Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Misteri Roman Abramovich, Mengapa Dia Mau Jadi Perantara Putin dan Zelenskyy?

Misteri Roman Abramovich, Mengapa Dia Mau Jadi Perantara Putin dan Zelenskyy? roman abramovich. ©Reuters / Dylan Martinez Livepic /File Photo

Merdeka.com - Roman Abramovich, sosok miliuner terkenal asal Rusia pemilik klub sepak bola Inggris, Chelsea, diduga diracun ketika dia menjadi juru runding antara Rusia dan Ukraina.

Kabar itu hampir hanya mungkin terjadi dengan melibatkan Rusia, negara yang yang punya catatan beberapa kali meracuni orang dalam satu dasawarsa terakhir. Terutama terhadap warganya sendiri. Dan mereka selalu menyangkalnya.

Apa yang ada di pikiran Abramovich masih menjadi misteri setelah dalam sebulan terakhir ini Inggris dan Uni Eropa membekukan asetnya, melarang terbang jet pribadinya. Begitu pula alasan mengapa ada orang yang mau meracuninya.

Dilansir dari laman the Sydney Morning Herald, Selasa (29/3), tiga pekan lalu pejabat Ukraina mendekati Abramovich yang diduga adalah lingkaran dekat Kremlin, untuk meminta apakah dia bersedia menjadi penengah atau perantara untuk perdamaian Rusia-Ukraina.

Di saat warga Inggris dan para politisi mengkritik Abramovich karena tidak mengecam invasi Rusia ke Ukraina, Abramovich diam-diam menggunakan posisinya di komunitas bisnis Rusia untuk bernegosiasi dengan kedua pihak.

Mengapa dia mau melakukan ini masih menjadi misteri? Salah satu teori menyimpulkan, ini terkait kepentingannya untuk mempertahankan Vladimir Putin tetap berkuasa karena dia meraih kekayaannya selama ini lantaran dekat dengan Putin.

Abramovich kerap membantah dirinya dekat dengan Putin dan pada Desember tahun lalu dia menang di pengadilan Inggris atas kasus klaim Harper Collins dalam buku Putin's People yang menyebut dia membeli klub Chelsea atas perintah Kremlin. Karena dia menang di pengadilan itu maka Harper Collins harus mencabut kalimat klaim tersebut.

Kekayaan Abramovich diperkirakan mencapai sekitar USD 19 miliar tahun lalu, menurut Forbes, yang diperoleh dari perusahaan minyak dan aset badan usaha negara bekas Uni Soviet. Meski punya kekayaan melimpah, Abramovich pernah menjadi gubernur di Chukotka, wilayah timur Siberia pada 2000-2008.

Pemerintah Inggris mengatakan Abramovich terlibat dalam "mengganggu stabilitas Ukraina dan mengancam kedaulatan dan kemerdekaan negara itu" karena punya hubungan dengan perusahaan baja dan tambang Evraz Plc.

Teori lain mengatakan dia berupaya memulihkan dirinya, jika Putin jatuh. Jika bukan demi negara Barat, maka untuk putrinya, Sofia, 27 tahun, yang selama ini cukup vokal menentang invasi Rusia ke Ukraina. Abramovich, putra dari seorang ibu warga Ukraina, berjanji hasil penjualan Chelsea akan diserahkan untuk korban perang di Ukraina.

Data dari penerbangan publik memperlihatkan jet pribadi Abramovich sudah terbang ke Rusia, Turki, Polandia, dan Israel dalam beberapa pekan terakhir saat dia mengambil peran sebagai pejabat tidak resmi bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dan tampaknya Abramovich sedikit banyak punya pengaruh juga. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dilaporkan meminta Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar tidak menjatuhkan sanksi terhadap Abaramovich seperti yang sudah dilakukan Inggris dan Uni Eropa. Abramovich dan Zelenskyy sebelumnya sudah beberapa kali bertemu.

Sejak jet pribadinya kena sanksi oleh Uni Eropa, Abramovich terbang dengan pesawat Turki.

Rabu lalu salah satu pesawat Turki itu lepas landas dari Bandara Ataturk, Istanbul, melintasi Laut Hitam dan masuk wilayah udara Rusia di atas Kota Sochi. Setelah itu radarnya dimatikan.

Malam itu juga pesawat tersebut berangkat dari Bandara Vnukovo, Moskow, dan kembali ke Istanbul.

Diracun?

Seperti dilaporkan the Times, saat di Moskow, Abramovich bertemu Putin, menyerahkan surat tulisan tangan Zelensky, yang intinya berisi pesan bahwa Ukraina akan mempertimbangkan untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung satu bulan ini. Jawaban Putin sungguh mengejutkan: "Bilang kepadanya, saya akan menghancurkan kalian."

Kembali ke Istanbul, Abramovich bertemu dengan Rustem Umerov, anggota parlemen Ukraina, untuk membahasa pertemuannya dengan Putin. Umerov, mantan pengusaha, adalah perwakilan Kiev dalam perundingan. Meski jawaban Putin seperti itu, kedua orang itu, sepakat untuk tetap berupaya menuju kesepakatan damai.

Kedua orang itu sudah melangsungkan pertemuan beberapa kali di hotel bintang lima di Istanbul, ditemani oleh Ibrahim Kalin, orang dekat kepercayaan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Namun pada sebuah pertemuan di Kiev 3 Maret lalu, delegasi Ukraina bertemu dengan perwakilan Rusia di perbatasan Belarusia kemudian mereka menuju Kiev. Malam itu tiga orang mengalami gejala misterius, termasuk radang pada mata, rasa sakit di mata dan kulit yang mengelupas.

Abramovich dikabarkan sempat tidak bisa melihat sama sekali selama beberapa jam.

Tapi mengapa Abramovich jadi target? Seorang sumber dekat dia mengatakan pihak garis keras di Kremlin tampaknya ingin menyabotase perundingan damai.

Sumber itu mengatakan kepada the Telegraph: "Seseorang di Kremlin merasa dia berkhianat karena ingin mencapai kata damai."

Abramovich dan Umerov mendapat perawatan di Turki dan penglihatan mereka pulih tapi tak satu pun dari mereka sempat memberikan sampel kepada ahli racun jerman. Gejala keracunan yang mereka alami, meski tidak mengancam nyawa, kini sudah membaik.

Seperti banyak orang Rusia lainnya, tak satu pun mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa alasan dari semua ini. Pejabat dari AS dan Ukraina membantah ada upaya peracunan. Pejabat AS malah menyebut mungkin itu gejala aneh gangguan pencernaan. Tapi mereka yang jadi korban berpikir sebaliknya.

Benarkah mereka diracuni? Apa kita yakin mereka diracun?

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Kelam Miliarder Rusia, Anak Yatim Piatu Miskin yang Punya Harta Rp139,5 T
Kisah Kelam Miliarder Rusia, Anak Yatim Piatu Miskin yang Punya Harta Rp139,5 T

Roman Abramovich merupakan salah satu orang terkaya di Rusia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain
Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Ganjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan

Baca Selengkapnya
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin

Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Vladimir Putin Klaim Bahwa Rusia Tinggal Selangkah Lagi untuk Temukan Vaksin Kanker
Vladimir Putin Klaim Bahwa Rusia Tinggal Selangkah Lagi untuk Temukan Vaksin Kanker

Kanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.

Baca Selengkapnya
Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang
Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang

Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Alasan Harga BBM Pertamina Tetap Stabil Meski Harga Minyak Dunia Tinggi
Alasan Harga BBM Pertamina Tetap Stabil Meski Harga Minyak Dunia Tinggi

Pertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Putin Menang Telak di Pilpres Kelima: Raih 87 Persen Suara dan Jadi Pemimpin Rusia Terlama
FOTO: Ekspresi Putin Menang Telak di Pilpres Kelima: Raih 87 Persen Suara dan Jadi Pemimpin Rusia Terlama

Dengan kemenangan ini Putin akan menjadi presiden terlama Rusia melampaui diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.

Baca Selengkapnya