekutu untuk Asia Tenggara), disebutkan bahwa pasca Jepang menyerah, kaum nasionalis Indonesia dalam keadaan bingung dan tidak terorganisasi secara baik.
"Begitu masalah keamanan dan trasnportasi bisa teratasi, pemulangan tawanan dan interniran selanjutnya akan berjalan lancar," ujar Greenhalgh dalam Truobled Days of Peace, Mounbatten and South East Asia Command 1945-1946 karya Peter Dennis.
Nyatanya informasi itu berbanding terbalik dengan keterangan Letnan Kolonel Laurens van der Post (perwira Inggris yang selama Perang Dunia II ditahan Jepang di Jawa) dan Mayor Jenderal Yamamoto Moishiro (Kepala Staf Tentara Ke-16 Angkatan Darat Jepang).
Di atas HMS.Cumberland, Yamamoto malah mengingatkan Inggris: jika mereka tidak mengakui keberadaan Republik Indonesia (RI) yang baru saja diproklamasikan Sukarno-Hatta maka kemungkinan akan terjadi pertumpahan darah di Jawa.
"Yamamoto menggambarkan tingginya sikap anti-Belanda di kalangan orang-orang Indonesia," tulis Peter Dennis.
Advertisement
Tampaknya Inggris tidak mengindahkan peringatan Yamamoto. Itu terbukti dengan masih ngototnya mereka mendaratkan sekaligus menggelar pasukan hampir di seluruh Jakarta.
Di lain pihak sikap militer Inggris itu membuat senang orang-orang Belanda (yang baru keluar dari interniran Jepang maupun yang baru datang dari pengungsian di Australia). Mereka kembali berlaku bak penguasa di Jawa.
Sikap provokatif tersebut ternyata hanya memancing masalah dengan grup-grup pemuda nasionalis Indonesia. Tindak kekerasan merebak. Nyaris tiap hari di Jakarta terjadi aksi pertempuran, perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap warga sipil Eropa, Tionghoa dan Indo. Di pasar-pasar, para pemuda nasionalis melarang pedagang melayani orang-orang Eropa.
Merasa terancam, para bekas tawanan Jepang itu lantas mempersenjatai diri. Maka terbentuklah Bataliyon X yang difungsikan untuk melawan teror dengan teror.
"Mereka dengan gembira memukuli atau membunuh setiap orang Indonesia yang menunjukan atribut Republik di tempat-tempat umum," tulis Cribb dalam Gangsters and Revolutionaries, The Jakarta People’s Militia and The Indonesian Revolution 1945-1949.
[noe]Taruna Akmil Apes, Orang Pakai Baju Lusuh Dikira Pembantu, Tahunya Jenderal TNI!
Sekitar 17 Jam yang laluDi Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
Sekitar 18 Jam yang laluMayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 1 Hari yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 3 Hari yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal R-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 4 Hari yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 4 Hari yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluPulang Tugas dari Kongo, Pasukan TNI Borong Rolex & Jam Swiss 10 Koper
Sekitar 6 Hari yang laluBung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Sekitar 6 Hari yang laluPerwira TNI Bertaruh Nyawa Jadi Umpan Sniper Saat Kawal Presiden ke Bosnia
Sekitar 1 Minggu yang laluPrajurit TNI Ketakutan Sudah Pensiun Dicari Jenderal, Endingnya Salut Banget
Sekitar 1 Minggu yang laluJenderal TNI Tolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Alasannya Lucu
Sekitar 1 Minggu yang laluRumor Ada Marinir Sediakan Ikan di Bawah Kapal Saat Soeharto Memancing
Sekitar 1 Minggu yang laluMahfud MD Jawab Tudingan Pemerintah Lambat Selesaikan Kasus Hukum
Sekitar 4 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 6 Jam yang laluKompolnas soal Ancaman Pidana Penyebar Video WNA Nakal: Itu Ajak Warga Jaga Kantibmas
Sekitar 7 Jam yang laluVIDEO: Kapolda Pastikan Mario Dandy Tersangka Pencabulan AG, Hukuman Makin Berat
Sekitar 10 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 6 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluBanding Ditolak PT DKI Jakarta, Agus Nurpatria Tetap Divonis Dua Tahun Penjara
Sekitar 2 Minggu yang laluBesok, Pengadilan Tinggi Jakarta Putuskan Banding Hendra Kurniawan & Agus Nurpatria
Sekitar 2 Minggu yang laluMega Sentil Kelakuan Polisi seperti Sambo dan AKBP Achiruddin: Insaf Pak!
Sekitar 3 Minggu yang laluBanding Kandas, Ricky Rizal Ajukan Kasasi Terkait Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 3 Minggu yang laluVIDEO: Pengadilan Tinggi Tolak Banding Putri Candrawathi
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 1 Hari yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami