Indonesia prihatin Turki-Rusia bersengketa akibat jatuhnya jet
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia mengikuti dengan seksama peristiwa pesawat Rusia yang jatuh ditembak otoritas Turki. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengatakan Indonesia prihatin atas insiden tersebut.
"Indonesia mengikuti dengan seksama peristiwa pesawat Rusia dengan penuh keprihatinan," seru Tata, sapaan akrabnya, di Kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis (26/11).
Sejauh ini, insiden itu memakan korban dua orang, memicu ketegangan politik kawasan. Pilot Sukhoi,Letkol Oleg Peshkov, tewas ditembak pasukan pemberontak Suriah berdarah Turki di perbukitan Latakia, setelah melontarkan diri dari pesawat. Sedangkan satu tentara Rusia yang hendak mengevakuasi kopilot turut tewas, karena helikopter mereka ditembaki pasukan militan.
Tata melanjutkan, Indonesia mengharapkan insiden ini tidak mengalihkan perhatian negara-negara yang terlibat konflik Suriah untuk fokus memerangi ekstremisme dan tindak terorisme. Untuk diketahui, Rusia yang mengirim pasukan ke Suriah dua bulan lalu, mengklaim terlibat perang demi menyerang markas ISIS yang mengacau sekutu mereka, Presiden Suriah Basyar al-Assad. Demikian pula alasan keterlibatan jet tempur Koalisi Barat seperti Amerika Serikat, Prancis, dibantu Turki.
"Indonesia mengharapkan peristiwa ini tidak mengalihkan perhatian dan fokus masyarakat internasional dalam upaya memerangi terorisme dan ekstrimisme," ungkap Tata.
Jet tempur Rusia ditembak jatuh dua hari lalu oleh otoritas Turki. Turki bersikeras Rusia melanggar batas wilayah mereka selama 17 detik. Lima menit sebelum mengirim F-16, Turki mengklaim sudah memberi 10 kali peringatan pada pilot Sukhoi Su-24 itu tapi tak digubris.
Sebaliknya, Rusia membantah pesawatnya melanggar wilayah udara Turki. Kopilot Sukhoi, Kapten Konstantin Murahtin, menyatakan mereka bertugas normal, memantau basis pemberontak dan ISIS, sebelum tiba-tiba dikejar oleh dua F-16 Turki, lalu ditembak jatuh.
"Tidak ada peringatan atau yang semacamnya," kata Murahtin.
Turki-Rusia kini mengalami ketegangan diplomatik. Pejabat Moskow berulang kali mengeluarkan ancaman balasan pada Turki. Di antaranya adalah larangan bepergian turis ke Turki, penghentian ekspor unggas, hingga pengurangan pasokan gas ke negara bekas Kesultanan Ottoman itu.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaMenurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyerahan tiga alutsista udara ini guna memperkuat pertahanan negara
Baca Selengkapnya446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaSelain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara.
Baca SelengkapnyaSituasi di Gaza, Yaman, Ukraina, dan beberapa bagian dunia lain juga memperburuk krisis air yang terjadi.
Baca SelengkapnyaYordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca SelengkapnyaSaat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca Selengkapnya