Waskita Karya Siap Terbitkan Global Bond Senilai Rp3 Triliun
Merdeka.com - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menerbitkan surat utang atau obligasi (global bond) senilai USD 210 juta atau maksimal Rp3 triliun, dengan tenor 7 hingga 10 tahun. Dana segar ini akan digunakan Waskita untuk refinancing.
Director of Finance PT Waskita Karya, Haris Gunawan, menjelaskan opsi global bond akan tetap melihat perkembangan pasar. Adapun untuk emisi (underwriter), saat ini masih dalam pembahasan. "Kami mengikuti pemerintah dengan floating rate plus spread dan tetap tergantung situasi capital market," ujar Haris, di Jakarta, Senin (5/8).
Ditegaskan Haris, penerbitan obligasi sambil mencari risiko yang paling rendah, terutama dari sisi cost. Juga dengan melihat faktor tenor, underlying dan lain-lain. Dalam mencari dana, Waskita juga mempertimbangkan beberapa skema lain di luar obligasi.
Pada semester II, Waskita juga akan melakukan divestasi saham pada dua ruas tol yang dikelola. Saat ini sedang proses penawaran dengan perusahaan dalam dan luar negeri dan ditargetkan rampung pada semester dua tahun 2019.
Sementara dari sisi kinerja, perusahaan memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp8,18 triliun pada semester satu tahun 2019, meningkat dibanding pada periode sama sebesar Rp7,65 triliun.
Perolehan kontrak baru tersebut ditopang oleh perolehan sejumlah proyek besar, antara lain Bandara Juanda di Jawa Timur Rp623 miliar, Masjid Istiqlal di DKI Jakarta Rp423 miliar, Bandara Hasanudin di Sulawesi Selatan Rp422 miliar, Jalan Tol Becakayu (A. Yani) di Jawa Barat senilai Rp773 miliar, Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar di Lampung senilai Rp343 miliar dan Revitalisasi Gedung Olahraga Pelajar Ragunan di DKI Jakarta senilai Rp381 miliar.
Waskita juga menargetkan penerimaan arus kas masuk pada tahun 2019 sebesar Rp40 triliun termasuk didalamnya dari proyek turnkey yang penyelesaian proyeknya di triwulan dua dan triwulan IV 2019 sebesar Rp26,85 triliun.
Dengan realisasi sampai semester satu sebesar Rp7,49 triliun yang diperoleh dari beberapa pembayaran proyek tol. Di antaranya proyek Tol Cisumdawu, proyek Tol Pemalang - Batang Paket 4 dan proyek Tol Bakauheni - Terbanggi Besar.
Adapun proyek turnkey yang ditargetkan selesai tahun ini di antaranya Pematang Panggang – Kayu Agung, Kayu Agung – Palembang – Betung, Japek II Elevated, dan Kunciran – Parigi. Waskita juga baru menerima pembayaran Rp259 miliar dari proyek LRT dan Rp873 miliar dari proyek tol Salatiga Kertasura.
"Waskita mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp14,80 miliar pada semester I tahun 2019 dan laba bersih tercatat Rp1,01 triliun, dengan net margin 6,85 persen," kata Haris.
Selanjutnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam upaya melakukan reorientasi dalam menjalankan proses bisnisnya dengan menghadirkan revolusi digital 4.0., saat ini tengah merancang dan mengimplementasikan Waskita Integrated Digital Enterprises (WIDE).
Melalui WIDE diharapkan systems, application, and product (SAP) di Waskita Karya akan dapat berkontribusi pada peningkatan sinergi, konsolidasi, efektivitas, serta mendukung optimalisasi dan efektivitas proses bisnis dengan selalu mengoptimalkan nilai tambah bagi seluruh stakeholder.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waskita turut mendukung pemerintah dalam menarik lebih banyak investasi baik dari pemerintah itu sendiri dan juga swasta.
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sampai dengan bulan November sebesar Rp14,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRestrukturisasi utang ini rangkaian proses restrukturisasi Waskita Karya secara menyeluruh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Yano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Baca SelengkapnyaJumlah aset peralatan yang dimiliki WSBP saat ini dapat menjadi peluang untuk meningkatkan perolehan pendapatan perusahaan di semester II-2023.
Baca SelengkapnyaPWRI menyebut keterlibatan H pada kasus investasi bodong ini sama sekali tidak ada sangkut paut dengan mereka.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca Selengkapnya