Ben Roberts-Smith, seorang tentara asal Australia mantan Kopral layanan Udara Khusus (SAS) yang bengis dan kerap melakukan kekerasan saat bertugas akhirnya didakwa atas kasus pembunuhan.

Padahal, dahulu Ben adalah tentara yang berprestasi dan dipandang sebagai pahlawan nasional. Penghargaan itu ia dapatkan ketika bertugas di Afghanistan. Potretnya bahkan sampai digantung di Australian War Memorial.

Ben Roberts-Smith pernah mengalahkan penembak mesin Taliban yang menyerang peleton Special Air Service (SAS) miliknya. Ia melawan sendirian sehingga membuatnya mendapatkan penghargaan militer tertinggi di Australia.

Ben dikenal sangat kejam ia juga sering meminta anak buahnya untuk melakukan kekerasan kepada para tahanan. Bahkan, saat ia menjalani persidangan, Ben sempat melakukan tindakan intimidatif kepada saksi agar perbuatannya tak terungkap.

Namun, pada tahun 2020, sebuah laporan menemukan bukti bahwa terjadi pembunuhan terhadap puluhan tahanan tak bersenjata dalam perang Afghanistan. Dugaan pembunuhan itu mengarah kepada Ben.

Ben dituduh telah melakukan tindakan kejahatan perang yang melanggar aturan moral dan hukum peperangan. Hal itu karena ia pernah menendang seorang pria Afghanistan yang tak bersenjata dan diborgol dari tebing dan memerintahkan dua anak buahnya untuk membunuhnya.

Hakim Besanko yang menangani kasus Ben menemukan keterangan para jurnalis yang menganggap pada tahun 2009 ben telah membunuh pria Afghanistan yang cacat. Ben juga memerintahkan eksekusi terhadap pria yang menyembunyikan dirinya di sebuah terowongan ata Whiskey 108.