2014, tahun apes bagi maskapai Malaysia
Merdeka.com - Tahun ini tiga kali berturut-turut pesawat milik Malaysia menjadi perbincangan publik. Keadaan seperti ini tentu tidak menguntungkan maskapai-maskapai tersebut lantaran adanya ketakutan menggunakan pesawat mereka.Musibah pertama yaitu jatuhnya pesawat MH370 milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines pada 8 Maret 2014 yang menewaskan 239 penumpang dan awak pesawat. Pesawat dengan rute penerbangan Kuala Lumpur-Beijing ini diduga hilang di sekitar Laut China Selatan. Sampai saat ini misteri hilangnya MH370 belum terpecahkan.
Musibah yang kedua menimpa pesawat MH17 milik maskapai yang sama dengan MH370. Kali ini pesawat dengan rute Amsterdam-Kuala Lumpur ini ditembak jatuh oleh rudal yang diduga milik Ukraina saat berada di langit Ukraina pada 17 Juli 2014. Pesawat ini berpenumpang 280 orang dan 15 kru.
Yang terakhir yaitu pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 yang pada hari ini (28/12) mengalami hilang kontak. Pesawat Airbus A320 berpenumpang 155 orang dan 7 awak kapal ini diduga hilang di sekitar Perairan Kalimantan dan Bangka Belitung.Pesawat rute Surabaya-Singapura ini berangkat pukul 05.20 WIB dari Bandara Juanda, Surabaya dan seharusnya tiba di Singapura pukul 08.30 waktu setempat. Hingga saat ini pencarian masih terus dilakukan pemerintah Indonesia, dibantu dengan pemerintah Singapura dan Malaysia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat penembakan tersebut, satu orang penumpang yang mengalami luka ringan.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Maskapai memiliki kebijakan yang bebeda terhadap penumpang yang tertinggal pesawat, ketahuilah hak Anda untuk menerima kompensasi.
Baca SelengkapnyaBiasanya sejumlah maskapai penerbangan menyediakan harga tiket yang lebih murah di hari Jumat.
Baca SelengkapnyaAlasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaMaskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.
Baca SelengkapnyaMengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.
Baca Selengkapnya