Venezuela selepas Chavez tiada
Merdeka.com - Setelah berkuasa selama 14 tahun Presiden Venezuela Hugo Chavez kemarin akhirnya mangkat. Dia meningggal lantaran penyakit kanker yang dideritanya. Jutaan Rakyat Venezuela berduka. Tak akan ada lagi sosok Chavez yang senang bersiaran di radio, menyanyi, menari, dan membaca puisi di tengah-tengah rakyat Venezuela. Chavez boleh jadi merupakan sosok asal Amerika Latin yang paling dikenal setelah Pemimpin Kuba Fidel Castro.
Yang menjadi pertanyaan besar setelah Chavez meninggal adalah bagaimana kelanjutan Venezuela selepas ditinggal pria berusia 58 tahun itu.
Chavez selama ini dikenal karena kebijakan sosialisnya yang menasionalisasi aset perusahaan-perusahaan besar asing di negeri berpenduduk 29 juta jiwa itu. Gerakan "Chavismo" cukup sukses mempertahankan kekuasaan Chavez dan melanjutkan revolusi sosialis di abad ke-21 ini.
Kantor berita Reuters mencatat setidaknya hampir 14 perusahaan asing berhasil dinasionalisasi dan memberikan keuntungan bagi rakyat negara itu.
Nasionalisasi ini menjadi alasan kuat Chavez lantaran di pemerintahan sebelumnya sangat minim perusahaan asing memberikan kesejahteraan pada Venezuela.
Tak salah jika hasil nasionalisasi perusahaan asing dan kepemilikan pribadi ini Chavez mampu membuat biaya kesehatan, pendidikan, hingga rumah tinggal menjadi sangat murah bagi kaum miskin. Bahkan ada swalayan khusus menyediakan kebutuhan pangan untuk kaum papa dan disubsidi langsung dari pemerintah.
Meninggalnya Chavez mungkin bakal membuat perubahan dalam kebijakan ekonomi dan politik, tergantung dari siapa penggantinya kelak.
Seperti dilaporkan surat kabar the Guardian, Rabu (6/3), sejumlah kalangan menilai, siapa pun pengganti Chavez nanti akan menghadapi sejumlah dilema. Chavez selama ini banyak menghabiskan anggaran negara untuk memutar roda ekonomi dan impor. Namun subsidi, kebijakan, dan ancaman juga melingkupi sektor publik dan sektor swasta.
Ahli ekonomi mengatakan presiden baru kelak harus memotong anggaran belanja negara dan mengatasi turunnya nilai mata uang serta melonjaknya inflasi.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaMahatma Gandhi, lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India, dikenal sebagai pemimpin revolusioner dan arsitek gerakan kemerdekaan India.
Baca SelengkapnyaKediaman salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang tersohor ini sebagai salah satu saksi bisu ketika masa hidupnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei memotret elektabilitas atau tingkat keterpilihan capres dan cawapres empat hari menjelang pencoblosan.
Baca SelengkapnyaPemilu 2004 menjadi pemilihan bersejarah karena untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka.
Baca SelengkapnyaGardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaCalon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membantah sengaja menggunakan istilah tak biasa atau sulit pada debat kedua Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKomunisme lahir sebagai tanggapan terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi pada abad ke-19.
Baca Selengkapnya