Tujuan APRA Adalah untuk Melakukan Pemberontakan, Ini Penjelasannya
Merdeka.com - Tujuan APRA dulunya adalah untuk melakukan pemberontakan terhadap Republik Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi. APRA atau Angkatan Perang Ratu Adil dipimpin oleh kapten KNIL Ramond Westerling.
Dibentuk pada tanggal 23 Januari 1950, kelompok ini awalnya masuk ke kota Bandung dan menyerang orang-orang berseragam TNI. Pada saat itu, Indonesia masi berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang memiliki tentara Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
Tujuan dari pemberontakan tersebut tentu didasari oleh keinginan untuk mempertahankan bentuk federal yang mana pada saat itu APRA berada di negara Pasundan.
Sebab, banyak negara bagian yang mulai membubarkan diri dan bergabung dengan Republik Indonesia untuk membentuk negara kesatuan. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Kamis (7/7/2022).
Latar Belakang Pemberontakan APRA
Ada beberapa hal yang melatar belakangi pemberontakan APRA, seperti:
1. Angkatan Perang Republik Indonesia
Terbentuknya APRA berawal dari APRIS, yaitu Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat. APRIS sendiri memiliki anggota yang terdiri atas gabungan tentara KNIL Belanda dan TNI.
Sebenarnya keadaan tersebut cukup membuat mereka kesulitan, sebab di antara KNIL dengan TNI pernah berseteru ketika peperangan mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia.
Oleh karena itu, lahirlah kaum reaksioner dalam jumlah yang cukup banyak. Mereka adalah elemen-elemen APRIS yang cenderung mendukung federalisme bangsa Indonesia atau kurang suka dengan TNI dan NKRI.
Mereka secara sukarela bergabung dengan Angkatan Perang Ratu Adil yang kemudian juga turut serta dalam pemberontakan APRA untuk mewujudkan Indonesia federal dalam RIS.
2. Hasil Konferensi Meja Bundar
Hasil dari Konferensi Meja Bundar atau yang dikenal dengan nama KMB menjadi salah satu titik awal terjadinya pemberontakan APRA. Sebab, konferensi yang diselenggarakan di Den Haag pada tahun 1949 itu menghasilkan gagasan yang cukup menghebohkan. Yaitu tentang rencana dibubarkannya negara Republik Serikat (RIS). Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa pada saat itu Indonesia masi berbentuk negara serikat yang memiliki tentara Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).Menindaklanjuti berita ini Raymond Westerling berkerjasama dengan Sultan Hamid II untuk mendirikan APRA guna melakukan perlawanan kepada pemerintahan Republik Indonesia. Mereka ingin tetap mempertahankan keberadaan RIS.
3. Kepentingan Belanda
Pemberontakan APRA juga disebabkan karena Belanda ingin menjajah, atau setidaknya menanam kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi mereka di Indonesia. Karena memiliki niat mengeksploitasi sumber daya di Indonesia, Belanda pun ikut menentang rencana perubahan Indonesia menjadi negara kesatuan. Sebab, pihak Belanda tahu bahwa akan sangat sulit mengintervensi secara ekonomi jika Indonesia sudah bersatu menjadi NKRI. Oleh karena itu, Belanda perlu menimbulkan kerusuhan di NKRI dan mempertahankan RIS. 4. Ultimatum WesterlingKetika APRA belum lama terbentuk, Raymond Westerling meminta agar APRA dijadikan sebagai pasukan berstatus resmi. Di samping itu, pihaknya juga menginginkan untuk memegang penuh kekuasaan militer di daerah Pasundan. Namun, permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak pemerintah. Kemudian, para anggotanya pun merencanakan perampasan kekuasaan melalui pemberontakan APRA.
Tujuan Pemberontakan APRA
Seperti yang sudah disebutkan, bahwa tujuan utama dari pemberontakan itu ialah mempertahankan RIS dan menggagalkan rencana perubahan negara kesatuan NKRI. Secara umum, pemberontakan ini memiliki beberapa tujuan yang antara lain:
Pemberontakan APRA terpusat di dua daerah yakni Jakarta dan Bandung. Dua kota itu merupakan kawasan yang sangat penting bagi RIS dan juga bangsa Indonesia pada saat itu.
Kronologi Pemberontakan APRA
Pemberontakan dimulai pada tanggal 23 Januari 1950. Kelompok APRA memulai aksi pemberontakan itu di wilayah Bandung dengan dipimpin oleh dua orang inspektur polisi dari Belanda, yaitu Van Beeklen dan Van der Meula.Pemberontakan ini menggunakan 800 orang serdadu, di mana 300 orang diantaranya adalah bekas anggota KNIL yang dilengkapi dengan persenjataan yang tergolong canggih kala itu. Kerusuhan pun tak terhindarkan sehingga banyak orang tewas pada peristiwa itu. Menyerang Markas Anggota Divisi Siliwangi, personil APRA yang berjumlah lebih dari 100 orang menyerang habis 18 prajurit TNI yang ada di markas. Kemudian, Perdana Menteri RIS, Drs Moh. Hatta memerintahkan beberapa pasukan yang ada di bawah kendali pemerintah untuk berunding dengan Komisariat Tinggi Belanda di Jakarta.
Pemberontakan di Jakarta
Selain di Bandung, APRA juga melancarkan aksinya di Jakarta. Beberapa strategi yang mereka rencanakan diantaranya penyerangan diarahkan ke gedung tempat dilaksanakannya sidang kabinet RIS.Kemudian tentara APRA akan menculik semua menteri, setelah itu orang-orang yang memiliki peran penting di kementerian dibunuh. Tetapi, rencana pemberontakan di Jakarta itu tidak berhasil. Hal ini dikarenakan rencana APRA mampu digagalkan oleh rakyat pribumi, pemerintah RIS, dan tentara APRIS. Karena kegagalan tersebut, maka pihak pemberontak mundur secara perlahan-lahan.Dampak Pemberontakan APRASalah satu dampak langsung yang bisa dirasakan oleh bangsa Indonesia adalah gugurnya banyak tentara Indonesia. Pemberontakan ini juga membuat kondisi keuangan negara menjadi sedikit berantakan, dan mengganggu keamanan rakyat. Namun ada juga dampak positif yang terjadi, yaitu peningkatan dari rasa saling memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia pada saat itu.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaRancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB
Baca SelengkapnyaTerdapat tujuh poin dibahas dan disepakati DPR terkait RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia tak pernah setuju tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
Baca SelengkapnyaAHY, menilai bergabungnya Partai Demokrat kembali ke pemerintahan sebagai bentuk amanah.
Baca SelengkapnyaArgumen kedua Ganjar yang didukung Prabowo adalah soal menata peran institusi pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaDPR RI dan pemerintah menyepakati Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) dibawa ke Rapat Paripurna untuk disahkan.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJPPR menemukan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu.
Baca Selengkapnya